"Akulah jalan kebenaran,
tidak ada seorang pun yang dapat ke rumah Bapa, kalau tidak melalui Aku!"
(Yohanes 14:6)
Untuk menguatkan iman kita kepada
Tuhan, marilah sekarang kita baca lagi suatu kesaksian yg agak panjang dari
seorang anak Tuhan, yg bernama Joan Corinna: Tentang pengalamannya berjumpa dg
Tuhan Yesus.
Saya seorang remaja Kristen yg berusia 15 tahun. Kegiatan saya sehari-hari adalah seorang pelajar dan hanya ke gereja setiap minggunya. Pada Sabtu, 12 Maret 2016, saya harus menjalankan operasi Sinusitis, Amandel dan Polip. Seminggu setelah operasi, secara medis luka bekas operasi saya sudah sembuh, namun yang saya rasakan adalah rasa sakit itu semakin parah karena obat melalui infus. Dalam beberapa hari rasa sakit itu reda, sehingga saya bisa pulang ke rumah. Ketika kembali ke rumah, rasa sakit itu kembali lagi. Lebih sakit dari sebelumnya, sampai saya kembali ke rumah sakit lagi, langsung ke ruang emergency, untuk penanganan medis. Karena kamar di rumah sakit tersebut penuh, maka saya mendapat kamar 'isolasi'. Keesokan harinya, saya pindah kamar ke ruang biasa, pada sore hari. Lalu pada saat jam 5 rasa sakit itu kembali datang, dan saya hanya terbaring lemas. Sampai pukul 11 malam ketika itu saya tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa, tidak bisa minum, tidak bisa makan. Mama saya hanya membasahkan mulut saya yang kering, tiba-tiba rasa sakit itu seperti terbakar, dan menjadi parah. Dokter dan suster yang menangani saya bingung dan tidak tahu harus melakukan apa lagi, karena dosis obat untuk anti rasa sakit yang diberikan kepada saya sudah sangat tinggi.
Saya seorang remaja Kristen yg berusia 15 tahun. Kegiatan saya sehari-hari adalah seorang pelajar dan hanya ke gereja setiap minggunya. Pada Sabtu, 12 Maret 2016, saya harus menjalankan operasi Sinusitis, Amandel dan Polip. Seminggu setelah operasi, secara medis luka bekas operasi saya sudah sembuh, namun yang saya rasakan adalah rasa sakit itu semakin parah karena obat melalui infus. Dalam beberapa hari rasa sakit itu reda, sehingga saya bisa pulang ke rumah. Ketika kembali ke rumah, rasa sakit itu kembali lagi. Lebih sakit dari sebelumnya, sampai saya kembali ke rumah sakit lagi, langsung ke ruang emergency, untuk penanganan medis. Karena kamar di rumah sakit tersebut penuh, maka saya mendapat kamar 'isolasi'. Keesokan harinya, saya pindah kamar ke ruang biasa, pada sore hari. Lalu pada saat jam 5 rasa sakit itu kembali datang, dan saya hanya terbaring lemas. Sampai pukul 11 malam ketika itu saya tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa, tidak bisa minum, tidak bisa makan. Mama saya hanya membasahkan mulut saya yang kering, tiba-tiba rasa sakit itu seperti terbakar, dan menjadi parah. Dokter dan suster yang menangani saya bingung dan tidak tahu harus melakukan apa lagi, karena dosis obat untuk anti rasa sakit yang diberikan kepada saya sudah sangat tinggi.
Sampai akhirnya saya merasa tidak
kuat saya lemas dan saya merasa jiwa saya sudah tidak ditubuh saya lagi. Saat itu, saya meras spt berada di hutan
pinus yang lebat, sedang berdiri di sebuah pertigaan. Saya melihat ada Goa
besar, lalu saya masuk ke dalam Goa tersebut. Di dalam Goa itu terdapat anak
goa atau semacam lorong kiri dan kanan. Yang membedakan adalah Goa kiri
tersebut gelap, sedangkan Goa kanan tersebut terang. Lalu ada seorang pria
dengan wajah Yahudi datang kepada saya dan berkata :"Jangan Takut! ini aku
Petrus, murid Yesus." Saya semakin bingung apa maksud dari pria ini. Lalu
Petrus menuntun saya menuju Goa kanan yang terang itu. Disana terdapat 2 orang
penjaga malaikat dengan jubah putih dan pedang di tangan mereka sehingga
membentuh huruf 'X'. "Jangan takut dia hanya titipan", ucap Petrus
kepada dua orang malaikat itu. Akhirnya kedua malaikat itu memberikan saya
jalan untuk masuk. Ketika saya masuk, jalanan tersebut berlapisi emas. Lalu
Petrus membawa saya ke sebuah tempat yang terdapat seperti mimbar pendeta yang
diatasnya terletak buku yang berlapisi emas sampai ke kertas dalamnya. "Cari
namamu di buku itu!' ucapnya. Setelah
saya menemukan nama itu, Petrus memberikan garis bawah di nama saya.
