“Demikianlah Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak,
tempat perlindungan pada waktu kesesakan”. (Mazmur 9:10)
Korea utara baru saja
meluncurkan rudal melintasi langit Jepang dan jatuh di Samudera Pacific, warga
Jepang dan Korea Selatan sangat merasa tidak nyaman. Rasa aman memang sekarang
ini semakin terkikis di tengah situasi keamanan dunia yang semakin tidak menentu;
belum lagi kriminalitas & terorisme yang semakin meningkat. Dulu ada banyak
orang berpikir bahwa di negara-negara maju, hidup akan lebih aman, namun
akhir-akhir ini serangan teror justru acapkali terjadi di sana. Demikian juga
halnya ketika raja Daud menghadapi peperangan dan ancaman dari musuh, dia
merasakan ketidak nyamanan ini, sehingga dia menghitung jumlah rakyatnya yang
dapat berperang, dan dari sana dia dapat mengetahui seberapa besar kekuatan
yang dia miliki, agar dia dapat bersiap-siap menghadapinya. Tetapi hal itu
dipandang jahat oleh Allah, karena Daud mengandalkan kekuatannya sendiri dan
tidak lagi mengandalkan Tuhan. Akibatnya dia menjadi orang yg terinjak dan
musuhnya ada dimana-mana untuk membinasakannya. Sehingga dia menyesal, bertobat,
minta ampun kpd Tuhan, percaya & mengandalkanNya. (1 Tawarikh 21:1-13)
Ketika kita memiliki
banyak harta, kekuasaan, kepandaian intelektual, memiliki sumber daya yang
cukup & merasa aman dalam menghadapi situasi di lingkungan kita, seringkali
kita cenderung jadi lebih mengandalkan diri dan tidak mengandalkan Tuhan lagi.
Padahal Firman Tuhan dengan tegas mengatakan: Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya
menjauh dari Tuhan. (Yeremia 17:5)
Ada suatu kesaksian
dari seorang hamba Tuhan. Suatu kisah nyata yg baru saja terjadi dalam
kehidupan anak kami yg sulung. Ketika diperiksa tingkat kecerdasannya di
sekolah dasar kemudian kami receheck ke dokter psikiater & ahli psikologi,
ternyata IQ nya hampir mencapai 160 dan dinyatakan oleh mereka, bahwa dia
tergolong sebagai anak yg sangat cerdas. Kemudian kami sekolahkan dia ke
amerika serikat. Sehingga dia bisa lulus ujian sarjana S1 dan S2 nya disana dg
mudah. Dan karena dia mengambil jurusan akuntansi, dia juga bisa lulus sebagai
seorang akuntan publik yg termuda di seluruh amerika serikat bagian utara. Dia
dapat kerjaan mudah dan dengan mudah dia juga dapat menjadi suatu perusahaan
publik di amerika dalam usia yg relatip sangat muda.
Hal ini membuat dia
terbuai, jarang berdoa dan jarang membaca Alkitab dan mulai lupa akan Tuhan.
Meskipun kami sebagai orang tuanya selalu mendidik dia sejak kecil agar dia
menjadi orang yg takut akan Tuhan, menghormatiNya, rajin beribadah, tunduk
& taat kepadaNya dan mengandalkanNya saja. Tetapi mungkin karena terlalu
lama tinggal di amerika, dia sedikit demi sedikit jarang berdoa dan jarang baca
Alkitab seperti dulu, karena sibuk dg pekerjaannya. Dia menjadi orang yg
mengandalkan dirinya sendiri, gajinya yg besar dan juga relasinya yg banyak.
Tetapi suatu ketika dia telpon ke saya sebagai ayahnya: Lalu dia berkata dg
suara yg sangat letih lesu & seperti orang yg putus asa : Ayah, saya sedang
letih lesu & berbeban berat dan tidak ada harapan lagi bagi hidup saya,
walaupun saya dikaruniakan Tuhan menjadi orang yg cerdas. Tetapi kali ini saya
tidak ada jalan keluarnya untuk masalah istri saya.
Kenapa? Apa
masalahnya? tanya saya sebagai ayahnya. Lalu dia jawab : Ini adalah masalah
kutuk keturunan yg diderita oleh istrinya. Sebab istrinya adalah seorang anak
pungut, dan sejak kecil dia ditinggalkan dipanti asuhan oleh orang tua
kandungnya. Mungkin dia adalah anak dari sepasang pemuda/pemudi yg lahir tanpa
mereka harapkan, sehingga dia ditinggalkan di panti asuhan. Sedangkan orang tua
angkatnya adalah penyembah berhala, demikian juga aorang tua kandungnya adalah
semuanya penyembah berhala. Akibatnya sejak awal perkenalannya, pacarannya,
pernikahannya. lalu istrinya hamil....., semuanya ada saja yg tidak beres sampai
saat itu. Sehingga dia menelpon saya minta untuk didoakan.
Setelah mendengar
itu, saya katakan agar pertama-tama dia menyesal, bertobat, minta ampun kepada
Tuhan, percaya kepada Tuhan dan mengandalkanNya saja mulai sekarang dalam hidup
ini. Lalu ketika imannya kepada Tuhan mulai timbul kembali dan saya katakan
kepadanya marilah kita doa bersama: Demi nama Yesus yg ajaib dan berkuasa
(Filipi 2:9-11), dg bersatu hati, kami patahkan segala kutuk keturunan apapun
yg diderita oleh istrinya yg sedang hamil, sekarang ini juga. Dan keesokkan
harinya dia telpon saya lagi bahwa sdh ada jalan keluarnya. Istrinya yg sedang
hamil sekitar 6-7 bln, tiba2 diizinkan oleh dr ginekolognya di Singapura untuk
diperiksa melalui sinar X-Ray dan bisa diinterview di kedutaan amerika disana
pd tgl 14 november 2017 ini untuk memperoleh PR nya.
Jadi seberapa pandai,
kaya, berkuasa, terkenal spt Daud atau anak hamba Tuhan itu, mereka tidak
pernah akan bisa mendapatkan rasa tenang, aman dan damai sejahtera yg sejati.
Jawabannya hanya dg "hidup dekat Allah/atau karib dgNya setiap
waktu". Oleh hikmat Tuhan, Daud berani mengatakan: "Tetapi Tuhan
adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu
perlindunganku".(Mazmur 62:2) Sebagai penolong dalam kesesakkan sangat
terbukti. (Mazmur 46:2) Tuhanlah yang akan memberikan rasa aman, & damai
sejahtera di dalam hati kita senantiasa, Jadi marilah kita andalkan Tuhan saja
dalam hidup ini!
Semoga bermanfaat dan
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Renungan ini dikirimkan oleh seorang saudari
seiman dalam Tuhan yg tinggal jauh di luar negri.
Doa kami:
Terima kasih Tuhan
Yesus, Engkau sudah mengingatkan kami akan firmanMu tersebut diatas. Amin