“Dalam segala sesuatu telah
kuberikan kepadamu contoh kepada kamu,
bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yg lemah dan
harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan:
Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”. (Kisah para Rasul 20:35)
Rasul Paulus mengatakan bahwa
perak atau emas atau pakaian tidak pernah dia ingini dari siapapun juga,
termasuk dari para anggota jemaat. Sebab
dia selalu bekerja siang dan malam sebagai pembuat tenda utk menafkahi hidupnya
dan juga membantu para jemaat yg lemah
& kekurangan. (Kisah Para Rasul 20:33)
Jikalau sebagai umat Tuhan Yesus,
juga hidup seperti demikian, yaitu bekerja sendiri utk menafkahi hidup kita,
dan juga untuk membantu para saudara/i kita seiman, yg lemah dan kekurangan;
maka kitapun akan dapat merasakan dan menikmati apa yg dikatakan oleh Tuhan
Yesus dalam nas firman Tuhan diatas. Yakni lebih berbahagia memberi daripada
menerima.
Ada suatu kesaksian dari Raphael Zhang, Singapura, dia adalah salah seorang saudari
kita seiman dalam Tuhan Yesus:
“Apakah aku benar-benar memerlukan uang ini?”
Itu adalah pertanyaan yang sering aku tanyakan kepada diriku setiap kali aku
merasa sulit untuk memberi. Beberapa tahun lalu, aku membuat sebuah komitmen
dengan Tuhan untuk tidak membeli baju, celana, atau sepatu baru, kecuali aku
benar-benar memerlukannya. Sekilas pandang ke dalam lemari bajuku sudah cukup
untuk memberitahuku bahwa aku sudah punya cukup pakaian. Keinginanku untuk
mempunyai lebih banyak pakaian seringkali muncul dari keinginanku untuk tampil
cantik supaya mendapatkan pujian dari orang lain. Itulah sebuah keinginan yang
aku harus matikan dalam diriku. (Kolose 3:5) Jika aku ingin belajar menjadi
seorang pengelola uang yang bijak untuk kerajaan Allah dan belajar bahwa
“ibadah, yang disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Timotius 6:6), maka
aku harus mematikan keinginanku itu.
Seiring waktu, aku dapat menggunakan uangku
untuk hal-hal yang memang benar-benar dibutuhkan. Aku mengenal seorang wanita
tua yang berjualan tissue di pinggir jalan untuk bertahan hidup. Secara
ekonomi, mungkin dia lebih miskin dariku. Namun dalam kesehariannya, dia
memberi dengan murah hati dan sukacita kepada orang-orang yang membutuhkan,
meskipun dia juga tidak memiliki banyak. Jikalau dilihat dari sisi tersebut,
dia adalah seorang yang kaya dan jauh lebih kaya daripadaku. Contoh yang dia
berikan menginsiprasiku untuk memberi lebih banyak, yakni seperti seorang janda
miskin yg memberi persembahan dua peser di peti persembahan dalam bait Allah, ketika itu Tuhan Yesus berkata bahwa
janda itu memberi labih banyak daripada semua orang-orang kaya yg memasukkan
persembahan mereka dalam peti persembahan tsb. (Lukas 21:1-4)
Kadang, aku dapat memberinya sejumlah uang kepada
wanita penjual tissue itu tanpa perlu berpikir panjang. Namun ada saat-saat
yang lain ketika aku enggan untuk memberinya karena aku merasa aku tidak punya
cukup uang. Dalam momen-momen tersebut, aku bertanya kepada diriku sendiri,
“Apakah aku benar-benar membutuhkan uang ini?” Itulah ketika aku menyadari
bahwa wanita penjual tissue itu lebih memerlukan uang itu daripada aku.
Bagaimanapun, apa yang harus aku korbankan? Mungkin, aku perlu menyisihkan
sedikit anggaran makananku bulan itu, untuk kuberikan kepadanya. Dan kemudian
ternyata setiap kali aku memberi, aku mengalami rasa sukacita karena memberi.
Ini adalah suatu contoh yg sangat
baik bagi kita sebagai umat Tuhan yg percaya kepadaNya dan juga yg percaya pada
firmanNya. Untuk itu, janganlah kita
hanya bisa Meminta dan Menerima saja, tapi kita juga harus bisa Memberi bagi
orang lain. Maka kitapun akan bisa merasakan "bahagia", seperti yg Tuhan Yesus katakan
kepada kita dalam nas firmanNya tsb diatas.
Doa kami:
Mampukanlah kami ya Tuhan Yesus,
supaya kami umatMu dapat melakukan firmanMu ini dan menjadi seorang pemberi,
seperti contoh janda miskin dan rasul Paulus spt tertulis dalam Alkitab. Amin