Menggunakan pena dari bulu burung merpati. Setelah itu saya dibawa masuk
kedalam suatu tempat terlihat seperti desa yang sejuk dan indah. Ketika saya
masuk, badan saya terasa ringan, seperti semua beban di pundak saya telah
hilang. Yang saya lihat disana adalah, setiap rumah memiliki inisial pemilik
mereka. Disana hanya terdapat 1 ruangan saja. Setiap individu memiliki 1 rumah
masing-masing. Sampai akhirnya, ada seorang anak seperti berusia 2 tahun datang
kepada saya dan menarik jubah putih saya. "Hi Aunty! Aunty apa kabar..?
Kok Aunty ada disini"? ucap anak kecil itu sambil menarik jubah putih
saya. "Kamu siapa...?", tanya saya. "Aku Hans, anaknya bunda
Okta. Aunty, aku denger aku punya adik lagi ya..? Aunty jagain bunda, kakak
& Adik ya, titip salam sama bunda. Aunty jangan pulang kesini dulu. Kasihanan
di dunia mereka, butuh Aunty. Masih banyak yang sayang sama Aunty"!
ucapnya sambil pergi bersama teman-temannya. Saya disitu sadar bahwa saya
berada di Sorga, karena anak kecil itu adalah anak kakak saya yang keguguran
pada usia kandungan 6 bulan. Saya disitu hanya bisa menangis. Karena saya sudah
berada di rumah Bapa. Lalu Petrus mengajak saya ke sebuah bangunan yang
terdapat pondasi saja. "Ini rumah kamu, masih 15% itu tandanya belum
saatnya kamu pulang kesini." Petrus
langsung megajak saya ke ujung jalan dimana terdapat istana megah dan indah.
Lalu, ketika saya berjalan di jembatan terdengar suara : "Akulah jalan
kebenaran, tidak ada seorang pun yang dapat ke rumah Bapa, kalau tidak melalui
Aku!" (Yohanes 14:6) Lalu saya sampai di sebuah ruangan, dimana terdapat 1
buah kursi kosong. "Tunggu disini", ucapnya sambil pergi meninggalkan
saya. Saya hanya duduk di kursi kosong tersebut, lalu saya melihat seperti
sorotan lampu datang kepada saya.
Semakin lama semakin mendekat, saya menyadari itu adalah Tuhan Yesus. Saya berlari lalu memeluk Tuhan sambil menangis. Saya menceritakan segala pergumulan saya kepada Tuhan."Aku ga mau balik kedunia, disana terlalu jahat. Disini aja enak nyaman, aku ga mau balik kesana.", ucap saya. Tuhan menjawab : "Anak-Ku, Aku kuat maka engkau juga harus kuat"! Lalu Tuhan Yesus membawa saya pergi mengelilingi sorga. "Disini rumah dibangun melalui iman. Semakin dalam iman kamu kepadaKu, maka semakin cepat rumah ini jadi", ucap-Nya. (Wahyu 22: 1-17) Hingga akhirnya saya berada di sebuah jurang, dimana ketika saya melihat kebawah terdapat banyak lautan manusia yang sudah hancur, dan disiksa. "Yesus! Tolong Saya..!" "Yesus Maafkan Saya..!" itulah teriakan mereka. Tuhan Yesus melihat dg sedih dengan apa yang terjadi pada mereka semua. Lalu saya mencium ada bau yang sangat busuk dan anyir, saya menyadari Tuhan Yesus tidak lagi di samping saya. Lalu semuanya berubah menjadi hutan pinus kembali, disitu saya bertemu dengan seorang lelaki yang gagah, sangat tampan. "Kamu kalo takut kesana, ke tempat aku aja! Tempat aku enak, ga jauh dari dunia kok, disana tenang, enak, nyaman!", ucapnya sambil berjalan mendahului saya. Ketika dia berjalan, saya melihat di belakang tubuhnya terdapat ekor yang panjang."Lucifer", ucap saya tiba-tiba. Dia langsung memegang tangan saya lalu berubah menjadi seram sangat seram. Keadaan berubah kembali, saya berada di sebuah jurang yang sama, namun ketika itu Lucifer berada di belakang saya, sehinga dia akan mendorong saya, karena selangkah lagi saya akan masuk kedalam neraka itu. Suhu disana sangat panas, seperti terbakar. Bau busuk dan menyengat dimana-mana. Lalu Petrus menarik tangan saya. "Dia milikku", ucap Petrus sambil menarik tangan kiri saya. "Tidak! Dia milikku!", ucap Lucifer sambil menarik tangan kanan saya. Ketika saya melihat ke belakang, saya melihat badan saya berada di rumah sakit dan kedua orang tua saya sedang berdoa dan menangis. “ Siapa yang kamu percaya"? teriak Petrus. Saya berteriak sambil menutup mata : "Yesus saya percaya kepadaMu!" Lalu keadaan berubah, saya berada dipelukan Tuhan Yesus, sambil menangis.
