Pengumuman

Selamat Datang di Blog Persekutuan Doa Air Hidup.


Tuhan Yesus Memberkati.
ENTER

Anda rindu ingin membagikan berkat berupa renungan atau kabar gembira atau kesaksian pribadi? Kirim ke pdairhidup@gmail.com
POSTED BY Persekutuan Doa Air Hidup on 14.45 under


”Orang yg dapat mengendalikan dirinya adalah seperti kota yg roboh temboknya” (Amsal 25:28)


  
Gambar diatas hanyalah suatu ilustrasi saja. Seharusnya yg memegang tali kekang dileher orang muda yg sudah dewasa, yg cabul/liar itu, bukanlah ibunya; tetapi seharusnya Roh Kudus. Namun kalau anak itu masih kecil , tentunya yg memegang tali kekang atas anak dibawah umur yg nakal/binal, dilakukan oleh ibunya/orang tuanya, selaku wakil dari Roh Kudus.

Dalam nas tsb dalam kitab Amsal diatas, dikatakan bahwa apabila kita tidak bisa mengadilikan diri/emosi kita lagi, maka kita akan mudah dikalahkan oleh orang/lawan/musuh kita. Sebab kota yg roboh temboknya, artinya kota itu sudah tidak ada pelindungnya lagi. Jadi setiap orang/musuh/lawan bisa masuk dan menyerang kota itu kapan saja.

Demikian juga kalau kita tidak dapat mengendalikan diri kita/mengendalikan emosi kita, maka kita akan menjadi seperti kuda binal/liar, atau seperti bagal, yaitu campuran atau perkawinan silang antara kuda dan keledai, yg tidak berakal dan sangat garang dan harus dikendalikan dg tali kekang. Mulut kuda/bagal tsb harus diikat dg tali kekang lalu dipasang semacam rantai di dalam mulutnya dan kalau kedua ujung rantai itu ditarik oleh tali kekang, dan hal itu akan membuat mulutnya jadi sakit, dan barusan kuda/bagal tsb bisa dikendalikan. (Mazmur 32:9)

Sebagai manusia tentunya kita berbeda dengan kuda atau bagal. Sebab Tuhan telah menganugerahkan kepada kita kemampuan untuk mengatur emosi. Marah adalah salah satu bentuk emosi manusia, seperti juga sedih, senang, iri hati ...dll. Kita sih boleh saja marah, tapi ada batasannya seperti yg telah firman Tuhan katakan yakni: Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa. Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu. Dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. (Efesus 4:26-27)
Namun, karena selama kita masih hidup didalam tubuh jasmani/kedagingan kita, maka seringkali hal itu sanggup menganggu kemampuan kita dalam mengatur emosi tersebut.

Kalau kita mau mengenakan tali kekang pada mulut kita, seperti kita mengenakan tali kekang pada mulut kuda; maka kita akan menjadi orang yg sempurna dan jadi orang yg dapat juga mengendalikan seluruh tubuh kita. (Yakobus 3:2-3)
Perhatikan betapapun kecilnya api, ia dapat membakah hitan yg besar. Dan lidah kitapun adalah sama seperti api, ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat diantara anggota tubuh kita sebagai sesuatu yg dapat menodai seluruh tubuh dan menyalalkan roda mehidupan kita. Sedangkan lidah kita dinyalakan oleh api neraka. (Yakobus 3:5-6)

Salah satu contohnya yg paling jelas dalam Alkitab adalah Kain, anak pertama Adam dan Hawa setelah mereka diusir dari Taman Eden. Karena Kain iri hati & kecewa, lalu jadi sakit hati dan mendendam dan kemudian membuatnya ingin membalas dendam, maka akibatnya Kain menjadi seorang pembunuh pertama di dunia. (Kejadian 4:3-7) Padahal Tuhan sudah memperingatinya, tetapi Kain tetap tidak bisa mengendalikan emosinya.
Contohnya adalah Kain. Perhatikanlah peristiwa pembunuhan Habel oleh Kain. Hati Kain menjadi sangat panas, yakni marah bercampur iri hati, ketika persembahannya tidak diterima Tuhan. Kenapa persembahannya tidak diterima oleh Tuhan? Sebab Kain hanya mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya itu kepada Allah. Bukan mempersembahkan persembahan yg terbaik dari hasil tanahnya. Sedangkan Habel dia mempersembahkan dari anak sulung kambing dombanya dan lemak-lemaknya juga. Firman Tuhan kepada Kain sesungguhnya sudah mengingatkan agar Kain bisa mengontrol emosinya, agar dia tidak jatuh ke dalam dosa. (Kejadian 4:6-7) Namun ternyata, Kain mengabaikan firman Tuhan dan lebih menuruti emosinya. Sehingga dia telah memberi kesempatan kepada Iblis yg terus memanas-manaskan hatinya, akibatnya dia berbuat dosa dengan cara membunuh Habel.

Bagi para umat Tuhan, yg bersedia hidup dipimpin oleh Roh Kudus, adalah cara yg efektif untuk mampu mengatur emosi dengan baik. Sebab, ketika memberi hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus; maka kita akan menghasilkan buah Roh, yang salah satunya adalah penguasaan diri. Dengan penguasaan dirilah kita sanggup mengatur emosi kita. Untuk itu, sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, kita harus senantiasa setiap waktu meminta pertolongan Roh Kudus, untuk mematikan perbuatan tubuh/kedagingan kita, maka dengan demikian kita sudah memberi kesempatan kepada Roh Kudus untuk memimpin hidup kita dan menjadikan kita anak-anak Allah. (Roma 8:13- 15)


Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah kami umatMu mau selalu taat setiap waktu pada pimpinan Roh Kudus Amin.


0 comments so far:
-->

Copyright 2012 Persekutuan Doa Air Hidup | Halaman ini adalah ruang maha kudus Tuhan, dimana kita menikmati hadiratNya, firmanNya, kasihNya, kuasaNya, berkatNya, didikanNya, pimpinanNya, penghiburanNya, perlindunganNya dan segalaNya. Jadi bukanlah halaman untuk berbinis atau segala macam bentuk kegiatan duniawi. Tuhan berkati. Amin