“Tiga
bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan
Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya”. (2 Samuel 6:11)
Sebagai orang yg percaya
kepada Tuhan, dalam hidup ini kita tentunya ingin agar selalu diberkati Tuhan.
Semboyan-nya atau Motto-nya : “Muda berjaya, tua bahagia dan kaya raya”.
Idealnya kalimat itu mungkin menjadi mimpi bagi kebanyakan orang, termasuk kita
sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan. Ketika masa pensiun datang, maka itulah saatnya bagi kita untuk
berhitung ulang terhadap gaya hidup. Maklum, penghasilan tetap yang tidak ada
lagi tiap bulannya, akan memaksa kita untuk mengubah pola konsumsi. Bila tidak
demikian, harta kekayaan yang sudah dikumpulkan oleh kita akan menguap dengan
cepat. Bisa-bisa justru mengalami kebangkrutan di usia yang sudah tidak
produktip lagi. Tentu hampir tidak ada orang yg menginginkan mengalami hal
seperti demikian. Tetapi kita ingin agar kita dan seisi rumah kita diberkati Tuhan
senantiasa, maka untuk itu kita perlu mengikuti teladan yg telah dilakukan oleh
Obed-Edom, orang Gat seperti ditulis dalam kitab 2 Samuel 6:11 diatas.
“Memberkati” dalam nas
tersebut dalam kitab 2 Samuel 6:11 dan “menyembah” dalam kitab 2 Tawarikh 6:13
dipakai kata yg sama dalam bahasa aslinya, yakni ditulis “Barak”, yg berarti
berlutut, sujud menyembah, memberkati & memuji, meminta berkat.
Rupanya ada suatu kaitan
yg erat antara “dengan sukarela berlutut sujud menyembah, memuji dan berdoa
kepada Tuhan” dengan “menerima berkat dari Tuhan”. Dalam kitab 2 Tawarikh 6:13,
7:1-18 dijelaskan: Bahwa ketika Salomo dengan sukarela berlutut sujud menyembah
Tuhan dan berdoa dihadapan pertemuan seluruh orang keturunan Yakub/Israel; maka
setelah dia selesai berdoa, kemuliaan Tuhan turun memenuhi rumah itu. Dan
kemudian Tuhan-pun memberkati Salomo & keluarganya dg kebaikkanNya,
termasuk juga kepada orang keturunan Yakub/Israel, umatNya.
Tetapi ketika Daud tidak
mau/tidak bersedia membawa tabut Tuhan ke tempatnya, karena kejadian Uza yg
mendapat murka Tuhan & binasa, pada saat dia mengulurkan tangannya &
memegang tabut Allah; Daud jadi marah & takut kepada Tuhan dan tidak mau
membawa tabut Tuhan ketempatnya di Yerusalem (2 Samuel 6:3-9), lalu dia
menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat.
Tetapi ternyata Obed-Edom
yg bersedia dg sukacita dan rela menerima tabut Tuhan diam di rumahnya. Dan
dengan suka rela dia berlutut, sujud menyembah Tuhan, memuji dan berdoa kepada
Tuhan. Serta membawa korban persembahan serta melayani Tuhan setiap hari. Maka
selama tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu ada di rumah Obed-Edom, kemuliaan
Tuhan selalu hadir memenuhi rumahnya dan seisi rumahnya dan memberkatinya dg
kebajikkan dan kemurahanNya.
Itulah sebabnya oleh
hikmat Tuhan, penulis dalam kitab Mazmur 95:6 mengajak semua kita umatNya, agar
kita rajin beribadah kepada Tuhan dan setiap hari dengan suka rela berlutut
sujud menyembah Tuhan, memuji dan berdoa kepada Tuhan yg menjadikan kita semua.
Maka Tuhan pun akan senantiasa memberkati kita dg segala kebajikkanNya dan
kemurahanNya. (Mazmur 95:1-7)
Jadi, sebagai orang yg
percaya kepada Tuhan, kalau kita malas beribadah kepada Tuhan dan malas untuk setiap
hari sujud menyembah Tuhan, memuji dan berdoa kepada Tuhan; maka tentunya
berkat Tuhanpun tidak akan datang kepada kita. Tetapi kalau sekarang kita mau
rajin beribadah kepada Tuhan dan setiap hari dengan suka rela berlutut sujud
menyembah Tuhan, memuji dan berdoa kepada Tuhan yg menjadikan kita semua; maka
kemuliaan Tuhan pun pasti akan hadir memenuhi rumah kita senantiasa dan dengan
sendirinya, berkat Tuhan-pun akan selalu mengalir memenuhi kita & seisi
rumah kita dg segala kebajikkanNya dan kemurahanNya.
Lakukanlah itu dg hati yg tenang & gembira, maka semua yg setiap hari kita lakukan itu bagi Tuhan, akan terasa menjadi ringan dan mudah. Bukankah demikian juga setiap kali kalau kita mau pergi keluar kota, misalnya ke Bandung atau Jawa Tengah dll, untuk menjenguk orang tua kita yg tinggal disana, sebelumnya kita harus melakukan berbagai persiapan untuk keberangkatan kita kesana? Misalnya membeli oleh-oleh bagi mereka, menyiapkan kendaraan agar dalam keadaan yg prima dan siap untuk keluar kota, dan juga mempersiapkan segala sesuatunya yg kita perlukan selama perjalanan tsb kesana. Terasa merepotkan, karena ada banyak hal-hal dan tektek bengek yg harus kita siapkan sebelumnya. Tetapi kalau kita lakukan semuanya itu dg hati yg tenang dan gembira, maka semua itu akan terasa menjadi ringan dan mudah.
Lakukanlah itu dg hati yg tenang & gembira, maka semua yg setiap hari kita lakukan itu bagi Tuhan, akan terasa menjadi ringan dan mudah. Bukankah demikian juga setiap kali kalau kita mau pergi keluar kota, misalnya ke Bandung atau Jawa Tengah dll, untuk menjenguk orang tua kita yg tinggal disana, sebelumnya kita harus melakukan berbagai persiapan untuk keberangkatan kita kesana? Misalnya membeli oleh-oleh bagi mereka, menyiapkan kendaraan agar dalam keadaan yg prima dan siap untuk keluar kota, dan juga mempersiapkan segala sesuatunya yg kita perlukan selama perjalanan tsb kesana. Terasa merepotkan, karena ada banyak hal-hal dan tektek bengek yg harus kita siapkan sebelumnya. Tetapi kalau kita lakukan semuanya itu dg hati yg tenang dan gembira, maka semua itu akan terasa menjadi ringan dan mudah.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah
agar kami mampu setiap hari dengan suka rela berlutut sujud menyembah Tuhan,
memuji dan berdoa kepadaMu ya Tuhan yg menjadikan kami. Amin