“Buatlah kami
bersukacita seimbang dg hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dg tahun-tahun
kami mengalami celaka”. (Mazmur 90:15)
Setiap manusia yang
masih hidup didalam dunia ini memiliki sederetan kebutuhan. Kebutuhan manusia
itu sangat kompleks sifatnya. Tapi kalau kita membaca berbagai literatur, maka
kita akan mendapatkan suatu gambaran bahwa kebutuhan manusia secara umum adalah
menyangkut : Kebutuhan jasmani/materi dan kebutuhan rohani/spiritual, termasuk bekerja,
berusaha, bergembira, berdukacita, bersosialisi/berkomunikasi dg sesama dan
juga dg Tuhan.
Dalam menjalani
kehidupannya sehari-hari, setiap manusia memiliki situasi dan pemahaman yang
berbeda dalam hal menentukan skala prioritas kebutuhan. Ada yg lebih
mementingkan kebutuhan jasmani atau
kehidupan duniawi saja. Tetapi ada juga yg lebih mementingkan kehidupan
spiritual atau kehidupan rohani saja dll. Dan untuk semuanya itu, mereka diberi
kekebasan oleh Tuhan untuk menentukan kebutuhan mana yang prioritas.
Ada seorang yang terlalu
memprioritaskan hal-hal jasmani/materi atau duniawi saja, sehingga hidupnya
berkelimpahan dan sangat sehat dll. Tetapi ketika dia sudah lanjut sekali
usianya, dia ternyata tidak bisa menikmati hidupnya itu, dia berdoa kepada
Tuhan, minta/ingin mati saja. Kenapa demikian? Sebab semua sahabat-sahabatnya,
anak-anaknya dan beberapa cucunya juga sudah mati. Yang masih ada hanya buyut-buyutnya
saja yg tidak atau kurang mengenalnya. Dia ditinggalkan di panti jompo kesepian,
sendirian dan tidak ada lagi kesukaan dalam hidupnya. Sekarang dia sangat menyesal bahwa dia telah menjalani
hidup yg terlalu sehat. Mengapa dia dahulu selalu diet dg ketat dan tidak
memakan makanan yg dia sangat sukai misalnya, ice cream, pizza atau makanan yg
lezat lainnya, meskipun mengandung banyak lemak, gula dll yg dapat membuat
tubuhnya menjadi gemuk dan tidak sehat. Akibatnya dia tidak bisa mengucap syukur
atas umur panjang yg Tuhan berikan kepadanya. Itulah kesaksian dari seorang
wanita Kristen sudah berusia 110 th lebih, yg tinggal di suatu panti jompo di Amerika.
Tetapi sebaliknya ada
juga yg hidupnya terlalu rohani/spritiual, tidak mementingkan kehidupan duniawi
dan mengasingkan diri di biara. Untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari, dia hidup
hari demi hari saja, tidak mau bersosialisi & bergaul dg masyarakat
sekelilingnya, mengabaikan pekerjaan dan tanggung jawabnya, juga tidak
berkumpul & bergaul dg anak-anaknya, cucu-cunya dan sahabat-sahabatnya. Sampai-sampai ketika istrinya atau anaknya matipun dia tidak mau menghadirinya. Maka akibatnya juga serupa dg wanita tersebut diatas, dia juga akan merasa kesepian
dan tidak lagi kesukaan lagi dalam hidupnya.
Jadi, seperti yg
telah dihikmatkan Tuhan kepada Musa yg menulis kitab Mazmut 90:1 bagi semua kita
umatNya, bahwa “Yang perlu kita minta kepada Tuhan adalah, agar Tuhan memberikan
kepada kita sukacita, seimbang dg hari-hari Tuhan menindas kita, seimbang dg
tahun-tahun kita mengalami celaka”. (Mazmur 90:15) Agar dengan demikian nampaklah/nyatalah pekerjaan
& kemuliaan Tuhan bagi semua kita umatNya. Dan juga agar nampak/nyata kemurahan
Tuhan menaungi kita, dan juga agar nampak/nyata bahwa Tuhan berkenan atas
pekerjaan yg kita lakukan dalam hidup kita ini. (Mazmur 90:16-17)
Jadi idealnya, adalah
hiduplah seimbang secara jasmani maupun rohani. Janganlah hidup terlalu
jasmani/duniawi sampai kita meninggalkan atau melupakan Tuhan, supaya hari
Tuhan jangan dg tiba-tiba jatuh atas diri kita dan mendadak kita mati binasa.
(Lukas 21:34) Sebaliknya juga janganlah hidup terlalu rohani sampai kita
mengabaikan segala kewajiban kita dan tanggung jawab kita sehari-hari. Sebab
Tuhan juga akan membawa setiap perbuatan kita yg tidak bertanggung jawab kepada
keluarga, saudara & sesama, ke pengadilan yg berlaku atas segala sesuatu yg
tersembunyi, entah itu baik , entah itu jahat. Yang terutama perlu kita
perhatikan dalam menjalani hidup yg seimbang di dunia ini, adalah takutlah akan
Tuhan dan selalu berpegang pada firmanNya & perintahNya !
(Pengkhotbah 12:13-14)
Doa kami:
Tuhan Yesus, ajarlah kami
ya Tuhan menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yg
bijaksana dalam menjalani hidup kami. Amin