"Lagipula orang tidak menyalakan pelita
lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di sorga". (Matius 5:15-16)
Dari nas firman Tuhan
tsb diatas, sebagai umat Tuhan & murid Tuhan, kita tahu bahwa dalam hidup
ini menjadi berhasil & sukses saja tidaklah cukup! Tetapi kita perlu juga
menjadi “berarti “!
Dengan demikian, menjadi “orang yg berarti” adalah lebih daripada “orang yg berhasil & sukses”. Menjadi “berarti” bagi kita sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, artinya keberadaan kita itu “penting atau berguna” bagi orang-orang sekitar lingkungan kita, pekerjaan/usaha kita, keluarga kita, sekolah kita...dll.
Seandainya kita yg
berhasil & jadi sukses dalam karir, usaha kita atau studi kita, tetapi kita
bukannya menjadi orang yg suka berbuat baik/menolong orang-orang sekitar kita,
teman-teman kita di sekolah, karyawan kita....dll, sebaliknya kita jadi semakin
cinta uang, pelit, egois, mementingkan diri sendiri, sombong, iri....dll; maka
kita umatNya tidak menjadi “terang” seperti yg dikatakan Tuhan Yesus !
Dalam hal yg
demikian, maka sebagai umat Tuhan, kita ini tidak ada bedanya dg orang-orang
duniawi lainnya, yg juga berhasil, kaya raya dan sukses.
Dalam perumpamaan
mengenai terang, sinar terang dari lilin itu berguna ketika diletakkan diatas
dudukan lilin atas meja, bukan di kolong meja. Kalau lilin itu diletakkan
diatas meja, maka terang dari sinar lilin itu dapat berguna bagi kita &
orang-orang disekeliling kita, sehingga bisa membaca, bisa saling melihat
sesama wajah orang-orang yg berada dekat kita.....dll. Sebaliknya kalau lilin
itu diletakkan di kolong meja, maka terang dari sinar lilin itu akan sedikit
sekali atau sangat terbatas gunanya bagi kita maupun orang-orang disekitar
kita.
Jikalau keberadaan
kita “berarti” bagi sesama kita, artinya keberadaan kita itu membuat orang lain
senang & terbantu dengan kehadiran kita. Kesuksesan atau materi,
kepandaian, kekuatan dan waktu yang ada pada kita, bukan hanya digunakan utk
diri kita sendiri, tetapi juga digunakan untuk berbuat baik & menolong
sesama kita yg membutuhkan.
Selain itu, menjadi
“berarti” juga adalah menjadi “sesuatu yang berbeda”. Dan itu juga adalah suatu
hal yang telah diajarkan Yesus kepada kita umatNya/murid-muridNya. Ketika
orang-orang duniawi sibuk mau jadi yang nomor satu, atau mau jadi
pemimpin/direktur, mereka ingin menjadi orang yg dihormati, dipuji-puji, dan
dilayani oleh para bawahannya, serta menjadi seenaknya & sombong dalam
sikap & perkataannya.
Tetapi Yesus berkata
kepada kita umatNya & muridNya : Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan
yg terbesar/paling senior diantara kamu hendaklah menjadi sebagai yg paling muda, dan
pemimpin sebagai pelayan. (Lukaa 22:26) Supaya dengan demikian, kita jadi
rendah hati, lemah lembut, mau menghormati & melayani sesama seperti diri
kita sendiri. Seperti telah dicontohkan oleh Yesus yg mau membasuh kaki dari
para muridNya, padahal Ia adalah seorang guru & Tuhan. (Yohanes 13:4-17)
Dengan menjadi
“berarti”, maka sesama kita yg melihat semua perbuatan baik kita umatNya
& muridNya, mereka akan memuliakan Tuhan Allah Bapa kita di sorga. Dan
dilain pihak, kita yg melakukan firman Tuhan ini, akan menjadi berbahagia
karenanya.
Pertanyaannya apakah
kita umatNya dan juga murid-muridNya, mau hidup kita menjadi “berarti” bagi
Yesus Kristus, Tuhan, Allah dan Bapa kita dan juga bagi sesama kita ?
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami mau
agar hidup kami menjadi berarti bagiMu ya Tuhan, Allah dan Bapa kami. Amin