"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. (2 Korintus
5:21)
Allah tidak pernah mendirikan sebuah agama sebagai
pengantara diriNya dan ciptaanNya! Pada dasarnya agama dapat didefinisikan
dengan kepercayaan, sikap seseorang dalam mempercayai sesuatu yang lebih besar
dan lebih dahsyat di atas dirinya! “Agama” ini berpusat dari usaha manusia
untuk menemukan Allah.
Ada kata lain untuk menyatakan konsep ini, adalah religi
yang berasal dari bahasa Latin, yaitu “religio” dan berakar pada kata kerja “re-ligare”
yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan ber-religi atau
beragama adalah seseorang atau suatu
golongan atau sekelompok masyarakat yg mengikatkan dirinya kepada sang Pencipta
yg mereka percayai .
Dan kata “Agama” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sistem yang mengatur tata keimanan/kepercayaan dan peribadatan
kepada sang Pencipta Yang Mahakuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sebab itu di seluruh
dunia ini, ada banyak macam agama/kepercayaan, tempat suci masing2, kitab suci,
ketentuan/doktrin mereka masing2.
Hampir semua para pemeluk agama menganggap bahwa agamanya adalah
yg terbaik dan paling lurus, dan tidak memiliki cacat cela. Namun oleh hikmat
Allah, penulis kitab Amsal menulis dengan jelas, bahwa ada jalan yang disangka
orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. (Amsal 14:12). Karena itu haruslah
kita yakin akan “agama” yang kita anut.
Selanjutnya kata “Kristen” sendiri muncul pada saat di
Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya,
sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama
kalinya disebut “Kristen atau pengikut Kristus”. (Kisah Para Rasul 11:26) Istilah “Kristen” hanya sebutan yang
diberikan oleh manusia dan bukan dari Allah, sehingga memastikan bahwa agama
Kristen tidak menyelamatkan. Itu hanya sebutan yg diberikan manusia, seperti yg
ditulis oleh Rasul Pausus demikian dalam kitab Roma: “Salam kepada Andronikus
dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama-sama
dengan aku, yaitu orang-orang yang terpandang di antara para rasul dan yang
telah menjadi Kristen sebelum
aku”. (Roma 16:7)
Sedangkan “Keselamatan” bukanlah karena kita beragama Kristen.
Keselamatan ada, karena Yesus yang sudah mengalahkan dunia. Seperti sudah
dituliskan dalam kitab Yohanes 16:33, yaitu: " Semuanya itu Kukatakan
kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu
menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia”.
(Yohanes 16:33) Keselamatan dari apa? Keselamatan
dari dosa & kutuk, keselamatan dari kebinasan/hukuman kekal, keselamatan
dari marabahaya, bencana, malapetaka, kecelakaan, sakit penyakit, kemiskinan......dan
lain2.
Maka agama tidaklah menyelamatkan, tetapi “Yesus Kristus”
atau Yesus yg diurapi oleh Allah”, ialah yg menyelamatkan kita. Agama tidak
bisa berbuat apa-apa, tetapi Yesus yang berbuat bagi kita. Yesus Kristus
berkata: Akulah kebenaran, Dia yang membenarkan manusia berdosa menjadi benar
di hadapan Allah Bapa, sehingga mendapat keselamatan. Jadi kita benar, karena
kita dibenarkan oleh Kristus. Kalau-pun kita ke sorga karena benar, itu adalah karena kita sudah dibenarkan oleh
Yesus. Sehingga dimata Allah Bapa yg dilihatNya adalah Yesus Kristus, Anak tunggalNya (Yohanes 3:16), yg sudah menyelesaikan & menanggung segala
dosa kita, dan Ia sudah menanggung semua dosa kita itu dg rela menderita sengsara
yg pedih dan rela mati diatas kayu salib
bagi kita. Sehingga kita tidak berada dibawah hukuman lagi. Sebab, "Dia (=Yesus)
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. (2 Korintus 5:21)
Dan sebagai umat Tuhan, kita juga tahu bahwa hikmat Allah
sudah katakan melalui rasul Paulus demikian : “Sebab bukanlah orang yang
mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan
hukum Tauratlah yang akan dibenarkan”. (Roma 2:13) Tetapi masalahnya adalah tidak ada seorangpun
yang bisa memenuhi semua yg dituntut oleh hukum Taurat. Mengapa bisa demikian? Hal itu adalah oleh karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, sejak Adam dan Hawa jatuh
dalam dosa. (Roma 8:23) Dan semua tuntutan hukum Taurat itu, hanya Yesus
saja yang bisa menggenapinya; maka dengan demikian bagi mereka yang percaya dan
menerima Yesus sebagai Tuhan dan JuruselamatNya, mereka akan dibenarkan.
Seharusnya kita ke neraka, karena upah dosa adalah
maut, tetapi Yesus telah menggantikan kita. Dia yang dihukum dan mati
disalib. Ini kekuatan dalam ke-kristen-an. Karena hanya darah Yesus yang suci
& mulia yg bisa menebus dosa kita; supaya kita dibenarkan kembali
dihadapan Allah, jika percaya kepada Dia. Sebab ada tertulis dalam Alkitab
bahwa "Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya”. (Roma 3:25)
Itulah sebabnya jangan pernah bangga, dan merasa hebat,
hanya karena sudah melayani Dia. Apa pun yang kita lakukan, tidak ada
apa-apanya, karena kita dibenarkan bukanlah oleh hasil usaha kita; tetapi Dia
yang sudah membenarkan kita oleh kasih karuniaNya saja. Alkitab sudah
menulis bahwa: "Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah”. (Efesus 2:8) Ingatlah bahwa
oleh hikmat Allah, rasul Paulus sudah menulis: "Sebab hukum Taurat
diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus”. (Yohanes 1:17)
Kiranya kita semua umatNya mengerti bahwa bukan agama yang
menyelamatkan kita, tetapi iman percaya kita kepada Yesus Kristuslah yang
membenarkan kita dan oleh kasih karuniaNya saja.Salam sejahtera dari salau
seorang saudari kita seiman dalam Kitistus, kawan sekerja Allah yg tinggal jauh
dari pulau Jawa.
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah kami mengerti dan percaya, bahwa oleh
kasih karunia kami telah diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usaha kami,
tetapi pemberian Allah. Amin