“Berfirmanlah Allah : Jadilah terang! Lalu terang itu jadi. Allah melihat
bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya lah terang itu dari gelap. Dan Allah
menamai terang itu siang dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari pertama”. (Kejadian 1:3-5)
Ketika Tuhan berfirman: “Jadilah terang!”, dalam ilmu pengetahuan modern,
hal itu diistilahkan sebagai “Big Bang atau Ledakan Besar”. Lalu setelah itu,
sebuah signal bintang pertama di alam semesta lahir dari detak kosmik. Menurut
studi yg dilaporkan dalam majalah “Nature”, jejak bintang-bintang pertama yg
aktif 180 juta tahun setelah Tuhan berfirman (=Big Bang/Ledakan Besar), itu
melahirkan alam semesta dan cakrawala kita. Hal itu teridentifikasi oleh sebuah
radio spektometer seukuran meja meja makan , yg terletak di gurun pasir
Australia.
Pada saat itu keadaan gelap gulita dan temperatur awal alam semesta saat
itu adalah minus 270 derajad Celcius. Salah satu ilmuwan yg ikut aktif dalam
studi ini, yg berasal dari Tel Aviv University berkata, bahwa suhu beku itu
dapat dijelaskan oleh materi biasa yg berinteraksi dengan & kehilangan
energi terhadap materi gelap. Apa itu materi gelap? Itu adalah unsur yg tidak
kasat mata yg diduga menyusun sekitar 85% dari alam semesta.
Selama sekitar 400 ribu tahun setelah Allah berfirman: Jadilah terang! Alam
semesta & cakrawala kita begitu gelap dan didominasi oleh unsur hidrogen.
Gaya gravitasi perlahan menarik area gas yg paking padat untuk menyatu dan
membentuk bintang-bintang pertama di alam semesta, yg merupakan sumber dari
seluruh elemen berat di alam semesta yg dibutuhkan untuk adanya suatu
kehidupan. Ketika “terang” itu jadi, Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu
dipisahkan-Nya lah terang itu dari gelap. Mengapa demikian? Karena dg adanya
terang itu, maka suhu alam semesta mulai jadi hangat dan cocok untuk adanya
suatu kehidupan. Kemudian Allah menamai terang itu siang dan gelap itu malam.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Dan itu adalah suatu kasih karunia atau anugerah bagi semua makhluk yg hidup
di alam semesta ini. Sehingga dg demikan, setiap hari bagi semua makhluk yg
hidup dibawah kolong langit adalah merupakan suatu kasih karunia/anugerah Allah
dan terutama bagi kita semua umat manusia yg ada di bumi. Kepada kita semua
umat manusia diberikanNya hidup sehari demi sehari, tidak lebih dan tidak
kurang. Allah memberikan kepada kita 365 hari per tahun, 52 minggu setahun, 7
hari per minggu, 24 jam per hari. Tidak ada perbedaan bagi kita, kepada kita
semua diberikanNya sama.
Dan oleh hikmat Allah, penulis kitab Mazmur menulis : Inilah hari yg
dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak sorak dan bersukacita karenanya! Ya
Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan berilah kiranya kemujuran! (Mazmur
118:24-25) Setiap hari adalah hari yg dijadikan Tuhan, sebab itu kita perlu
bersyukur dan bersorak sorak karenanta. Dan berkata kepada Tuhan agar memberi
kita keselamatan dan memberi kita kemujuran! Dan sebab itu pula-lah Alkitab
telah menulis : Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
ada kesusahanya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius
6:32-34)
Sebab itu janda miskin yg memasukkan uang kedalam peti persembahan di bait
Allah, dia tidak kuatir ketika dia memasukkan dua peser, yaitu satu duit,
walaupun dia memberi dari seluruh nafkahnya untuk hari itu. (Markus 12:42-44)
Karena dia mengerti bahwa setiap hari yg dia hidupi adalah kasih
karunia/anugerah dari Allah baginya. Perhatikanlah peristiwa-peristiwa yg
terjadi setiap harinya: Peristiwa besar besar ataupun kecil! Semuanya adalah
suatu kasih karunia/anugerah dari Allah bagi kita terutama umatNya yg percaya
kepadaNya..
Salah satu contoh kecil yg tejadi dalam hidup kami hari ini. Ketika bangun
tidur, kami mendengar dari pembantu rumah tangga kami bahwa lem2 tikus yg kami
pasang kemarin, telah berhasil menangkap dua ekor tikus, walaupun masih ada
satu lagi tikus besar yg berkeliaran di rumah kami. Kami sangat bersyukur
kepada Tuhan, bahwa kami sudah dibebaskan dari dua ekor binatang buas di bumi
yg hidup dalam rumah kami, sudah berminggu lamanya, sehingga semua makanan
& roti2 yg ada diatas meja makan kami digerogoti/dikotori oleh mereka dan
tidak bisa kami makan lagi. Kami bersyukur atas kasih karunia/anugerah yg Tuha
sudah berikan kepada kami. Kami percaya bahwa Tuhan ada dan tinggal dalam hidup
kami senantiasa.
Kemudian, walaupun ketika kami awali hidup kami hari ini dg berdoa dipagi
hari tadi, kami sudah disibukkan oleh berbagai macam gangguan, misalnya antara
lain: Pagi2 sudah ada telpon dari bank yg menagih hutang karu kredit kami yg
sudah jatuh tempo dua hari, padahal kami tidak menerima surat tagihannya,
selain itu kami sudah ada janji dg dokter gigi sebelumnya, yg sekretarisnya
bertanya: Apakah kami jadi datang atau tidak?.... dll. Tetapi kami tenang saja
dan terus kami bernyanyi, berdoa dan bersuka cita! Karena kami percaya bahwa
hari ini adalah yg dijadikan Tuhan, dan kami terus bersorak sorak dan
bersukacita karenanya! Ya Tuhan, berilah kiranya kami keselamatan! Ya Tuhan
berilah kiranya kami kemujuran! Dan sungguh benar
semuanya terjadi demikian, sehingga akhirnya selesailah hari ini, sesuai kasih
karunia/anugerah Allah bagi kami.
Untuk itu bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kami katakan : “Bersukacitalah dalam Tuhan!...... Janganlah hendaknya kita kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dg ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yg melampaui segala akal , akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus”. (Filipi 4:4;6-7)
Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk mengerti & menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yg bijaksana, yaitu setiap hari adalah suatu kasih
karunia/anugerah Allah bagi kami umatMu yg percaya kepadaMu.Amin