"Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan." (Lukas 14:11)
Dalam nas firman Tuhan
diatas, Tuhan peringatkan kepada semua kita umatNya agar sebagai orang-orang yg
percaya kepadaNya, janganlah kita sombong.
Segala sesuatu yang ada
di dunia ini selalu menawarkan kemewahan, kenikmatan dan popularitas, sehingga ada
banyak orang, termasuk juga umat Tuhan yg tergiur dengan tawaran dunia. Namun
semua itu tidak ada yang gratis, melainkan ada harga yang harus dibayar dan
semua dinilai dengan uang.
Selagi kita memiliki uang banyak atau harta kekayaan, memang kita dapat memiliki apa yang kita mau. Namun tanpa disadari, tidak sedikit orang, termasuk jug orang-orang yg percaya kepada Tuhan, yang merasa dirinya kaya, pandai, punya kedudukan mapan, sukses, berkuasa dan sebagainya, kemudian tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, melainkan lebih mengandalkan kekuatan & kemampuannya sendiri atau relasinya. Padahal firman Tuhan sudah dengan keras menyatakan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5).
Ingatlah, berapapun kekayaan yang kita miliki, dan sepandai apapun kita dan sehebat apa pun manusia:
"...hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah dia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi dia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi" (Mazmur 103:15-16).
Di dunia ini tidak ada yang abadi; jadi kalau kita mengandalkan apa yang kita miliki, meskipun harta kita tidak habis sampai tujuh turunan, adalah sia-sia belaka. Dan apabila suatu saat semua itu diambil Tuhan, kita-pun tidak dapat berbuat apa-apa. Kita harus ingat bahwa semua kesuksesan, kekayaan dan kejayaan yang kita raih itu adalah anugerah dari Tuhan dan kita tidak patut membanggakan diri.
Rasa ingin dihargai dan dipuji adalah awal kesombongan. Terlebih lagi saat Tuhan mempercayakan kita untuk melayaniNya. Dengan karunia-karunia yang kita miliki, jika kita tidak mampu menjaga hati, kita bisa mencuri kemuliaan Tuhan. Saat ini banyak orang ingin unjuk kebolehan dan gila hormat, bahkan memandang orang lain dengan sebelah mata. Pujian dan penghargaan manusia yang mereka cari. Tuhan sangat membenci manusia yang tinggi hati.
Selagi kita memiliki uang banyak atau harta kekayaan, memang kita dapat memiliki apa yang kita mau. Namun tanpa disadari, tidak sedikit orang, termasuk jug orang-orang yg percaya kepada Tuhan, yang merasa dirinya kaya, pandai, punya kedudukan mapan, sukses, berkuasa dan sebagainya, kemudian tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, melainkan lebih mengandalkan kekuatan & kemampuannya sendiri atau relasinya. Padahal firman Tuhan sudah dengan keras menyatakan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5).
Ingatlah, berapapun kekayaan yang kita miliki, dan sepandai apapun kita dan sehebat apa pun manusia:
"...hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah dia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi dia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi" (Mazmur 103:15-16).
Di dunia ini tidak ada yang abadi; jadi kalau kita mengandalkan apa yang kita miliki, meskipun harta kita tidak habis sampai tujuh turunan, adalah sia-sia belaka. Dan apabila suatu saat semua itu diambil Tuhan, kita-pun tidak dapat berbuat apa-apa. Kita harus ingat bahwa semua kesuksesan, kekayaan dan kejayaan yang kita raih itu adalah anugerah dari Tuhan dan kita tidak patut membanggakan diri.
Rasa ingin dihargai dan dipuji adalah awal kesombongan. Terlebih lagi saat Tuhan mempercayakan kita untuk melayaniNya. Dengan karunia-karunia yang kita miliki, jika kita tidak mampu menjaga hati, kita bisa mencuri kemuliaan Tuhan. Saat ini banyak orang ingin unjuk kebolehan dan gila hormat, bahkan memandang orang lain dengan sebelah mata. Pujian dan penghargaan manusia yang mereka cari. Tuhan sangat membenci manusia yang tinggi hati.
Demikian ada suatu kisah
nyata tentang dua orang kakak beradik. Si adik kaya raya dan berhasil hidupnya
dan dia tidak mau kalah dari kakaknya yg sekarang jadi hamba Tuhan, sebagai
pemberita injil. Sebab si adik tidak bisa menyombongkan diri dg urusan jasmani, karena usahanya & kekayaannya itu
kebanyakan diperolehnya dari warisan dari orang tua istrinya. Jadi dia sekarang
mencoba tidak mau kalah dari kakaknya dalam urusan rohani. Dia seringkali menyindir kakaknya yg
menurutnya terlalu rohani hidupnya, dg mengirimi kakaknya dg berbagai renungan/narasi
tentang pengadilan Tuhan pada akhir zaman nanti.
Misalnya: Ada seorang
atheis dan seorang fanatik beragama, ketika dalam pengadilan terakhir di sorga dihadapan
Tuhan, ternyata Tuhan memutuskan bahwa si
atheis masuk sorga sedangkan si fanatik beragama masuk neraka.
Dia juga menyindir kakaknya
tentang pengadilan terakhir di sorga dg narasi yg lain: Ada seorang supir bus
dan seorang pendeta. Si supir bus yg selalu ugal-ugalan nyetirnya & membuat
para penumpang yg naik busnya selalu tegang dan ketakutan nanti celaka atau
tabrakan. Sedangkan si pendeta adalah seorang yg tekun memberitakan firman
Tuhan dalam ibadah di gereja, selama puluhan tahun seumur hidupnya.
Tetapi dalam pengadilan
terakhir, ternyata Tuhan memutuskan bahwa yg masuk sorga adalah si supir bus
ugal-ugalan, sebab tindakannya itu sudah membuat semua penumpangnya berdoa
kepada Tuhan selama dia nyetir. Sedangkan si pendeta masuk neraka, karena
khotbahnya selalu membuat para umatNya ngantuk, tidur dan tidak berdoa kepada
Tuhan.
Akhirnya kakaknya
menjawab : Dik, jangan menyindir & meninggikan diri dalam hati kamu. Kita
tidak tahu pikiran Tuhan, sebab Tuhan itu bukan manusia. Dia adalah pencipta,
sedangkan kita manusia adalah ciptaanNya. Jadi hati-hatilah dg renungan/narasi-narasi
atau cara2 berpikir yg meng-atas-namakan Tuhan. Sejak kakaknya mengatakan itu adiknya
bungkam, berhenti menyindir dan berhenti mengirimi kakaknya dg renungan atau
narasi ttg hal tsb.
Renungan ini dikirimkan
oleh salah seorang saudari kita seiman, kawan sekerja Allah yg tinggal jauh di
luar negri. Semoga bermanfaat dan Tuhan memberkati kita semua.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami mau datang & belajar
daripadaMu sebab Engkau lemah lembut & rendah hati. Amin