“Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang
dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yg terletak diatas gunung
tidak mugkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya dibawah gantang, melainkan diatas kaki dian sehingga menerangi
semua orang dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya didepan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yg baik dan memuliakan Bapamu yg di sorga”.
(Matius 5:13-16)
Nas firman Tuhan
Yesus Kristus diatas ini sudah banyak diulas dalam berbagai renungan. Tetapi
ada baiknya kita renungkan lagi untuk mengingatnya kembali, karena ini berkaitan dg penilaian kualitas salah satu aspek pengenalan kita akan Tuhan Yesus. Firman Tuhan ini
disampaikan pada saat itu kepada bangsa keturunan Yakub/Israel, dan bukan
kepada orang lain atau bangsa lain yg tidak percaya kepada Tuhan sesuai kitab
suci. Tetapi sekarang disampaikan juga bagi kita semua pengikut Tuhan yg
mendengarnya dari pemberitaan para rasul dan murid-muridNya.
Garam salah satu ciri
& kegunaanya yg penting adalah untuk mengasinkan atau memberi rasa kepada
sesuatu yg lain, misalnya sayur-sayuran aatau makanan lainnya. Sedangkan
terang, cirinya adalah sesuatu yg bercahaya adalah untuk untuk yg menghalau
kegelapan yg berada disekitarnya.
Yesus memberi telah
memberi contoh kepada kita bahwa meskipun Dia adalah Anak Allah yg maha suci yg
dipenuhi Roh Kudus, tetapi Tuhan sudah memberi teladan kepada kita umatNya
bahwa Ia mau bergaul dg orang berdosa dan najis, antara lain, pemungut cukai, orang-orang
sakit kusta, pezinah, orang-orang yg masih hidup dalam dosa; supaya setiap
orang yg percaya kepadaNya, jangan tinggal dalam kegelapan lagi. (Yohanes
12:14)
Kalau garam yg asin
dicampurkan ke garam yg asin juga, maka garam itu tidak ada manfaatnya. Ataupun
sebaliknya garam yg asin itu sudah menjadi tawar, maka dia tidak bisa diasinkan
lagi, dan garam itu sudah tidak ada gunanya lagi, selain dibuang dan diinjak
orang. Demikian juga kalau “terang” sudah tidak memancarkan cahaya lagi, maka
terang itu sudah tidak ada gunanya lagi, selain dibuang ketempat sampah untuk
di daur ulang selanjutnya bila memungkinkan.
Yesus meminta kita
untuk menjadi garam dan terang itu, itu berarti kita mesti menjadi pribadi yg
berguna dan bermakna bagi orang lain & terutama bagi saudara kita seiman
dalam Tuhan. Disini dia memberikan suatu gambaran baru tentang bagaimana
mengikut Tuhan. Menjadi pengikut Tuhan bukanlah dg cara menumpuk kesalehan atau
kesucian diri kita saja, tetapi menerapkan bagaimana terang Kristus yg bersinar
di hati kita, dapat terpancar keluar dari hidup kita dan bisa dilihat dan
dirasakan oleh sesama/saudara kita seiman.
Contohnya: Kita hidup
setiap hari berusaha saleh dan benar, kesukaannya adalah berdoa, berpuasa,
beribadah dan hidup menuruti firmanNya; tetapi sayangnya seperti orang Farisi
(Matius 23:23), kita tidak suka mengamalkan kesalehan kita ini, dengan menolong
sesama, saudara kita seiman yg membutuhkan, dg alasan uang kita sudah habis
dipakai utk memberi perpuluhan dan persembahan di gereja dan untuk kebutuhan biaya
rumah tangga sehari hari. Atau kita juga malas membantu sesama saudara kita
seiman yg tidak kita sukai karena mereka pernah bersalah kepada kita. Atau juga
karena kita sedang sibuk, capek dan tidak ada waktu untuk menjenguk atau
menolong mereka yg sakit atau mendoakan mereka yg lemah dan menderita. Atau demikian juga ketika kita merasa bahwa diri kita lebih rohani dan lebih saleh daripada sesama saudara kita seiman yg jarang beribadah ke gereja atau jarang baca Alkitab....dll. Dan silahkan baca contoh lainnya yg ada dalam kitab 1 Yohanes 3:16:17.
Sebagai garam dunia, disini kita juga tidak menggambarkan ciri & karakter Yesus, yg penyayang, pengasih & berlimpah kasih & setiaNya, panjang sabar, mengampuni dosa, pelanggaran & kesalahan; sebab Tuhan ingin agar setiap orang datang dan percaya kepadaNya dan bertobat atas segala dosa-dosanya masing-masing. Kita belum menggambarkan ciri & karakternya Tuhan, karena kita masih menyimpan dendam atau sakit hati dan tidak bisa memaafkan/mengampuni.
Sebagai garam dunia, disini kita juga tidak menggambarkan ciri & karakter Yesus, yg penyayang, pengasih & berlimpah kasih & setiaNya, panjang sabar, mengampuni dosa, pelanggaran & kesalahan; sebab Tuhan ingin agar setiap orang datang dan percaya kepadaNya dan bertobat atas segala dosa-dosanya masing-masing. Kita belum menggambarkan ciri & karakternya Tuhan, karena kita masih menyimpan dendam atau sakit hati dan tidak bisa memaafkan/mengampuni.
Doa kami:
Tuhan Yesus,
mampukanlah kami agar dapat sungguh menjadi terang dan garam dunia, bagi
kemuliaan namaMu dan banyak jiwa-jiwa yg dapat diselamatkan Engkau. Amin