“Berbahagialah mereka yg tidak
melihat, namun percaya”. (Yohanes 20:29)
Ada suatu kesaksian
dari seorang teman yg bernama Feri Hanjayani.
Suatu saat ketika
adiknya divonis dokter ada kelainan darah/terkena sakit leukemia yg parah, dia
bergumul dalam doa dg Tuhan, antara berharap Mujizat & kenyataan yang
terjadi. Dia tentunya ingin agar Tuhan memberikan mujizat kesembuhan supaya
adiknya sembuh dari sakit leukemia. Inilah kesaksiannya: Ketika adik saya yang
pertama harus di vonis dokter ada Kelainan darah/leukimia, dirumah sakit kita
sekeluarga bersehati berdoa puasa agar ada kemurahan Tuhan turun ke atas adik
saya. Hari-hari pergumulan saat itu benar-benar berat, diatas kapal Feri
penyeberangan Surabaya-Madura, dipikiran saya terus bergejolak antara berharap
sebuah Mujizat dan mendengar berita bahwa trombosit adik saya semakin tak
tertolong walaupun telah di bantu transfusi. Doa saya seperti mengawang-awang
tidak jelas, sebuah kekuatiran muncul dalam pikiran saya, apakah adik saya akan
menyusul papi saya.....? Jika dia sungguh menyusul papi, maka ini menjadi
pukulan yg berat bagi keluarga kami yang baru satu setengah tahun ditinggal
papi. Setiap giliran saya harus pergi menjaga adik saya ke rumah sakit di
Surabaya, diatas kapal saya selalu merenungkan apa yang terburuk terjadi dalam
hidup adik saya, dalam perenungan itulah saya kembali mengingat diskusi saya
dengan adik saya Yang sekarang sedang terbaring, tentang Mujizat. Dan hari itu
saya dihadapkan pada sebuah kenyataan apa yang kami diskusi, ternyata terjadi
dalam hidup keluarga saya, khususnya adik saya yang membuat saya belajar dan
merubah paradigma/contoh/kasus tentang Mujizat.
Tidak ada kesembuhan
yang terjadi karena doa-doa puasa kami, adik saya semakin parah. Ketika harus
di kemoterapi, dokter membatalkannya karena kondisi adik saya yang sudah
semakin parah, bintik biru mulai terlihat di tubuhnya, mata sudah penuh dengan
genangan darah, darah dari hidung tidak berhenti keluar. Pada saat itu saya mulai
berpikir realistis, saya tidak lagi berdoa untuk kesembuhannya, saya hanya
berdoa agar Tuhan kuatkan adik saya sampai akhir hidupnya, dan kuatkan mami
saya yang harus kembali kehilangan seorang anggota keluarga yang dicintainya,
dan kuatkan seluruh anggota ; agar apapun yang terjadi iman pengharapan dan
kasih kami sekeluarga akan Tuhan Yesus tidak menjadi pudar.
Sampai akhirnya adik
saya meninggal, saya belajar banyak tentang penderitaan, kesulitan,kehilangan
dan merasa tertekan. Tetapi dari contoh/kasus/paradigma saya tentang Mujizat,
saya tetap yakin bahwa Mujizat Tuhan tidak pernah berubah. Namun kita sebagai
pengikutNya, tidak perlu terlalu membesar-besarkan Mujizat, sebab Yesus KristusTuhan,
Sang pelaku/pembuat Mujizat juga tidak pernah "Heboh" dengan
kemampuanNya untuk melakukan Mujizat. Dan Yesus juga tidak pernah bermaksud
untuk menggunakan Mujizat, sebagai alat untuk membuat orang mau bertobat atau
mau diyakinkan untuk percaya kepadaNya. Sebab Yesus tahu bahwa sekalipun
olehNya seorang bangkit dari antara orang mati, mereka tetap tidak mau percaya
kepadaNya. (Lukas 16:29-31)
Bukankah ketika Yesus
membangkitkan anak perempuan dari kepala rumah ibadat, Yudas Iskariot juga ada
bersama Yesus beserta murid2Nya yg lain, tetapi melihat mujizat itu Yudas
Iskariot tetap tidak bertobat dan tetap tidak mau percaya kepada Yesus ?
(Matius 9:18-26)
Bukankah para
imam-imam kepala orang-orang Yahudi, juga tetap tidak mau percaya kepada Yesus
yg sudah bangkit dari antara orang mati, malahan mereka merencanakan dusta dan
memberikan mereka sejumlah besar uang dan mengatakan kepada serdadu2 penjaga
kubur Yesus agar berkata dusta sebagai berikut: Kamu harus mengatakan bahwa
murid-muridNya datang malam2 dan mencuriNya, ketika kamu sedang tidur? Dan para
serdadu penjaga kubur Yesus, menerima uang suap tsb dan berbuat seperti yg
dipesankan kepada mereka . Dan cerita bohong ini terus tersiar diantara orang
Yahudi sampai sekarang ini. (Matius 28:11-15)
Bukankah ketika oleh
kuasa Allah Yesus bangkit dari antara orang mati, muridNya Tomas pun tidak
percaya kepada Yesus ? dan dia berkata bahwa: Sebelum dia melihat bekas paku
pada tanganNya dan sebelum aku mencucukan jariku kedalam lambungnya,
sekali-kali aku tidak akan percaya. (Yohanes 20:25) Kesimpulannya adalah bahwa
Mujizat bukanlah sesuatu yg harus terlalu dibesar-besarkan. Sebaliknya kalau
terlalu dibesar-besarkan, maka itu akan merupakan suatu berhala tidak berwujud
bagi kita, dan akan membuat kita tidak berkenan dihadapan Allah.
Bukankah melalui
perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus yg miskin dalam Alkitab: Yesus sudah
mengatakan bahwa: Jika manusia tidak mau mendengarkan atau tidak mau percaya
kepada kesaksian Musa & kesaksian para nabi; maka sekalipun oleh Yesus
seorang dibangkitkan dari antara orang mati, mereka tetap tidak mau
mendengarkan, menuruti & tidak mau percaya kepada Yesus ! (Lukas 16:31)
Oleh sebab itu, Yesus
berkata kepada semua kita yg mendengarkan, menuruti & percaya kepada Yesus,
bahwa “kita semua adalah orang-orang yg berbahagia”. (Yohanes 20:29) Dan bahkan
lebih dari itu, Yesus berkata bahwa : “Akan ada sukacita di sorga, karena satu
orang berdosa yang bertobat , lebih daripada sukacita karena sembilan puluh
sembilan orang benar yg tidak memerlukan pertobatan”. (Lukas 15:7)
Doa kami;
Tuhan Yesus,
tolonglah & kasihanilah kami yg tidak percaya ini ya Tuhan, dan
selamatkanlah kami. Amin