“Masuklah melalui pintu
yg sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yg menuju kepada
kebinasaan, dan banyak orang yg masuk melaluinya”. (Matius 7:13)
Perikop dari nas firman
Tuhan Yesus tsb diatas, adalah Jalan yg benar. Tuhan Yesus menasihati kita
umatNya supaya kita masuk melalui pintu yg sesak ! Sebab itulah jalan yg benar
yg menuju kepada keselamatan yg kekal dan hidup yg berkelimpahan. Pintu sesak itu adalah hidup mengikut & percaya Tuhan Yesus serta hidup menuruti firmanNya, dan terus hidup dalam pertobatan sepanjang hidup kita.
Dalam dongeng yg dikarang
oleh Aesop, seorang Yunani yg kesukaannya adalah mengarang/menulis berbagai “dongeng
& fiksi” . Dia lahir sekitar th 620 sebelum masehi , dan meninggal di kota
Delphi, Yunani sekitar th 564 sebelum masehi.
Tadinnya Aesop adalah seorang budak, tetapi memperoleh kebebasan, karena
dia pandai , dan menjadi penasihat raja-raja ketika itu.
Dalam salah satu
dongengnya dia menceritakan ada sepasukan burung dan pasukan binatang buas
berperang.Kelelawar meng-amat-amati. Saat pasukan
burung menang, maka si kelelawar mengaku-ngaku dirinya sebagai burung.Sebaliknya, saat pasukan binatang buas berjaya, maka dia mengaku dirinya sebagai
binatang buas.Tetapi sayangnya, muslihatnya itu ketahuan. Sehingga diapun dibenci oleh burung
maupun oleh binatang buas. Dan sejak
saat itu kelelawar menyembunyikan diri pada siang hari dan baru keluar untuk mencari
makan pada malam hari.Begitu juga, dalam suatu peperangan antar bangsa atau antar suku, tidak mungkin kita menjejakkan kaki sekaligus di atas dua kubu yg berlawanan/bermusuhan. Sebab kalau pada suatu saat kita ketahuan, maka kita akan dicap dan disebut sebagai pengkhianat bangsa/suku dan kita pasti akan dihukum sangat berat.
Seperti juga kelelawar dalam dongeng diatas, begitu juga halnya dalam mengikut Kristus Yesus. Sebagai orang Kristen, kita tidak dapat mengikuti jalan Tuhan, dan sekaligus mengikuti jalan dunia/jalan dosa, menjadi hamba uang dan memuaskan hawa nafsu daging/jasmani kita. (Matius 7:13) Yesus Kristus, Tuhan Allah kita menuntut suatu pemisahan yg tegas.
Salah satu contohnya
dalam Alkitab:
Janganlah kita menjadi
pengkhianat seperti Yudas Iskariot. Padahal dia adalah rasul atau murid yg
dipilih sendiri oleh Tuhan Yesus. Yudas Iskariot juga hidup mengikuti Yesus
seperti para rasul lainnya. Dia juga mendengar dan tahu apa yg diajarkan Yesus.
Dan dia juga yg dipercaya Yesus menjadi pemegang kas, dari uang persembahan yg
diterima dari orang-orang Yahudi, ketika
mereka disembuhkan dari sakit penyakit oleh Yesus. Tetapi seperti dongeng
kelelawar karangan Aesop diatas, Yudas diberi kesempatan yg luar biasa untuk
menjadi murid Yesus, dipercaya jadi pemegang kas, dididik & dibina oleh
Yesus. Tetapi imannya kepada Tuhan tidak pernah bertumbuh, dia tetap saja hidup
dalam dosa, dan akhirnya mengkhianatiNya.
Dan akhir daripada hidup Yudas sungguh sangat mengenaskan, dia
gantung diri dan tidak diingat lagi dan dihina oleh orang-orang yg
ditinggalkannya. Sampai-sampai Yesus sendiripun berkata tentang Yudas Iskariot
: Anak Manusia memang akan pergi sesuai yg dg yg tertulis tentang Dia, akan
tetapi celakalah orang yg olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih
baik bagi orang itu sekiranya dia tidak dilahirkan. (Markus 14:21 dan Matius
27:3-8)
Yudas Iskariot adalah
suatu contoh daripada seorang umat Tuhan, yg sudah menjadi Kristen selama
bertahun-tahun, tetapi tetap hidup tanpa pertobatan sepanjang hidupnya. Maka
akhir daripada orang itu akan menjadi seperti Yudas Iskariot, yakni binasa
dalam kematian kekal di lautan api dan belerang yg bernyala-nyala, dan disiksa
siang dan malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20:10,14-15)
Janganlah kita mau mencontoh Yudas Iskariot ataupun umat Tuhan yg menjadi
seorang Kristen, tetapi terus hidup
dalam dosa dan tanpa pertobatan sepanjang hidupnya. Kematiannya akan sungguh
sangat mengerikan!
Tetapi bertobatlah sebab
Kerajaan Sorga sudah dekat dan percayalah kepada Injil Allah. (Matius 2:2 dan
Markus 1:14-15)
Doa kami:
Tuhan Yesus, ampunilah
segala dosa kami umatMu, dan kami mau sungguh-sungguh bertobat dan terus hidup dalam pertobatan
setiap hari sepanjang hidup kami. Amin