“Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya : Guru, apakah yg harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yg kekal”. (Lukas 10:25)
Ada suatu kisah yg ditayangkan dalam suatu acara Solusi yg ditayangkan dalam siaran TV Malakoot Shine, yg mengisahkan tentang seorang yg percaya kepada Tuhan. Dia adalah seorang pedagang barang-barang kelontong memakai gerobak dorong sambil berkeliling membawa anak perempuannya yg berumur sekitar 4 th, karena istrinya sudah meninggal karena sakit. Penghasilannya hanya pas-pas-an saja, untuk ongkos hidup nya dan akan perempuannya.
Pedagang ini kesukaannya
adalah menolong orang lain dan perduli terhadap sesamanya yg sedang kesusahan
& membutuhkan. Setiap kali ada orang yg kesusahan didepan gerobak dorongnya
dia mencoba membantu mereka dg tukus, tanpa upah atau pamrih apapun. Misalnya :
Ketika ada seseorang yg sedang mendorong motornya, karena mogok, lewat didepan
gerobak dorongnya. Karena pedagang mungkin pernah bekerja disuatu bengkel motor
lalu dia menghampiri orang yg motornya mogok itu. Lalu menanyakan mengapa
motornya mogok ? Setelah dia mengetahui kerusakannya, lalu dia membantu orang
itu untuk membantu memperbaikinya dg gratis & gembira, dan motor itu bisa
jalan lagi.
Demikian juga ketika dia
melihat ada seorang nenek tua renta yg sedang
kesusahan berjalan kaki pulang kerumahnya, lewat didepan gerobaknya, sebab nenek itu tidak punya uang untuk bayar ongkos
bajaj nya. Lalu pedagang gerobak ini turun tangan menolong ibu tua ini dg memanggilkan
bajaj dan membayarkan ongkos bajajnya dg uangnya untuk ibu itu pulang
kerumahnya. Dan ada banyak hal-hal demikian lagi yg dilakukan oleh pedagang
gerobak itu setiap harinya, dan perbuatannya ini selalu diperhatikan oleh anak
perempuannya yg duduk di bangku kayu dekat gerobak.
Lalu anak ini bertanya
kepada bapanya: Mengapa bapa sangat
perduli terhadap orang lain yg sedang
kesusahan & membutuhkan pertolongan ? Padahal bukankah bapa tidak mengenalnya dan juga bukankah
hidup bapa sendiri juga susah dan pas-pas-an saja.
Lalu jawabnya kepada anak
perempuannya itu: Lakukanlah apa yg kita lakukan untuk sesuatu yg kekal, bukan untuk sesuatu yg sementara.
Sehingga apa yg kamu lakukan itu akan melekat dalam hatimu, dan bukan melekat
di pikiranmu, dan apa yg kamu lakukan itu akan menyertai kamu selama-lamanya.
(Wahyu 14:13)
Pedagang gerobak ini
sudah memaknai arti perkataan Tuhan Yesus Kristus yg dia percayai, dan diapun
dg gembira & tulus melakukan
perkataan Tuhan, yakni : Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dg segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal
budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. Kata Yesus kepadanya : Perbuatlah demikian ,
maka kamu akan hidup. (Lukas 10:25-28)
Dan pedagang gerobak itu juga
telah mengerti apa arti “sesamanya”, melalui kisah orang Samaria yg baik/murah
hati. Meskipun orang Samaria itu dibenci & direndahkan oleh orang-orang
Yahudi, tetapi sebagai orang Samaria dia tidak sakit hati kepada mereka, dan
tetap dg gembira & tulus tanpa pamrih rela
menolong orang Yahudi yg jatuh ditangan penyamun-penyamun, yg bukan saja
merampoknya habis-habisan, tetapi mereka juga memukulnya dan sesudah itu mereka
pergi meninggalkannya setengah mati.
Orang Samaria itu perduli
terhadap sesamanya dan hatinya tergerak oleh belas kasihan untuk menolong orang
Yahudi yg dirampok itu, padahal orang Yahudi itu tidak dikenalnya. Lalu orang
Samaria itu membalut luka-lukanya sesudah dia menyiraminya dg minyak dan
anggur. Lalu membawanya ke penginapan dan merawatnya. Ke-esok-kan harinya dia
memberi dua dinar kepada pemilik penginapan itu , katanya : Rawatlah dia dan
jika kau belanjakan lebih dari dua dinar, akau akan menggantinya, waktu aku
kembali. (Lukas 10:30-35) Orang Samaria itu juga rela mengorbankan waktunya,
anggur & minyak zaitun yg mahal dan juga uangnya untuk menolong orang
Yahudi yg dirampok itu.
Jadi seperti yg dilakukan
oleh pedagang gerobak itu, marilah kita mulai melakukan hal-hal yg berguna untuk
beroleh sesuatu yg kekal, dan bukan hanya untuk sesuatu yg sementara saja. Belajar lebih sungguh
mengasihi Tuhan dg hidup senantiasa memegang perintahNya & melakukanNya.
(Yohanes 14:21) Salah satunya yg terpenting adalah : mengasihi sesama kita
seperti diri kita sendiri. Tidak lagi egois, ingin menang sendiri atau hanya mementingkan
kepentingan kita sendiri, tetapi juga memperhatikan kepentingan sesama kita.
Meskipun sesama kita itu mungkin adalah orang-orang yg tidak kita sukai atau orang-orang yg sering
menghina atau meremehkan kita, namun berusahalah untuk memperhatikan kepentingan mereka & mengampuni kesalahan
mereka. Selain itu berilah pertolongan/bantuan kepada para anggota keluarga kita, teman kita & sesama kita yg membutuhkannya. Selamat mencoba, dan hati kita-pun akan menjadi gembira karena telah mulai belajar mengumpulkan harta di sorga, demikian juga hati sesama yg kita tolong.
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah
kami untuk taat & percaya kepadaMu dan juga hidup menuruti apa yg Kau
perintahkan kepada kami, yakni antara lain kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Amin