Pengumuman

Selamat Datang di Blog Persekutuan Doa Air Hidup.


Tuhan Yesus Memberkati.
ENTER

Anda rindu ingin membagikan berkat berupa renungan atau kabar gembira atau kesaksian pribadi? Kirim ke pdairhidup@gmail.com
POSTED BY Persekutuan Doa Air Hidup on 05.23 under


“Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukkan , jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam peselisihan dg iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya”. (Roma 13:13-14).  




Bagi kita yg sudah lama menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus atau sebagai orang Kristen (Kisah Para Rasul 11:26), tapi masih tetap saja dalam hidup dalam dosa, dalam pesta pora, kemabukkan miras/narkoba, percabulan & hawa nafsu, pertengkaran, iri hati, cinta uang, serakah, sombong.... dll; maka firman Tuhan diatas mengajak kita semua, agar mulai sekarang kita segera bertobat dan kembali ke jalan Tuhan selama masih ada waktu (2 Korintus 6:2) ! 

Sebagai salah satu contohnya dalam renungan ini adalah santo Agustinus : Dia dilahirkan pada tanggal 13 November 354 di Tagaste, Algeria sekarang Aljazair, Afrika Utara. Ayahnya bernama Patrisius, seorang kafir tetapi memohon dibaptis menjelang kematiannya. Ibunya bernama Monika, seorang Kristen Katolik  yang saleh. Ibunya mendidik ketiga putera-puterinya dalam iman Kristen. Keluarga Agustinus tergolong “honestiores” yaitu suatu kelompok warga negara kelas atas yang dikenal sebagai orang-orang kaya raya & terhormat. Namun demikian, menginjak dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu ketika dia dan teman-temannya mencuri buah-buahan pir yg sebenarnya tidak disukainya, milik seorang petani miskin, untuk dilemparkannya kepada babi-babi.
Lalu pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Italia. Agustinus menjadi mahaguru terkenal di Milan. Tetapi sementara itu, hatinya selalu merasa gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di zaman sekarang, dia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya.  Antara lain selama 9 tahun lamanya dia menganut aliran Manikisme, yg menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme. Dia menjalani hidup yg hedonis, yaitu hidup menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin, dan bergaul dengan orang muda lainnya yang membanggakan eksploitasi seksual mereka. Tetapi tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap terasa kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi dia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.

Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.  Namun pada usia 31 tahun, Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran santo Ambrosius, Uskup kota Milan ketika itu. Namun demikian dia belum bersedia dibaptis, karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Sampai pada suatu hari, dia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup Santo Antonius sang pertapa. Agustinus merasa malu karenanya. “Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada sahabatnya Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih sorga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, dg demikian pengecut sehingga kita terus hidup bergelimang dosa!” 

Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong dia mendengar seorang anak menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat firman Tuhan tsb dalam nas diatas. Ini dia jawabannya !
Dan sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru, pada tanggal 24 April 387 Agustinus dibaptis oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan. Lalu dengan beberapa teman dan saudara seiman, mereka hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Dia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam dan hidup selibat. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.

Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang yg tak percaya kembali ke gereja Katolik, sementara orang-orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.

Jadi tidak peduli seberapa jauh kita telah menyimpang/menjauh dari Tuhan, tetapi Tuhan selalu siap untuk membawa kita kembali kepadaNya. Sama seperti halnya Agustinus, seorang kafir yang dipanggil menjadi seorang Uskup, kita pun juga dapat bertumbuh dalam kasih dan kuasa Tuhan.


Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah & sadarkanlah kami agar kami dapat segera bertobat dan kembali kepadaMu, selama masih ada waktu perkenananMu. Amin

 
0 comments so far:
-->

Copyright 2012 Persekutuan Doa Air Hidup | Halaman ini adalah ruang maha kudus Tuhan, dimana kita menikmati hadiratNya, firmanNya, kasihNya, kuasaNya, berkatNya, didikanNya, pimpinanNya, penghiburanNya, perlindunganNya dan segalaNya. Jadi bukanlah halaman untuk berbinis atau segala macam bentuk kegiatan duniawi. Tuhan berkati. Amin