“Aku berkata kepadamu :
Sesungguhnya segala sesuatu yg tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudaraKu yg paling hina ini, kamu tidak melakukannya untuk Aku”. Dan mereka
ini akan masuk ke tempat siksaan yg kekal , tetapi orang benar kedalam hidup yg
kekal” (Matius 25:45-46)
Ini adalah kata-kata
Tuhan Yesus pada hari-hari yg terakhir, tentang “penghakiman terakhir”. Yakni
tentang siapa yg akan masuk ke tempat siksaan yg kekal , dan tentang siapa yg
akan masuk kedalam hidup yg kekal. (Matius 25:46 dan Wahyu 22:12-13)
Berkaitan dg hal itu, ada
suatu kisah inspirasi sebagai berikut, sebagai contohnya:
Pada suatu hari minggu, ada
seseorang menyamar sebagai seorang yg miskin, dg berpakaian sangat sederhana
& seperti seseorang tidak punya rumah tempat tinggal; dia adalah seorang kepala
pastor yg baru di gereja itu. Dia bergabung & berada ditengah-tengah jemaat diluar suatu gereja sebelum mereka mulai beribadah. Sebagai
kebiasaan di Amerika, bagi orang-orang yg mau beribadah ke gereja pada hari
minggu, mereka rata2 berpakaian rapih dan lengkap dg dasi dan jas dll yg
terbaik, seperti layaknya orang yg mau ke pesta.
Para jemaat gereja tsb,
dg tidak sabar ingin sekali bertemu dg kepala pastor mereka yg baru, yg akan
memperkenalkan dirinya pada hari ibadah minggu pagi itu. Tetapi mereka tidak pernah
menyangka bahwa kepala pastor yg baru itu akan muncul & memperkenalkan
dirinya dalam suatu bentuk penyamaran. Selama 30 menit dia berjalan-jalan
ditengah-tengah para jemaat gereja tsb & berada diantara mereka. Dan selama
tigapuluh menit itu, sambil mengunggu gereja mulai dipenuhi oleh para jemaat, ternyata
hanya ada satu orang yg menyapa dia.
Lalu dia meminta sedikit
uang untuk membeli makanan kepada para jemaat yg mulai berjalan memasuki gereja tsb. Tetapi tidak ada seorangpun yg
memberinya uang atau sedekah. Lalu dia juga mulai memasuki gereja untuk beribadah disana dan
duduk di bangku paling depan dekat
Altar. Tetapi kemudian diminta oleh seorang pengerja/petugas gereja, agar dia
pindah duduknya ke bagian belakang. Dia
menyapa setiap jemaat yg datang beribadah, dan jemaat-jemaat yg datang itu menyapa dia kembali , namun dg
tatapan seolah-olah sapaanya itu mengganggu mereka. Ada jemaat yg memandangnya
dg pandangan yg meremehkan dia, atau ada juga jemaat memandangnya dg pandangan
yg menghakiminya.
Dia duduk dibagian
belakang gereja sambil mendengarkan “apa saja sedang diberitakan di
mimbar”. Dan tidak lama kemudian seorang penatua/majelis
senior dari gereja itu dg sangat bersemangat mengumumkan bahwa kepala pastor yg
baru sudah tiba dan berkata : “ Kami akan memperkenalkan kepada semua jemaat
kepada kepala pastor kita yg baru”.
Seluruh jemaat gereja yg
hadir, mereka bertepuk tangan dg meriah sambil melihat kesekeliling mereka dg
antusias. Namun mereka melihat dg terkejut & terheran-heran, ternyata ketika
orang yg duduk dibagian belakang gereja, yg menyamar sebagai orang yg miskin,
yg berpakaian sangat sederhana itu; mulai berdiri dan berjalan menuju Altar.
Sedikit demi sedikit
tepuk tangan para jemaat mulai mereda, kemudian semua mata mereka tertuju
kepada kepala pastor baru, yg dalam bentuk penyamaran itu. Ketika dia sudah
berada di altar, dia mengambil microphone dan berdiam diri sejenak. Lalu dia
melihat kepada para jemaat yg hadir dan menceritakan kepada mereka, tentang
“apa yg dia sudah alami pada pagi itu”. Selanjutnya berkata kepada mereka “
Saya harap agar saat semua jemaat pulang kerumah nanti, agar merefleksikan diri
pada apa yg telah terjadi pagi ini dan menguji hatimu masing-masing. Sampai
bertemu kembali pada ibadah minggu depan”.
Ada banyak jemaat
menundukkan kepalanya karena malu, dan banyak juga jemaat yg mulai mengangis, dan
juga ada banyak jemaat yg saling melihat kepada sesamanya atas kenyataan
tentang keburukkan mereka masing-masing.
Tidak penting, sesering
apapun kita beridabah setiap hari minggu di gereja, atau apakah kita sudah diselamatkan
atau belum? Tuhan mengetahui & melihat segala apa yg kita lakukan dan apa
yg kita lakukan terhadap sesama kita, itulah yg terpenting.
Jadi marilah kita terus
menguatkan kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus dan terus hidup menuruti
firmanNya & perintahNya dan melakukan semuanya ini dg prinsip hidup siap korban
dan mengikut Tuhan, memberikan segala milik kita bahkan darah & nyawa kita bagi
keluarga & saudara, bagi teman dan sesama kita dan bagi Kerajaan Sorga,
maka Tuhan pun akan memberi upah kita dalam pelayananNya dg berlipat kali
ganda. (Markus 10:28)
Apakah
maksudnya prinsip hidup siap korban? Bukan hanya terhadap keluarga saudara
teman dan sesama kita saja, tetapi terhadap diri kita juga. Beberapa contohnya:
Bukankah kita sbg umat Tuhan dipanggil Tuhan untuk menjadi garam, terang dan hidup dalam kekudusan ? Seandainya
kita adalah seorang laki2 yg sdh menikah, tetapi ketika melihat perempuan
cantik dan seksi, lalu dalam hati kita menjadi birahi dan mengingininya; mulai
sekarang bertobat & berkorbanlah untuk tidak melakukan hal itu lagi. Atau
seandainya kita suka memandang rendah orang lain dan menghakimiya, bertobatlah
& berkorbanlah membuang semua sifat/kelakuan kita yg buruk itu. Atau
seandainya kita sebagai orang biasa, tidak punya dana besar-besaran untuk memberitakan Injil
dg cara melakukan KKR atau pelayanan ke desa-desa ; maka kita bisa mendoakan
orang-orang yg perlu didoakan itu dg tekun, terutama orang2 yg masih hidup
dalam dosa & kejahatan, supaya mereka bertobat. Atau kita bisa juga memberi
perpuluhan atau semaksimal mungkin kepada orang2 yg membutuhkan. Dan lain sebagainya, semua hal itu juga
adalah sebagai bentuk pengorbanan kita.
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah
umatMu untuk menjadi pelaku2 firmanMu/perintahMu, dg punya prinsip hidup siap
korban & mengikut Tuhan sepanjang umur hidup kami. Amin