“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yg menganiaya kamu” (Matius 5:44)

Ada suatu kesaksian seorang pendeta GBI di Bekasi. Saat ibadah minggu tengah berlangsung di lt 2 gereja, tiba2 datang serombongan orang-orang non kristen, yg dengan beringas menerobos naik mimbar, walau dihalangi para penerima tamu, dan membubarkan ibadah. Bahkan salah satu anak muda dari anggota gerombolan itu dg emosi memecahkan kaca pintu,dan bermaksud masuk…,namun nahas….sebuah potongan kaca jatuh dan menimpa kakinya, hingga ke 4 jari kakinya putus…

Setelah jemaat bubar, pak pendeta menenangkan semua pengerja gereja,dan berdoa. Pak pendeta mengajak semua pengerja gereja mengampuni kejadian tsb, dan bahkan mengajak semua pengerja menengok anak muda yg terluka di Rumah Sakit terdekat. Tentu saja hampir semua pengerja protes,mereka belum bisa melupakan sikap gerombolan orang-orang tsb. Ketika pak pendeta datang ke Rumah Sakit tempat dimana anak muda yg terluka tadi dirawat. Pak pendeta cukup kaget, ternyata anak muda tsb ditinggal sendirian, tidak ada yg menemani, bahkan tidak ada yg bertanggung jawab dalam biaya pengobatannya. Pak pendeta menenangkan anak muda yg sedang kesakitan dan malu tsb,dan memaafkan kejadian yg baru saja terjadi. Dia membereskan pembayaran pengobatan anak muda itu, dan meyakinkan Rumah Sakit bhw dia yg menanggung semua biaya opname dan perawatan anak muda tsb sampai selesai. Bukan hanya itu, pak pendeta bahkan mengunjungi rumahnya, dan menenangkan istrinya, dan menanggung seluruh biaya hidup dan sekolah anaknya, sampai sang suami yg sedang dirawat di Rumah Sakit pulang,dan sembuh total, hingga bisa bekerja kembali spt biasa sebagai seorang mekanik di bengkel motor kecil.

Selang 2-3 bulan,di suatu sore, saat ibadah Doa dan Pujian mingguan akan berlangsung, anak muda dan istrinya datang hendak menemui pak pendeta. Tentu saja para pengerja yg mengenali anak muda ini anggota tsb yg beberapa waktu lalu membubarkan ibadah – menjadi panik. Namun pak pendeta menenangkan mereka, dan mengajak anak muda dan istrinya tsb masuk ke ruangannya. Begitu masuk ruangan, anak muda tsb langsung sujud menangis memeluk kaki pak pendeta…dia mengucapkan terimakasih tak terhingga, dan memohon ampun kpd pak pendeta… Pak pendeta mengangkatnya dan menenangkannya. Anak muda tsb tetap berkali2 mengucapkan terimakasih atas segala kebaikan hati pak pendeta.. Anak muda : “Begitu ya pak,sikap orang Kristen..? “ Pendeta sambil mikir sebentar, lalu berkata : Hhmmmm…..seharusnya memang begitu yg diajarkan Yesus”. (Matius 5:44) Ketiganya tertawa….,seolah-olah memahami, bahwa tidak semua orang Kristen bersikap seperti diajarkan Yesus tsb.

Anak muda berkata: “..pak…, bolehkah saya mendengar tentang ajaran Kristen…?” Akhirnya pak pendeta menceritakan Injil Kristus kpd suami-istri tsb…,dan di akhir cerita Injil, dg lelehan air mata suami-istri tsb menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi.

Tapi dengan konsekwensi tentunya bahwa gereja mereka tetap diusir dari lingkungannya, dan pindah ke Jakarta Utara. Cukup lama tidak bertemu, suatu hari pak pendeta bertemu mereka di sebuah gereja. Dengan gembira anak muda tsb menceritakan, bhw imannya bertumbuh, dan sekarang ikut melayani di gereja. Bukan itu saja, malah keluarga orang tuanya, dan keluarga mertuanya – semuanya sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Kemuliaan bagi Allah !!

Marilah kita terus belajar agar semakin hari dapat menjadi semakin sempurna seperti Bapa kita di sorga adalah sempurna.

Renungan ini disampaikan oleh seorang saudari kita seiman, kawan sekerja Allah, yg tinggal di salah satu kota di Jawa Barat. Semoga bermanfaat dan Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Doa kami:

Tuhan Yesus, tolonglah & mampukanlah kami agar terus belajar agar semakin hari dapat menjadi semakin sempurna seperti Bapa kami di sorga adalah sempurna. Amin