“Siapa memberi kepada
orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan
sangat dikutuki”. (Amsal 28:27)
Discount atau
potongan harga adalah salah satu cara pedagang untuk menarik
pembeli. Padahal trik ini terkadang cuma tipuan untuk menarik perhatian
orang terutama kaum wanita yang suka berbelanja. Walaupun begitu cara ini
sangat ampuh untuk menjaring pembeli. Tradisi pasar murah sudah ada di
Indonesia sejak dahulu, biasanya kalau didaerah merupakan hiburan bagi keluarga
untuk bisa jalan-jalan menikmati kebersamaan, karena sering diadakan pada
hari libur. Dibeberapa negara diluar Indonesia juga ada tradisi pasar murah
atau sale dihari-hari tertentu. Menjelang Natal dan tahun baru ada banyak
toko yang banting harga. Discount besar-besaran terjadi dimana-mana, karena
biasanya bertepatan dengan tutup tahun, sehingga banyak toko yang akan tutup
buku.
Saya jadi teringat
akan kisah seorang wanita yang sungguh bisa jadi teladan bagi kita. Ceritanya
di negara Australia ada sebuah toko roti yang dihari tertentu membebaskan orang
yang mau roti mengambil ditokonya secara gratis tanpa membayar. Wanita
tersebut ketika diajak oleh kawannya untuk ikut ambil roti gratis tidak
mau, kenapa? Ini alasan dia yang membuat temannya tersadar.
Dia bilang ketemannya bahwa dia malu karena dia mampu untuk membeli roti
tersebut (bukan mau sombong), kita harus memberikan kesempatan kepada
orang-orang yang tidak mampu untuk menikmati roti itu. Seringkali kita tidak
terpikirkan untuk perduli pada orang lain yang lebih membutuhkan, apalagi
yang menyangkut discount. Jangankan kita memberi, malah kita ikut
memperebutkan sesuatu yang kita mampu beli untuk kepuasan dan bukan
kebutuhan. Mulai sekarang marilah kita belajar untuk tidak egois,
tetapi perduli pada orang yang lebih membutuhkan. Sebisa mungkin biar yang
gratis atau discount, biarlah itu untuk mereka yang tidak mampu. Bagi yang
mampu janganlah berebut dengan yang tidak mampu, itu adalah bagian dan
hak mereka, kita ambil bagian dan hak kita saja.
Berilah dan kamu akan
diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang
tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai
untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38)
Kenapa juga kita
harus menawar sangat murah pada pedagang kecil yang sangat membutuhkan keuntungan
dari dagangannya untuk makan? Sedangkan kita tidak pernah menawar secangkir
kopi di café yg mewah yang harganya lebih dari 10 kali lipat dari yang
seharusnya, bahkan kita juga memberikan tips.
Memang hak kita
menggunakan uang hasil kerja kita, tetapi ingat semua berkat itu dari
Tuhan yang harus kita salurkan untuk bisa menjadi berkat bagi orang lain. Ada
teladan dari Bp. Pendeta Yusak yang selalu bertanya untuk siapa berkat yang diterimanya,
pada Tuhan setiap kali dia memperoleh berkat. Karena dia sadar semua adalah
titipan yang Tuhan percayakan selama kita hidup di dunia. Berkat yang kita
terima dari Tuhan, kita pakai untuk menjadi berkat bagi orang lain agar
hidup kita berarti di dunia dan dikehidupan nanti.
Kiranya renungan ini bisa menjadi berkat bagi kita semua.
Tuhan Yesus memberkati. Salam damai sejahtera dari Yuliane Hariyono, saudari
kita seiman dalam Kristus, kawan sekerja Allah yg tinggal jauh diseberang pulau
Jawa.
Doa kami:
Tuhan Yesus, pakailah
kami sebagai alatMu untuk dapat menjadi saluran berkatMu & kasihMu bagi
sesama kami yg membutuhkan. Amin