Pengumuman

Selamat Datang di Blog Persekutuan Doa Air Hidup.


Tuhan Yesus Memberkati.
ENTER

Anda rindu ingin membagikan berkat berupa renungan atau kabar gembira atau kesaksian pribadi? Kirim ke pdairhidup@gmail.com
POSTED BY Persekutuan Doa Air Hidup on 13.05 under


“Kepada orang-orang yg telah kawin, aku—tidak bukan aku, tetapi Tuhan perintahkan supaya seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan Jikalau dia bercerai, dia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dg suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya”.  (1 Korintus 7:10-11)



Lanjutan dari kisah kesaksian bpk R Moch Erwin Soetikno SH dalam renungan pdairhidup tgl 04 Agustus 2017 kemarin, yakni tentang kisah pertobatan istrinya.

Selepas dari penjara, aku langsung pulang ke daerah asalku, Lampung untuk berkumpul kembali dengan isteri dan keenam anakku. Suatu hari, ketika kami makan, isteriku sangat kaget melihat aku berdoa dengan cara yang berbeda. Saat itu aku baru berterus terang kalau aku sudah memeluk Kristen. Begitu mendengar berita itu, isteriku langsung marah dan pergi meninggalkanku untuk kembali ke rumah orang tuanya. Tak hanya itu, dia bahkan langsung mengajukan gugatan cerai. Dia menganggap pernikahan kami telah batal karena aku berpindah agama. Ternyata, niat isteriku tidak direstui oleh orang tuanya, bahkan jika isteriku nekad minta cerai, maka mereka akan mengusirnya dari rumah.  Adat Lampung Seputih, kampung asal isteriku, memang tidak mengenal istilah cerai. Aku dan isteriku sempat pisah rumah selama kurang lebih tiga tahun. Ketika akhirnya dia kembali ke rumah, kami tetap beribadah dengan cara masing-masing, karena aku memang tidak mau memaksa dia. Sementara itu, aku makin mantap mendalami kekristenan.

Pada tahun 1970, aku belajar di sebuah sekolah Alkitab di Surabaya. Setelah selesai, masih pada tahun yang sama aku menjadi pendeta di GPI, Sumatera Utara. Meski aku sudah jadi pendeta, isteriku masih tetap menjalankan ibadahnya. Aku pun mendapat tantangan yang sangat keras darinya. Dia sering memarahi anak-anakku yang waktu itu masih SD, karena mereka ikut ke Sekolah Minggu. Tak hanya itu, dia juga sering menanyakan kapan aku akan kembali ke agamaku yang dulu. Aku berusaha menerangkan kebenaran Firman Tuhan tetapi dia masih mengeraskan hatinya. Ketika anak-anak duduk di bangku SMP, isteriku mulai sedikit berubah, dia tidak lagi memarahi & menganiaya anak-anak bahkan sebaliknya, dia sudah mulai berdoa.

Sampai Oktober 1984, isteriku masih tetap menanyakan kapan aku kembali beribadah dengan cara seperti dia. Aku langsung menjawab: "Besok, ketika kita sarapan pagi"!  Mendengar jawaban itu, isteriku malah menantang, "Kenapa tidak malam ini saja..?"
Aku pun menjawab tantangan isteriku. Malam itu juga aku meminta dia mengumpulkan saudara-saudara untuk menjadi saksi. Di hadapan mereka, aku mengutip salah satu ayat dalam kitab suci agamaku yang dulu. Menurut pemahamanku, ayat itu memperbolehkan seseorang memiliki istri lebih dari satu. Aku lalu mengajukan syarat itu untuk kembali ke agamaku.
"Asal boleh punya isteri lebih dari satu, aku mau kembali,"

Begitulah kataku, dan isteriku menanggapi pernyataan itu tanpa kata, dia hanya matanya yang melotot menandakan ke-tidaksetujuannya atas syarat yang aku ajukan. Sebulan setelah kejadian itu, isteriku membuat kejutan. Dia menyatakan keinginannya untuk dibaptis. Tetapi dia tidak mau pembaptisan itu dilakukan olehku dan di Lampung.
Dia memilih dibaptis oleh salah satu murid terbaik-ku di Sekolah Alkitab GPI. Waktu itu aku sudah menjadi pendeta wilayah di daerah Lampung, Sumatera Selatan, Padang dan Riau. Tanggal 14 November 1984, akhirnya isteriku menjadi pengikut Kristus ditandai dengan pembaptisan di kolam di Caltex Pasific Indonesia, Rumbai - Pekanbaru Riau.

Sejak saat itu, istriku menjadi seorang Kristen yang sangat taat, bersemangat dan hafal hampir semua isi Alkitab, bahkan jauh lebih hafal dibandingkan aku. Dia menjadi tempatku bertanya jika aku lupa isi suatu ayat firman Tuhan. Kami berdua sering melakukan doa dan puasa. Meski tidak terlibat pelayanan secara intensif, dia kerap bersaksi akan kasih Kristus dalam kehidupannya di mana pun dia berada.

Hasilnya, banyak penduduk asli Lampung yang percaya pada Kristus, salah satunya adalah Pdt. Siti Umayah. Ya, isteriku menjadi seorang Kristen yang sangat bersenang hati dan mendukungku dalam pelayanan. Hingga akhir hayatnya, dia tetap memegang teguh kepercayaannya pada Kristus. Tanggal 11 Desember 1999, isteriku menghadap Tuhan dengan tenang, dalam keadaan tidur dan tanpa merasakan sakit. Terpujilah Tuhan !


Doa kami:
Terima kasih Tuhan Yesus atas perintahMu diatas, kami sangat bersyukur akan perintahMu ini. Dan kami sebagai pasangan suami istri berjanji untuk melakukan firmanMu bahwa apa yg dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Amin
0 comments so far:
-->

Copyright 2012 Persekutuan Doa Air Hidup | Halaman ini adalah ruang maha kudus Tuhan, dimana kita menikmati hadiratNya, firmanNya, kasihNya, kuasaNya, berkatNya, didikanNya, pimpinanNya, penghiburanNya, perlindunganNya dan segalaNya. Jadi bukanlah halaman untuk berbinis atau segala macam bentuk kegiatan duniawi. Tuhan berkati. Amin