“Janganlah terburu-buru
dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas2 mengeluarkan perkataan dihadapan
Allah, karena Allah di sorga dan engkau ada di bumi; oleh sebab itu biarlah
perkataanmu sedikit”. (Pengkhotbah 5:1)
Selanjutnya
dikatakan oleh hikmat Tuhan melalui penulis kitab Pengkhotbah, dia telah
menulis kepada kita semua, bahawa “Kalau engkau bernazar kepada Allah,
janganlah engkau menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada
orang-orang bodoh. Lebih baik engkau tidak bernazar tetapi tidak menepatinya.
Janganlah mulutmu membawa engkau kedalam dosa dan janganlah berkata dihadapan
utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas
ucapanmu dan merusak pekerjaan tanganmu”? (Pengkhotbah 5:3-5)
Hal
tsb diatas pernah terjadi dan dilakukan oleh rasul Petrus dg gegabah
mengucapkan nazarnya/janjinya kepada Yesus dalam percakapan waktu Perjamuan
malam.
Tetapi
untung saja Tuhan Yesus telah mendoakan dia supaya imannya tidak gugur :
“Simon. Simon , lihat, iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
tetapi aku telah berdoa untuk engkau , supaya imanmu tidak gugur. Dan engkau,
jikalau engkau sudah insaf, kuatkan lah saudara-saudaramu. Jawab Petrus : Tuhan
aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama Engkau. Tetapi Yesus berkata:
Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau
tiga kali menyangkal Aku , bahwa engkau mengenal Aku. (Lukas 22:31-33) Demikian
juga halnya dg para murid-murid/rasul2 yg lainnya juga pernah berkata kepada
Yesus: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku tidak akan menyangkal
Engkau. Semua murid-murid yg lain juga berkata demikian juga. (Matius 26:35)
Begitu
juga halnya dg kita sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, saat kita
berdoa kepada Tuhan pada saat beribadah/misa di gereja, di rumah/di rumah sakit
atau dimana saja; kita semua juga sangat mudah bernazar ketika kita menghadapi
suatu kesusahan/kesulitan/masalah yg sangat berat. Misalnya: Bisnis kita
terancam bangkrut atau kita terkena sakit berat yg tidak tersembuhkan, lalu
oleh mujizat Tuhan kita disembuhkan. Pada saat itu, kita mudah sekali bernazar
dan berjanji kepada Tuhan. Misalnya: Kalau saya disembuhkan Tuhan, maka saya
akan menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu utk melayani Tuhan seumur hidup
saya,.....dll.
Tetapi
pada kenyataannya ada banyak sekali diantara kita yg tidak memenuhi nazar kita
itu, karena bisnis/usaha kita sekarang berjalan dg lancar dan sangat
menguntungkan dan kitapun sangat sibuk mengurusi bisnis kita yg sukses itu.
Boro-boro mau menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu, malahan biasanya kita sengaja
melupakan atau berpura-pura lupa akan naznar/janji kita kepada Tuhan. Maka
Tuhan akan berkata kepada kita bahwa kita adalah orang-orang bodoh yg tidak
disenangi Tuhan dan membuat kita jatuh dalam dosa. Lalu Tuhan menjadi murka dan
mengacaukan bisnis/usaha kita, sehingga menjadi bangkrut dan jatuh sakit berat
lagi. (Pengkotbah 5:3-5)
Sebab
itu Janganlah kita mau terburu-buru dengan mulut kita pada saat kita berdoa kepada
Tuhan ataupun pada saat omong-omong dg orang tua, saudara/sahabat seiman,
pendeta/pastor dll, dan janganlah hati kita lekas2 mengeluarkan
perkataan/janji/nazar dihadapan Allah, karena Allah di sorga dan engkau ada di
bumi; oleh sebab itu biarlah perkataan kita sedikit! Lebih baik kita mengucap
syukur saja kepada Tuhan yg telah menolong kita dari kebangkrutan atau
menyembuhkan kita dari sakit penyakit kita....dll.
Itulah
pelajaran yg kita terima dari Tuhan melalui kitab Pengkhotbah ini.
Doa
kami:
Tuhan
Yesus, agar kami selalu dapat berdoa kepadaMu: Jadilah kehendakMu di dalam
hidup kami di bumi seperti di dalam sorga. Amin