"Siapa
senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur ; dan siapa senantiasa
melihat awan tidak akan menuai ". (Pengkhotbah
11:4)
Ayat tersebut diatas
mengingatkan agar dalam hidup ini, kita jangan takut mencoba dalam mengambil suatu tindakan ;
namun sebelum bertindak kita harus bijaksana memperhitungkan risiko/konsekwensinya terlebih dulu. Maksudnya adalah berani bertindak tetapi tidak sembrono/gegabah. Sebab dalam setiap
tindakan atau perbuatan, pasti ada risikonya/konsekwensinya.
Misalnya, ketika kita bermaksud untuk mengajukan KPR ke bank untuk merenovasi rumah tinggal kita. Kalau pendapatan/gaji kita tidak cukup untuk membayar cicilannya sampai lunas, ya janganlah ambil pinjaman bank untuk merenovasinya. Ada seorang anak Tuhan yg merenovasi rumahnya dg pinjaman dari kartu kredit, sebab mudah prosesnya dan cepat. Tetapi dia tidak memperhitungkan bahwa tingkat suku bunga kartu kredit sangatlah tinggi, kalau dia terlambat membayar cicilannya. Akibatnya ketika dalam keadaan ekonomi sulit seperti sekarang ini, ketika harga bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga melonjak naik, tetapi kenaikkan gajinya tidaklah sebanyak itu; maka dia pun mengalami kesulitan membayar cicilannya dg tepat waktu. Akibatnya sekarang dia dikejar-kejar para penagih hutang.
Jadi sebelum bertindak, kita harus berdoa sungguh-sungguh dan meminta hikmat/petunjuk & pertolongan Tuhan terlebih dahulu. Sebab Tuhan yg mengetahui apa yg akan terjadi dan Ia akan memberikan hikmat/petunjukNya kepada kita para pengikutNya. Dan kalau Tuhan sudah melarang kita untuk mengambil risiko/konsekwensi tsb, maka turutilah firman Tuhan itu. Janganlah kita melawan firman Tuhan itu, seperti yg telah dilakukan bangsa Israel. Akibatnya mereka menderita kekalahan dan banyak yg binasa. (baca kitab Ulangan 1:41-45)
Misalnya, ketika kita bermaksud untuk mengajukan KPR ke bank untuk merenovasi rumah tinggal kita. Kalau pendapatan/gaji kita tidak cukup untuk membayar cicilannya sampai lunas, ya janganlah ambil pinjaman bank untuk merenovasinya. Ada seorang anak Tuhan yg merenovasi rumahnya dg pinjaman dari kartu kredit, sebab mudah prosesnya dan cepat. Tetapi dia tidak memperhitungkan bahwa tingkat suku bunga kartu kredit sangatlah tinggi, kalau dia terlambat membayar cicilannya. Akibatnya ketika dalam keadaan ekonomi sulit seperti sekarang ini, ketika harga bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga melonjak naik, tetapi kenaikkan gajinya tidaklah sebanyak itu; maka dia pun mengalami kesulitan membayar cicilannya dg tepat waktu. Akibatnya sekarang dia dikejar-kejar para penagih hutang.
Jadi sebelum bertindak, kita harus berdoa sungguh-sungguh dan meminta hikmat/petunjuk & pertolongan Tuhan terlebih dahulu. Sebab Tuhan yg mengetahui apa yg akan terjadi dan Ia akan memberikan hikmat/petunjukNya kepada kita para pengikutNya. Dan kalau Tuhan sudah melarang kita untuk mengambil risiko/konsekwensi tsb, maka turutilah firman Tuhan itu. Janganlah kita melawan firman Tuhan itu, seperti yg telah dilakukan bangsa Israel. Akibatnya mereka menderita kekalahan dan banyak yg binasa. (baca kitab Ulangan 1:41-45)
Tetapi mengapa penulis kitab
Pengkhotbah oleh hikmat Tuhan menulis seperti dalam nas tersebut diatas ?
Maksud Tuhan adalah
dalam menjalani hidup ini kita harus belajar, bekerja atau berusaha, janganlah kita
malas belajar, bekerja, melayani sesama atau berusaha. Kalau kita malas bekerja, maka firman Tuhan katakan kepada kita melalui rasul Paulus: "Janganlah kita makan !" (2 Tesalonika 3:10)
Selain itu juga,
janganlah kita takut dalam mengambil risiko. Misalnya sungkan/takut mengirim surat-surat
lamaran kerja, karena latar belakang pendidikkan kita yg biasa-biasa saja atau
karena tidak ada pengalaman kerja. Maka artinya kita sudah menyerah dulu
sebelum berperang. Janganlah
kita belum-belum sudah merasa minder/gentar
saat mau melamar pekerjaan.
Supaya risiko
ditolaknya sedikit, maka pilihlah lowongan-lowongan pekerjaan yg sesuai dg latar
belakang pendidikkan kita, pengalaman kerja kita ataupun kemampuan/keahlian kita.
Janganlah kita
pilih lowongan pekerjaan yg persyaratannya tidak cocok dengan latar pendidikkan kita, sebab lamaran kerja kita pasti akan
ditolak nanti.
Untuk itu, Tuhan sudah nasihatkan
agar kita jangan memikirkan perkara-perkara yg tinggi, tetapi arahkanlah hati kita pada perkara-perkara yg sederhana dan sesuai dengan kemampuan/keahlian/pendidikan
kita. Janganlah kita menganggap diri kita pandai, lalu melamar pekerjaan-pekerjaan
yg terlalu tinggi dan tidak sesuai dg kemampuan, keahlian, pendidikkan kita ; maka hal itu akan sia-sia, atau tidak akan berhasil.
(Roma 12:16)
Kemudian ingatlah bahwa Tuhan sudah perintahkan supaya kita menabur
benih pada pagi-pagi hari dan juga jangan biarkan tangan kita diberi istirahat pada
petang hari. Maksudnya kalau kita sudah diterima dan mulai bekerja disana, maka haruslah
kita lakukan pekerjaan itu dg giat & tekun sepanjang hari, setiap hari & 5
hari seminggu. Sebab kita tidak tahu apakah yg ini atau yg itu atau
kedua-duanya sama baik ! Janganlah pagi harinya kita rajin bekerja, tetapi kalau sudah sore kita malas bekerja. Sebab kita tidak tahu, kapan Tuhan akan memberkati pekerjaan kita itu.Mungkin saja Ia memberkati pekerjaan kita ketika sore hari atau malahan sepanjang hari. (Pengkhotbah 11-6)
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami agar dapat selalu hidup taat percaya kepadaMu dan hidup menuruti firmanMu. Amin
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami agar dapat selalu hidup taat percaya kepadaMu dan hidup menuruti firmanMu. Amin