"Karena
di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada". (Matius 6:21)
Bagaimana caranya kita sebagai umat Tuhan, agar bisa
membebaskan kita dari tekanan untuk mengejar/mengandalkan harta duniawi ? Jawabnya adalah
kita memerlukan pertolongan Tuhan Yesus.
Nas dalam firman Tuhan diatas sebenarnya, mengingkatkan kita
sebagai umat Tuhan, agar jangan mengumpulkan harta di bumi. Sebab harta di bumi
ngengat dan karat merusakkanya, dan pencuri/perampok membongkar serta
mencurinya. Dan harta di bumi itu adalah sementara saja dan tidak kekal.
Meskipun sudah diingatkan oleh Tuhan Yesus, namun memangnya manusia &
termasuk orang-orang Kristen/Katolik selalu salah kaprah, bukannya mencintai
harta disorga spt yg Tuhan katakan, sebaliknya mereka lebih mencintai harta di
bumi. Karena harta dibumi kelihatan dapat dilihat, diraba dan dinikmati dan
lain lain, termasuk juga kedudukkan, jabatan kekuasaan, kenikmatan......dan seterusnya.
Mereka berpikir bahwa kalau harta di sorga urusan nanti saja, kan masih ada
waktu untuk bertobat, bukankah Tuhan pengasih, penyayang, pengampun dan panjang
sabar? Jadi nanti saja bertobatnya sebelum kita mati. Tapi mereka lupa bahwa
hari Tuhan akan tiba datang mengambil hidup
kita, seperti pencuri yaitu dalam waktu2 yg kita tidak pernah tahu. (2
Petrus 3:10)
Ada suatu kesaksian dari sepasang saudara & saudari kita
seiman dalam Kristus yg sedang berkunjung ke suatu daerah yg jauh sekali
lokasinya dari pulau Jawa, yakni tentang Harta di hati.
Pada suatu waktu, kami pergi kesuatu daerah terpencil di
Sumba Timur. Dalam perjalanan kami bertemu anak-anak SD yang berjalan menuju
sekolah yang lumayan jauh jaraknya. Ada satu hal yang baik yang, saya tidak
jumpai si kota dan didaerah lain, yakni antara lain adalah seperti mereka
berdiri disisi jalan sambil mengucapkan salam "selamat pagi". Tetapi
ada yang lucu juga mereka jalan jauh tanpa alas kaki, bukannya mereka tidak
punya sepatu, sepatunya mereka jinjing ditangan, itu karena mereka takut
sepatunya rusak. Padahal kalau kita artikan sesungguhnya sepatu berfungsi untuk
melindungi kaki, tetapi yang mereka lakukan adalah sebaliknya.
Itulah apa yang dilakukan oleh kebanyakan kita sebagai
manusia, dan juga oleh kita sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan.
Seringkali kita lebih menyayangi harta duniawi daripada diri kita sendiri dan
tanpa kita sadari hal tsb sudah menjadi berhala bagi kita. Ada banyak yang
orang ribut/bertengkar/berkelahi, karena memperebutkan harta duniawi, bahkan
hubungan persaudaraanpun bisa putus karena memperebutkan harta duniawi. Dan ada
juga yang harus kehilangan nyawanya demi menyelamatkan harta duniawinya. Yang
berlaku bagi mereka yg cinta uang, cinta dunia, cinta kekuasaan, cinta
kenikmatan....dan lain2 semuanya adalah
yg sebaliknya daripada yg Tuhan katakan.
Setiap orang mempunyai "harta". Tempat hati berada
adalah tempat mengumpulkan segala pencapaian dan bagi banyak orang juga untuk
dijadikan andalan, tempat bergantung dan berharap dalam hidupnya. Secara
sederhana, ada dua jenis harta: harta duniawi yang bersifat sementara dan harta
sorgawi yang bernilai kekal. Walaupun kita memerlukan harta duniawi yang sementara,
tetapi itu bukan segalanya. Mengikatkan hati sepenuhnya kepada harta duniawi,
bisa merintangi kita mendapatkan harta yang kekal. Mengapa demikian ?
Sebabnya adalah harta dunia bisa membutakan mata hati kita.
Sehingga mata kita jadi gelap dan jahat. Membuat kita tidak perduli lagi, yang
penting harta duniawi itu harus kita dapatkan dg segala macam cara dan
perbuatan. Baik dg cara yg jahat ataupun dg cara yg tidak legal/tidak halal.
Sehingga akibatnya, kita mengukur segala sesuatu dengan uang, mengganti waktu
untuk keluarga dengan kemewahan, mengganti waktu untuk Tuhan dengan uang
persembahan. Hati kita tidak lagi menjadi takhta bagi Tuhan, tetapi bagi uang,
jabatan, ketenaran, kehormatan, kekuasaan dan kenikmatan.
Padahal, firman Tuhan Yesus sudah mengibatkan kepada kita semua
bahwa sesungguhnya harta sorgawilah yang juga harus kita kumpulkan untuk hidup
kekal. Untuk itu kita memerlukan pertolongan Tuhan Yesus, agar memberikan kasih
Allah bagi kita, supaya bisa menempatkan kesenangan Allah sebagai kebutuhan
yang harus dipenuhi, sehingga akan membebaskan kita dari tekanan untuk mengejar
harta duniawi.
Ada suatu kesaksian yg lain dari sepasang suami istri yg
tidak percaya kepada Tuhan dan sekarang ketika sudah tua, meskipun mereka kaya
raya punya rumah2 di Indonesis dan juga rumah2 negri Jiran, namun sekarang
mereka hidupnya jadi “sangat takut mati”. Karena mereka akan kehilangan harta
kekayaan mereka yg berlimpah. Mereka terus hidup sehat, sehingga kalau sakit
sedikit saja, mereka langsung jadi stress dan segera pergi keluar negeri
mencari dokter yg terbaik utk mengobati penyakit mereka. Hidup mereka sungguh
sangat menyedihkan, mereka tidak bisa membebaskan diri mereka dari tekanan
untuk bisa terus mengandalkan harta duniawi mereka !
Tuhan Yesus memberkati kita semua dan semoga kesaksian
singkat ini, dapat bermanfaat & mengingatkan bagi para pembaca pdairhidup
yg membacanya.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami umatMu ya Tuhan agar kami dapat
membebaskan dari tekanan untuk mengejar/mengandalkan harta duniawi. Amin