"Pulanglah...! Beritakanlah injil keselamatan ini kepada dunia. Karena waktu-Ku sudah sangat dekat.", ucap Yesus.
Semakin lama semakin mendekat, saya menyadari itu adalah Tuhan Yesus. Saya berlari lalu memeluk Tuhan sambil menangis. Saya menceritakan segala pergumulan saya kepada Tuhan."Aku ga mau balik kedunia, disana terlalu jahat. Disini aja enak nyaman, aku ga mau balik kesana.", ucap saya. Tuhan menjawab : "Anak-Ku, Aku kuat maka engkau juga harus kuat"! Lalu Tuhan Yesus membawa saya pergi mengelilingi sorga. "Disini rumah dibangun melalui iman. Semakin dalam iman kamu kepadaKu, maka semakin cepat rumah ini jadi", ucap-Nya. (Wahyu 22: 1-17) Hingga akhirnya saya berada di sebuah jurang, dimana ketika saya melihat kebawah terdapat banyak lautan manusia yang sudah hancur, dan disiksa. "Yesus! Tolong Saya..!" "Yesus Maafkan Saya..!" itulah teriakan mereka. Tuhan Yesus melihat dg sedih dengan apa yang terjadi pada mereka semua. Lalu saya mencium ada bau yang sangat busuk dan anyir, saya menyadari Tuhan Yesus tidak lagi di samping saya. Lalu semuanya berubah menjadi hutan pinus kembali, disitu saya bertemu dengan seorang lelaki yang gagah, sangat tampan. "Kamu kalo takut kesana, ke tempat aku aja! Tempat aku enak, ga jauh dari dunia kok, disana tenang, enak, nyaman!", ucapnya sambil berjalan mendahului saya. Ketika dia berjalan, saya melihat di belakang tubuhnya terdapat ekor yang panjang."Lucifer", ucap saya tiba-tiba. Dia langsung memegang tangan saya lalu berubah menjadi seram sangat seram. Keadaan berubah kembali, saya berada di sebuah jurang yang sama, namun ketika itu Lucifer berada di belakang saya, sehinga dia akan mendorong saya, karena selangkah lagi saya akan masuk kedalam neraka itu. Suhu disana sangat panas, seperti terbakar. Bau busuk dan menyengat dimana-mana. Lalu Petrus menarik tangan saya. "Dia milikku", ucap Petrus sambil menarik tangan kiri saya. "Tidak! Dia milikku!", ucap Lucifer sambil menarik tangan kanan saya. Ketika saya melihat ke belakang, saya melihat badan saya berada di rumah sakit dan kedua orang tua saya sedang berdoa dan menangis. “ Siapa yang kamu percaya"? teriak Petrus. Saya berteriak sambil menutup mata : "Yesus saya percaya kepadaMu!" Lalu keadaan berubah, saya berada dipelukan Tuhan Yesus, sambil menangis.
"Pulanglah...! Beritakanlah injil keselamatan ini kepada dunia. Karena waktu-Ku sudah sangat dekat.", ucap Yesus.
Salam sejahtera dari seorang saudari kita seiman, tinggal jauh di luar kota.
Doa kami:
Tuhan Yesus,mampukanlah kami umatMu
agar dapat terus hidup oleh iman sesuai firmanMu, dan selalu tanpa jemu memberitakan
kabar baik Kerajaan Sorga kepada keluarga kami, sahabat & sesama. Amin