“Sekarang
apa yg akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan
membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu
kepada orang-orang lain”. (Markus 12:9)
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur diatas, adalah
menunjukkan bahwa dizaman sekarang ini masih ada banyak orang-orang yg percaya
kepada Tuhan, tetapi melakukan sikap & tindakan yg jahat serupa dg para
penggarap kebun anggur Tuhan dalam nas tsb diatas. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka kepada Tuhan, tetapi
dalam prakteknya mereka memungkiri kuasaNya & firmanNya. (2 Timotius 3:5)
Dan ketika ada utusanNya, atau sahabatnya seorang pemberita Injil, atau saat
mendengar khotbah yg disampaikan para pastor/pendeta, yg menegor mereka atas
kesalahan/keserakahan/kesesatan mereka; tetapi firman Tuhan yg disampaikan itu,
hanya masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan, yakni: Mereka memandang enteng
atau meremehkan saja tegoran firman Tuhan tsb.
Sekarang ini ada banyak orang & termasuk
juga ada banyak orang-orang yg percaya kepada Tuhan, yang mengukur kebahagiaan itu
dari harta kekayaan, kekuasaan dan popularitas dan hal2 duniawi lainnya saja. Sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga
untuk mendapatkannya. Kelekatan terhadap hal-hal tersebut, membuat mereka tidak
pernah merasa cukup dan puas, sehingga lama kelamaan mereka akan menjadi budak
atau hamba dari hawa nafsu dan keinginan daging mereka, yang membuat mereka
bersedia melakukan atau menghalkan apa saja demi memperoleh yang
diidam-idamkannya.
Tetapi sebagai umat Tuhan, sadarilah bahwa
hidup di dunia ini hanya fana atau sementara saja. Sebab itu janganlah sampai
kita terseret masuk ke dalam kebinasaan abadi, akibat mengejar kebahagiaan yg
fana dan semu. Kebahagiaan sejati hanya didapat dengan hidup melekat kepada
Tuhan, yakni: Dengan senantiasa percaya & berharap kepadaNya, hidup
menuruti firmanNya serta mengandalkan Dia sepenuhnya, maka kita akan mendapatkan
kekuatan untuk tetap melangkah dan melanjutkan perjalanan hidup kita seturut
kehendakNya.
Masalah, kesulitan, pencobaan besar atau
kecil, memang selalu ada dan menghadang siapapun kita dalam hidup ini. Hal ini
mungkin menimbulkan banyak pertanyaan muncul dalam hati kita: Kenapa kita harus
mengalami kesulitan, sementara orang lain bisa senang? Kenapa kita harus
bekerja keras sampai harus lembur, sementara orang lain sudah pulang ke rumah? Kenapa
kita selalu menjadi karyawan, sementara orang lain bisa jadi bos atau usahawan
sukses? Atau sebaliknya, seperti contohnya : Princess Diana of Wales dari keluarga
Kerajaan Inggris, dia mungkin bertanya dalam hatinya : Mengapa sudah punya
banyak uang & kekayaan, kekuasaan, istri cantik dll, tetapi suami saya tetap saja
berselingkuh dan pacar lamanya sehingga keluarga saya jadi berantakan?
Tidak pernahkah kita berpikir menurut pandangan Tuhan? Bahwa ada banyak orang lain yg lebih susah daripada kita, malah tidak pernah tahu apa yg namanya senang? Bahwa ada banyak orang lain yg tidak punya pekerjaan sama sekali sampai rela bekerja apapun? Atau tidak-kah lebih baik bagi Princess Diana untuk tetap hidup kudus & benar dihadapan Tuhan dan tidak membalas perselingkuhan suaminya dg perselingkuhan lagi? Bukankah dengan demikian, dia dapat terhindar dari penghakiman Allah? (Ibrani 13:4)
Tidak pernahkah kita berpikir menurut pandangan Tuhan? Bahwa ada banyak orang lain yg lebih susah daripada kita, malah tidak pernah tahu apa yg namanya senang? Bahwa ada banyak orang lain yg tidak punya pekerjaan sama sekali sampai rela bekerja apapun? Atau tidak-kah lebih baik bagi Princess Diana untuk tetap hidup kudus & benar dihadapan Tuhan dan tidak membalas perselingkuhan suaminya dg perselingkuhan lagi? Bukankah dengan demikian, dia dapat terhindar dari penghakiman Allah? (Ibrani 13:4)
Daripada kita bersikukuh terus mau hidup
sesuai dg pemikiran kita sendiri, keserakahan & kejahatan kita dan tetap
hidup dalam hawa nafsu & keinginan daging kita; lalu meremehkan tegoran & firman Tuhan yg
disampaikan kepada kita saat beribadah di gereja, atau ketika kita diinjili oleh
Injil Kristus, atau ditegor oleh salah seorang sahabat kita seiman. Bukankah
lebih baik kita segera sadar, menyesal & berbalik kepada Tuhan dan mengucap
syukur kepadaNya atas semua kebaikkanNya & pernyertaanNya terhadap kita yg
tidak habis-habisnya ? Bukanlah lebih baik kita menjadi penggarap2 kebun
anggurNya yang baik, dan yg menghasilkan buah-buah kebaikan bagi sesama kita
dan yg menyenangkan hati Tuhan?
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami supaya segera
sadar, berbalik kepadaMu ya Tuhan & bertobat ketika ditegor oleh firmanMu,
agar kami selamat dari hukuman kekal & hidup kami dipulihkan oleh Engkau.
Amin