“Berkatilah siapa yg menganiaya
kamu, berkatilah dan jangan mengutuki”. (Roma 12:14)
Oleh hikmat Tuhan, rasul Paulus telah menulis bagi para jemaat di Roma dan juga
bagi kita semua orang yg percaya kepada Tuhan Yesus, agar kita jangan mengutuki
orang yg menganiaya kita atau menjengkelkan kita. Sesuai dg perikopnya dalam
Roma pasal 12, hal ini antara lain adalah merupakan suatu bentuk persembahan
kita yg benar bagi Tuhan.
Ada suatu kesaksian dari seorang
anak Tuhan, yg dapat mengingatkan kita akan hikmat Tuhan kepada rasul Paulus
tsb :
Setiap pagi saya berangkat ke
kantor, saya melewati sebuah perempatan jalan yang cukup ramai. Tidak ada
traffic light dan jarang ada polisi disana, jadi yang ada hanya “polcep atau polisi
cepekan”. Ada 3 orang “polcep” liar yang bertugas secara bergantian, salah
satunya adalah seorang bapak tua. Diantara yang lain, bapak tua inilah yang
paling menjengkelkan, sebab dia selalu minta uang dengan mengetok-ngetok kaca
mobil. Jika tidak diberi uang dia akan mengomel. Kalau mobil mau lewat, dia
bukannya sibuk menyetop kendaraan dari arah lain, tetapi dia sibuk mengejar
uang dan sengaja menghalangi jalan. Jalan menjadi semakin ruwet ole ulahnya
itu. Setiap melewati jalan itu, kalau saya melihat dia saya justru ambil
ancang-ancang untuk sengaja tidak memberi uang padanya dan saya sering jengkel
melihat sikapnya yang mengomel dengan suara keras. Dan selalu sukacita saya
jadi hilang setelah melihat bapak itu.
Sampai suatu ketika, Tuhan mengingatkan firmanNya tsb dalam nas tsb diatas, yakni : Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Sampai suatu ketika, Tuhan mengingatkan firmanNya tsb dalam nas tsb diatas, yakni : Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Jadi sejak saat itu, sebagai awal
persembahan saya yg benar bagi Tuhan dipagi hari, maka setiap kali saya
melewati jalan itu saya berdoa agar Tuhan memberkati bapak itu. Kalau setiap
orang yang melalui jalan itu menjadi marah & mengutuki bapak tua itu, oh.....betapa
malangnya dia. Sudah hidupnya susah, dan setiap hari jadi semakin susah, karena
terus dikutuki oleh banyak orang. Sekarang saya melewati jalan itu dengan damai
sejahtera, tidak peduli apakah bapak tua itu ada atau tidak?
Yesus telah memberi teladan bagi kita umatNya, yakni “Memilih diam dan tidak membalas orang-orang yang mencaci, menganiaya, menghina Dia. Bahkan Dia memberkati orang-orang itu. Dan ternyata “harga diri” Tuhan Yesus Kristus tidak menjadi berkurang dengan segala perlakuan keji itu. Tapi justru Dia ditinggikan dan dimuliakan karena respons yang dilakukanNya. (Filipi 2:5-11)
Yesus telah memberi teladan bagi kita umatNya, yakni “Memilih diam dan tidak membalas orang-orang yang mencaci, menganiaya, menghina Dia. Bahkan Dia memberkati orang-orang itu. Dan ternyata “harga diri” Tuhan Yesus Kristus tidak menjadi berkurang dengan segala perlakuan keji itu. Tapi justru Dia ditinggikan dan dimuliakan karena respons yang dilakukanNya. (Filipi 2:5-11)
Sekarang bagaimana halnya dengan
kita para pengikutNya ? Maukah kita mengambil sikap sama seperti Tuhan Yesus
Kristus? Bukankah kita diciptakan segambar dan serupa dengan Dia?
Salam sejahtera bagi kita semua,
bahan renungan kita hari ini dikirimkan oleh seorang saudari kita seiman dalam
Tuhan, kawan sekerja Allah yg tinggal di salah satu kota di Jawa Barat. Semoga
bermanfaat dan Tuhan memberkati kita semua.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah & mampukanlah
kami umatMu setiap hari, agar kami bukan jangan hanya menjadi pendengar firman
Tuhan, melainkan juga menjadi pelaku firman Tuhan. Amin