“Kristus telah menebus
kita dari kutuk hukum Taurat, dengan
jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: Terkutuklah orang yg
digantung pada kayu salib”! (Galatia 3:13)
Ada suatu kisah nyata: Dulu, ada sepasang suami
istri Kristen yg menikah, punya satu anak gadis perempuan yg sudah beranjak
dewasa, pandai bergaul & cantik orangnya. Tetapi karena ada ketidak-cocokkan
dalam rumah tangga, mereka bercerai; padahal mereka sudah tahu akan firman
Tuhan, bahwa apa yg dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Dan
akibat perceraian ini, maka keluarga ini, yakni suami istri dan anak perempuannya
jadi hancur berantakkan, jatuh kedalam dosa dan terkena kutuk dosa hukum Taurat. Sebab
mereka telah melanggar ketetapan & perintah Tuhan.
Perceraian kedua orang
tuanya itu, telah mengakibatkan anak perempuan satu-satunya itu, menjadi
seorang gadis yg broken home, tertolak & sangat kecewa kepada kedua orang
tuanya. Dia berubah menjadi anak yg badung & pemberontak kelakuannya dan
bergaul bebas dg pacarnya, sampai suatu
saat dia hamil. Ketika hamil muda,
pacarnya itu meninggalkannya. Lalu, dia
menikah dg seorang laki-laki lain yg menjadi suami pertamanya. Setelah
melahirkan seorang anak, tidak berapa lama kemudian dia diceraikan oleh
suaminya itu, mungkin karena ketahuan bahwa anaknya itu bukan anak dari si
suami. Tetapi karena perempuan itu
cantik wajahnya, bisa menjaga kondisi badannya tetap langsing dan pandai
bergaul, maka tidak berapa lama kemudian dia mendapatkan seorang suami yg cukup
mapan dan baik hatinya. Rupanya Suami keduanya ini dapat menerima dia apa
adanya, dan mereka-pun punya seorang anak dari suami keduanya ini. Namun
sayangnya, suaminya ini mati karena terserang stroke.
Kemudian di usianya yg
masih terbilang muda sekitar 35 tahunan, dia mencoba untuk mencari suami yg
baru & baik hati serta bisa mencukupi kebutuhannya, seperti suaminya yg kedua
dulu. Tetapi terus gagal selama bertahun-tahun, tidak berhasil. Akibatnya dia
jatuh bangun beberapa kali dalam pelukan laki2 yg sudah beristri & cukup
mapan, yg mau memeliharanya & mencukupkan kebutuhan hidupnya.
Sampai suatu saat, ketika
dia sedang mengincar & mendekati seorang laki2 lain yg sudah beristri dan
cukup mapan, tetapi keburu ketahuan oleh istri laki-laki itu. Dan setelah
bertemu dg istri dari laki-laki itu, ternyata istri laki-laki itu jauh lebih
cantik, lebih langsing dan jauh lebih muda dari dia. Akibatnya dia merasa sangat
malu, terpukul dan depresi sekali. Padahal sebelumnya dia berhasil memikat beberapa
laki-laki lain hanya dg mengandalkan kecantikkannya dan kondisi badannya yg
baik.
Ketika dia malu, stress
& depresi itu, untunglah datang seorang sahabatnya, seorang anak Tuhan yg
menginjili dia dan mengajaknya untuk mencari Tuhan Yesus. Dan singkat kata, dia
sungguh-sungguh bertobat, menyesali semua perbuatannya & menjadi seorang pengikut
Tuhan Yesus, dan mulai belajar mencari Tuhan dg mengikuti sekolah Alkitab. Dalam
mengikuti pendidikan di sekolah teologia itu, barulah dia menyadari asal-muasal
dari semua kejadian, kesusahan & penderitaan yg terjadi dan telah menimpa dalam
hidupnya, yakni akibat perceraian dari kedua orang tuanya. Setelah dia lulus
dari sekolah teologia, dia menjadi seorang penginjil yg memberitakan kabar baik
& menjadi saluran berkat Tuhan bagi banyak gereja-gereja di berbagai daerah.
Jadi sebagai anak-anak
Tuhan, kita perlu sungguh sungguh menyadari bahwa pernikahan sepasang anak
Tuhan dan diberkati resmi pernikahannya di gereja yg benar, adalah bukan suatu
hal yg main2 atau sembarangan dan membolehkan mereka bisa kawin cerai se-enaknya
kalau tidak cocok. Tidak....demikian halnya ! Karena institusi pernikahan itu
sudah ditetapkan oleh Allah sejak zaman penciptaan Adam & Hawa dulu.
(Kejadian 1:27-28 dan 2:24) Jikalau sebagai anak-anak Tuhan, kita mengabaikan atau memandang remeh suatu institusi pernikahan, maka tindakan kita itu akan menyebabkan kehancuran
suatu keluarga dari orang tua, sampai ke anak2 dan keturunannya. Kenapa ?
Karena pernikahan yg diberkati oleh Tuhan melalui hambaNya, imam/pastor/pendeta
sebagai utusanNya sah yg ditetapkan oleh suatu gereja, membawa konsekwensi,
yaitu apa yg dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. (Markus
10:6-9)
Apabila kita mengangap
remeh & melanggar janji pernikahan kita, maka sebenarnya kita sudah melanggar suatu
ketetapan Tuhan, dan membuat kita berdosa dan jatuh dalam salah satu kutuk dosa hukum Taurat yg
mengikat. Kecuali kita mau sungguh-sungguh menyesal atas semua kesalahan/pelanggaran
kita, bertobat dan berbalik datang percaya sepenuh hati kepada Tuhan Yesus
Kristus, Juruselamat, yg berkuasa mengampuni dosa dan menebus kita dari kutuk dosa
apapun. (Matius 9:5-6 dan Galatia 3:13 dan Kisah Para Rasul 2:36) Maka kitapun akan terbebas dari semua itu.
Doa kami:
Terima kasih Tuhan Yesus,
Engkau sudah mengampuni segala dosa kami dan membebaskan kami dari kutuk dosa .
Amin