" Tetapi mereka yg ingin kaya , terjatuh dalam jerat dan kedalam berbagai nafsu yg hampa dan yg mencelakakan, yg menenggelamkan manusia dalam keruntuhan dan kebinasaan" (1 Timotius 6:9)
Perikop dari nas tersebut dalam kitab 1 Timotius 6:2b-10 adalah tentang mengenai cinta uang/harta kekayaan. Tidak ada gunanya bagi kita, sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, kalau kita menjadi seperti orang yg kaya raya yg bodoh yg sudah mengumpulkan uang/harta kekayan yg banyak sekali, yg cukup untuk dapat dinikmatinya bertahun-tahun. Tetapi Tuhan berkata kepadanya bahwa malam ini juga jiwanya diambil daripadanya. (Lukas 12:20) Sebab itulah yg akan terjadi pada orang kaya itu, yg hanya mengumpulkan harta bagi dirinya, dan dia tidak kaya dihadapan Allah.
Bagi kita sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, hal
ini juga mengingatkan kepada kita bahwa “Uang/harta kekayaan bukanlah segalanya”.
Mungkin kita sudah sering mendengar tentang hal ini. Yaitu meskipun kita punya
uang/harta kekayaan kita banyak, tetapi tidak bisa membeli kesembuhan, tidak
bisa membeli kehidupan kekal, tidka bisa membeli kebagiaan… dll. Mungkin juga kita pernah membaca kisah dari
sejarah bangsa cina tentang Qin Shi Huang (th 260–210 sebelum masehi), raja pertama yg berhasil
mempersatukan negri cina, yg sangat berkuasa & kaya raya, dia ingin tetap
menjadi raja selama-lamanya. Dia tidak ingin mati, karena sedemikian cintanya
dg kehidupannya di dunia, dia ingin agar dapat tetap awet muda & hidup
selama-lamanya. Dia telah mengutus
dua jenderalnya yg sangat diandalkannya untuk bersama dg pasukkan mereka masing2
pergi berlayar ke negri-negri lain di segala penjuru untuk mencari obat awet
muda & panjang umur sampai selama2nya.Tetap semuanya gagal, sehingga
dg demikian juga akhirnya raja Qin juga gagal & mati.
Pernah juga ada seorang pemudi umat Tuhan, yg hidup
keluarganya sangat sederhana. Ayahnya sudah lama meninggal. Jadi untuk dapat
menghidupi keluarganya, ibunya mencari nafkah dg berjualan bacang dipasar.
Dari penghasilannya ini, si ibu bisa menyekolahkan anaknya sampai lulus. Dan
pemudi ini adalah anak pertama, karena melihat latar belakang keluarganya yg
hidupnya sangat sederhana ini, maka motivasinya dalam hidup ini adalah ingin menjadi kaya raya,
supaya dia bisa membahagiakan ibunya itu, yaitu agar ibunya ini tidak perlu
berjualan bacang lagi dan tinggal di rumah yg bagus.
Atas seizin Tuhan,
pemudi ini berhasil dalam karirnya dan juga mendapatkan jodohnya yg kaya raya
& mengasihi si pemudi ini dan menjadi suaminya. Meskipun suaminya ini bukanlah pria idaman dari
pemudi ini. Pada suatu waktu si pemudi ini teringat akan motivasinya dulu yaitu
untuk membahagiakan ibunya. Lalu dia meminta suaminya, agar bisa untuk membelikan
ibunya sebuah rumah bagus disebelah rumahnya, supaya ibunya pindah & tinggal
disana.
Pemudi ini lalu meminta ibunya supaya berhenti berjualan bacang di
pasar dan pindah tinggal dirumah baru yg sudah disediakannya. Kemudian ibunya
pun pindah rumah dan tidak berjualan bacang lagi. Namun setahun kemudian,
meskipun hidup ibunya sangat terjamin dan dikasihi oleh mereka; ternyata ibunya
jadi sakit2an. Ibunya ini lalu dibawanya berobat ke berbagai dokter di
Indonesia dan juga di luar negri. Namun mereka semua tidak bisa
menyembuhkannya. Akhirnya pada suatu saat setelah berdoa kepada Tuhan, mereka
pergi ke salah satu dokter di Singapore untuk mengajak ibunya berobat. Dan
setelah diperiksa dg teliti ternyata dokter itu menemukan bahwa ibunya itu
tidak mengidap sakit apa-apa, hanya pikiran & hatinya saja yg tertekan atau
stress. Ketika ditanya oleh dokter itu apa yg membuatnya tertekan, ibunya ini berkata
bahwa dia ingin berjualan bacang lagi di pasar. Sebab selain bisa berjualan
bacang, dia juga bisa bebas ngobrol dg teman2ya yg berjualan disana. Rupanya pikiran
& hati si ibu tertekan karena bosan & kesepian tinggal di rumahnya yg baru,
meskipun hidupnya terjamin & tidak perlu kerja apa2. Si pemudi ini barusan
sadar bahwa ternyata uang/harta kekayaan
juga tidak bisa membeli kebahagiaan.
Kita dapat menarik pelajaran dari contoh-contoh terebut diatas, bahwa kita juga perlu sungguh-sungguh memperhatikan motivasi hidup kita, janganlah kita mau bermotivasi seperti seperti orang kaya yg bodoh, atau raja Qin, atau pemudi dalam contoh diatas, yaitu hidupnya dipenuhi oleh keinginan menjadi kaya & berbagai kepentingan duniawi, sebab hal itu akan mengikat kita dan kelak akan menenggelamkan kita dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami mau untuk dapat selalu hidup
berjaga-jaga sesuai dg firmanMu. Amin