“Janganlah kita jemu-jemu
berbuat baik, karena apabila sudah waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah”. (Galatia 6:9)
Siapa bilang bahwa
“perbuatan baik & perbutan jahat” tidak ada akibatnya atau ganjarannnya
atau upahnya? Hanya karena waktunya belum datang saja, maka apa yang kita tanam
dalam berbuat baik atau berbuat jahat itu belum berbuah.
Berikut ini adalah
salah satu kesaksian betapa pentingnya memupuk kebaikkan atau banyak melakukan
perbuatan yg baik. Dan ketika suatu perbuatan baik itu dilakukan, maka itulah
waktu yg baik, upah/berkat yg mulia dan hari yg baik.
Konon, ada sebuah
kisah yg amat menggugah hati terjadi di propinsi Ciang Si, Kota Nan Chang, pada
tahun 1938 bertepatan masa peperangan yg pada saat itu Presiden Ciang Kai Sek
menjabat sebagai komandan laskar di Nan Chang. Dan saat waktu luang, ada banyak
tentara yg pergi berbelanja keperluan se-hari-hari. Ketika itu mata uang yg di
gunakan adalah Yen.
Suatu hari ada
seorang nenek menangis ter-isak-isak di sebuah jalan, rupanya ada seseorang
telah membeli banyak sekali dagangannya dengan kepingan uang Yen palsu.
Kebetulan saat itu lewat seorang tentara yg baru mendapat gajian &
berbelanja di sekitar jalan itu. Ketika dia melihat sang nenek yg sangat sedih
itu, dia berkata: "Tidak usah sedih Nek, gaji saya cukup. Tukarkan sasja
uang palsumu itu kepada saya sebagai kenang-kenangan. Semoga itu dapat
mencukupkan kebutuhan dan nenek dan sisanya untuk menjadi modal usaha nenek
kelak..."
Jawab nenek itu :
"Mana boleh demikian? Dan mana mungkin saya menerima, sementara kamu yg
mengorbankan uangmu”. Namun karena tidak tega menolak ketulusan tentara itu,
akhirnya nenek menerima juga dengan ucapan terima kasih yg mendalam.
Selang beberapa bulan
kemudian, si tentara itu berdinas kembali ke kota Nan Chang & mencari nenek
yg malang itu. Dia berkata kepada nenek itu bahwa kepingan Yen palsu itu telah
menyelamatkan nyawanya. Ketika dia berada di barisan depan dalam medan
pertempuran, tiba-tiba ada sebuah peluru menghantam dadanya.
Ketika itu si tentara
berpikir : Tamatlah sudah kali ini, hingga akhirnya dia pingsan karena
ketakutan. Namun ketika dia sadar dan membuka matanya dan meraba dadanya
ternyata tidak ada darah sedikitpun. Dan waktu dia sadar lalu menyentuh
kepingan logam yg berada di kantong kirinya, ternyata kepingan uang Yen palsu
itu sudah cekung oleh peluru.
Jadi sesuai dg nas
tersebut diatas, janganlah kita jemu-jemu atau bosan-bosan berbuat baik
terhadap para anggota keluarga kita, teman kita, dan sesama kita. Karena
apabila sudah tiba waktunya kita pasti akan menuai buahnya atau ganjarannya
atau upahnya dari perbuatan baik kita itu. Dan itu hanya dapat terjadi, jikalau
kita tidak menjadi lemah atau bosan atau jemu berbuat baik.
Semoga bermanfaat dan
selamat beraktivitas sambil tidak jemu jemu berbuat baik dalam kehidupan kita
sehari-hari antara lain : dalam bekerja, dalam berusaha dalam bergaul, dalam
beribadah kepada Tuhan & memberikan persembahan di gereja......dan lain
sebagainya. Tuhan memberkati kita semua ! Renungan hari ini disampaikan oleh
salah seorang saudari kita seiman, kawan sekerja Allah yg tinggal jauh di negri
Amerika Serikat.
Doa kami:
Tuhan Yesus,
mampukanlah kami ya Tuhan, agar dapat senantiasa hidup dg tidak jemu-jemu
berbuat kebaikkan bagi sesama kami. Amin