
Ada seorang anak gadis remaja, hatinya senang sekali karena hari Sabtu besok dia bersama kawannya Ester sudah janji akan pergi nonton bioskop untuk lihat film yang mereka sukai. Ketika dia mau pergi keesokkan harinya, dia minta izin kepada ayahnya. Kemudian ayahnya bertanya kepadanya : Kamu mau pergi dengan siapa? Teman lelaki atau perempuan? Mau nonton film apa? sampai jam berapa perginya? Apakah orang tua kawanmu sudah mengizinkannya? Dan banyak pertanyaan lain lagi. Hal ini membuat si gadis remaja ini menjadi tersinggung marah dan dia berkata kepada ayahnya : Kenapa ayah banyak bertanya? Apakah ayah tidak percaya lagi kepada saya? Saya kan sudah dewasa, seharusnya ayah tidak perlu turut campur lagi dalam urusan saya. Mendengar itu, ayahnya menjadi marah dan berkata kepadanya : Kenapa kamu harus marah kepada ayah dan berkata-kata dengan nada yang tinggi seperti itu. Ayah kan kuatir dan ingin memastikan kamu supaya kamu aman, selamat dan baik-baik saja. Sekarang ayah putuskan kamu tidak boleh pergi selama Sabtu dan Minggu ini. Hubungan si gadis remaja tadi dengan ayahnya menjadi retak dan akan berlangsung lama sekali mungkin bertahun-tahun, sebelum hubungan antara ayah dan anak itu bisa pulih kembali. Karena masing-masing telah mengalami kekecewaan dan sakit hati. Disini peran si ayah adalah "Penguasa" yaitu sebagai kepala rumah tangga. Kalau saja si gadis remaja itu menjawabnya dengan "sabar dan dengan kata-kata yang lemah lembut", pasti hasilnya akan berbeda dan dan ayahnya akan dapat ia yakinkan dan ayahnya akan mengizinkan dia untuk pergi nonton pada hari Sabtu itu bersama Ester.
Hubungan kita dengan orang tua bisa saja seperti itu. Kita diminta oleh TUHAN untuk "bersikap sabar dan lemah lembut" terhadap orang tua sebagai Penguasa Rumah Tangga yaitu Kepala Keluarga. Dengan "sikap yang sabar dan lemah lembut", kita sebagai anaknya akan bisa bergaul dan membangun suatu hubungan yang erat dengan orang tua kita, dan kitapun akan bisa menghormati mereka sesuai firman TUHAN. Kalau tidak demikian, maka kita sebagai anak akan membentuk suatu jarak atau suatu tembok pemisah dengan orang tua kita, sehingga tidak akan dapat bergaul erat dengan mereka, apalagi menghormatinya.
Doa kami:
Tolonglah kami ya TUHAN Yesus supaya kami dapat bersikap sabar dan lemah lembut terhadap orang tua kami, sehingga kami dapat bergaul erat dengan mereka dan dengan demikian kami bisa menghormati mereka sesuai perintahMu. Amin
Hubungan kita dengan orang tua bisa saja seperti itu. Kita diminta oleh TUHAN untuk "bersikap sabar dan lemah lembut" terhadap orang tua sebagai Penguasa Rumah Tangga yaitu Kepala Keluarga. Dengan "sikap yang sabar dan lemah lembut", kita sebagai anaknya akan bisa bergaul dan membangun suatu hubungan yang erat dengan orang tua kita, dan kitapun akan bisa menghormati mereka sesuai firman TUHAN. Kalau tidak demikian, maka kita sebagai anak akan membentuk suatu jarak atau suatu tembok pemisah dengan orang tua kita, sehingga tidak akan dapat bergaul erat dengan mereka, apalagi menghormatinya.
Doa kami:
Tolonglah kami ya TUHAN Yesus supaya kami dapat bersikap sabar dan lemah lembut terhadap orang tua kami, sehingga kami dapat bergaul erat dengan mereka dan dengan demikian kami bisa menghormati mereka sesuai perintahMu. Amin
Watak orang Kristen adalah sabar dan penuh kasih.SEmua dapat dikalahkan oleh kasih.