“Hati yg gembira adalah
obat yg manjur”. (Amsal17:22)
Melanjutkan pelajaran
tentang “Manajemen Stress, dari Dr Stephen Covey (Alm), yg dimuat dalam renungan
pdairhidup kemarin tgl 11 Oktober 2017; yaitu agar kita meninggalkan/membuang secara periodik atau bahkan secara permanen,
semua uneg-uneg, kekesalan, amarah, kecemasan atau kekuatiran kita akan
pekerjaan sehari-hari di kantor/toko dll, ataupun tentang hubungan kita dg
teman/rekan bisnis dll. Agar dg demikian kita dapat terhindar dari stress &
sakit penyakit , serta dapat menghadapi lagi hari esok dg segar & hati yg
lega & gembira.
Sekarang kita akan
membahas apa akibatnya kalau kita tetap menyimpan uneg-uneg, cemas, amarah, atau
kekuatiran kita terus menerus. Ternyata
apabila kita terus menerus menyimpan semuanya itu, maka kita sebenamya sudah terperangkap dalam penyakit
kepahitan yang akut, yg bisa berakibat pada mengerutnya sel2 tubuh mereka, dan
putusnya benang2 DNA-nya. Jika hal ini dibiarkan berlarut, maka kemungkinan
besar sel2 yg mengerut tadi secara perlahan namun pasti, bermutasi menjadi sel2
Kanker...!! Hal ini ditemukan dalam suatu penelitian tentang sel tubuh yg
bermutasi jadi sel kanker yg dilakukan oleh Prof. Dr. Bruce Lipton, dari USA, sehingga
dia menerima hadiah Nobel dlm bidang Biologi Molecular.
Kalau kita terus
menyimpan semua uneg-uneg, kekesalan, amarah, kecemasan dalam hati kita, maka
kita ibaratnya adalah seperti monyet yg bodoh.
Di Afrika, ada sebuah
teknik yang unik untuk berburu monyet di hutan Afrika. Si pemburu menangkap
monyet dalam keadaan hidup2 tanpa harus menggunakan senapan dan obat bius, dan
tanpa cidera. Cara menangkapnya
sederhana saja, pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit.
Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma untuk mengundang monyet2
datang.
Setelah diisi kacang pada sore harinya, toples2 itu ditanam baik2
dalam tanah, dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup. Lalu besoknya
para pemburu tinggal meringkus monyet2 yang tangannya terjebak didalam botol
tak bisa dikeluarkan.
Kok, bisa ? Karena monyet2
itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples, lalu memasukkan tangan
untuk mengambil kacang2 yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, maka
monyet2 itu tidak bisa menarik keluar tangannya dari toples. Dan selama
mempertahankan kacang2 itu, selama itu pula si monyet terjebak. Sebenarnya
monyet2 itu bisa saja selamat jika mau membuka genggaman tangannya, tapi mereka
tak mau melepaskannya.
Dengan terus
menggenggam erat semua uneg-uneg, kekesalan, amarah dan kecemasan kita, tanpa
sadar sebenarnya kita sudah melakukan hal bodoh, yang sama seperti monyet2 itu.
Kita sering menyimpan
uneg-uneg, dendam, tidak mudah memberi maaf, tidak mudah mengampuni.
Mulut mungkin berkata
ikhlas, tapi bara amarah masih terus ada di dalam hati. Sehingga tidak pernah
bisa melepaskannya/membuangnya. Kemana pun kita pergi, kita terus berusaha
berjalan menapaki jalan kehidupan ini dengan memikul beban yg berat itu.
Untuk itu, belajarlah
berusaha semaksimal mungkin utk mengampuni dan memaafkan sesama dan tidak
mengingat-ingatnya lagi dan membuang semua uneg-uneg kita. Dan jikalau kita mau
melepaskan semua pikiran, perasaan dan emosi negatip ini, maka kita pun bisa menyongsong
hari esok dg badan yg segar, dan hati yg lega & gembira. Dan kalau keadaan
jasmani dan hati kita demikian adanya, maka kita pun akan selamat dari penyakit
kanker yg berbahaya ini.
Doa kami:
Terima kasih Tuhan
Yesus, sungguh firmanMu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi hidup
kami. Amin