“Kata Yesus kepada
kepadanya : Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yg datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. (Yohanes 14:6)
Sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, kita sangat memerlukan firmanNya yg tertulis dalam Alkitab. Tanpa firmanNya, maka kita tidak akan mengetahui kebenaran yg sesungguhnya. Mana yg benar dan mana yg salah ? Yang kita ketahui hanyalah kebenaran menurut dunia, contohnya antara lain : gigi ganti gigi, mata ganti mata, nyawa ganti nyawa dll. (Ulangan 19:21) Akibatnya didunia ini ada banyak terjadi saling balas dendam. Karena orang tuanya dibunuh oleh orang lain, maka anaknya juga akan balas dendam dan membunuh orang lain itu. Lalu anak orang lain itu juga akan balas dendam kepada orang yg membunuh ayahnya itu…dan seterusnya. Akibatnya dimana-mana akan ada kejahatan & pembunuhan yg tidak habis-habisnya. Dan dalam hidup ini yg berlaku adalah hukum rimba, yaitu orang-orang yg kuat, kaya raya & berkuasa bisa bertindak sewenang-wenang terhadap sesamanya.
Padahal firman Tuhan
Yesus mengatakan kepada kita : Tetapi Aku berkata kepadamu, Janganlah kamu
melawan orang yg berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yg menampar pipi
kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Matius 5:38-39)
Kenapa demikian?
Pertama, karena perjuangan kita atau musuh kita bukanlah darah dan daging yaitu
orang yg menampar pipi kiri kita itu, melainkan roh-roh jahat diudara,
penghulu-penghulu dunia yg gelap,…yg menguasai hati, pikiran & perilaku dari orang menampar pipi kiti kita itu. (Efesus 6:12)
Kedua, karena
pembalasan adalah haknya Tuhan. “Saudara-saudaraku yg kekasih, janganlah kamu
sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab
ada tertulis : Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yg akan menuntut pembalasan,
firman Tuhan”. (Roma 12:19)
Selain itu sebagai
orang-orang percaya kepada Tuhan, kalau hidup tanpa firmanNya yg tertulis dalam
Alkitab, maka kita tidak akan mengetahui jalan hidup mana yg harus kita pilih.
Mungkin orang tua kita ingin agar anaknya jadi kaya raya, sebab menurut mereka itulah pandangan yg benar, jadi mereka
menyuruh kita anaknya untuk belajar “manajemen, akunting & keuangan”. (Amsal 16:2) Padahal kita
sendiri tidak suka dg pelajaran manajemen, akunting dan keuangan; melainkan
lebih menyukai pelajaran tentang kebudayaan dan kesenian. Hasilnya mungkin kita
tidak berhasil lulus menjadi sarjana manajemen & keuangan. Ataupun kalau kita
berhasil lulus, kita tidak suka bekerja di bidang manajemen, tetapi kita lebih
suka berprofesi sebagai penari, pelukis, pemahat atau sebagai pemain musik. Artinya, orang tua kita telah dg sia-sia menggunakan banyak uangnya untuk biaya pendidikkan kita, yg akhirnya tidak berguna bagi profesi kita anak-anaknya dan kita juga sudah membuang-buang waktu kita untuk belajar manajemen, akunting & keuangan yg tidak kita sukai.
Kita juga tidak tahu
cara hidup/jalan hidup mana yg ujungnya menuju maut atau kebinasaan kekal di lautan api,
dan kita juga tidak tahu cara hidup/jalan hidup mana yg ujungnya menuju kehidupan kekal atau sorga ? (Amsal 14:12) Namun
karena kita masih hidup di dunia, dimana sejak kecil kita telah dididik dg dasar
motivasi menjadi sukses; maka secara logika kita diperbolehkan untuk bekerja/berprofesi sebagai
apa saja & menghalalkan segala cara, asalkan dapat membuat kita sukses. Tidak perduli apakah orang lain
dirugikan atau tidak? akibat pekerjaan atau perdagangan/usaha/bisnis kita itu.
Misalnya : Supaya dapat untung yg besar, dan supaya barang makanan dagangan
kita lebih menarik & lebih murah dari saingan kita ; maka dengan tidak
segan-segan kita menggunakan bahan pewarna tektsil yg mencolok/menarik warnanya &
murah harganya, atau menggunakan formalin yg bisa membuat dagangan kita
terlihat lebih segar daripada saingan kita. Meskipun bahan2 tsb membahayakan kesehatan manusia.
Atau mungkin karena
kita tidak tahu/tidak mengerti akan firman/ketetapan Tuhan, atau karena doa-doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, maka sebagai
jalan keluarnya lalu kita berdoa kepada berhala & meminta petunjuk dari ahli sihir/dukun, peramal, juru
mimpi, tentang masa depan kita, jodoh kita atau bisnis kita dll. Padahal
dg perbuatan kita itu, kita telah membuat diri kita sendiri menjadi najis & dibenci
Tuhan dan akan dilenyapkanNya, sebab hal itu adalah suatu kekejian bagi Tuhan.
(Imamat 19:4,31 dan Imamat 20:6)
Doa kami:
Ajar kami Tuhan untuk lebih rajin membaca, merenungkan dan melakukan firmanMu setiap hari, supaya kami jangan tersesat, melainkan beroleh hidup yang kekal. Amin
Ajar kami Tuhan untuk lebih rajin membaca, merenungkan dan melakukan firmanMu setiap hari, supaya kami jangan tersesat, melainkan beroleh hidup yang kekal. Amin