“Tetapi mungkin ada orang
berkata: Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan, aku akan menjawab dia: Tunjukkanlah
kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku”. (Yakobus 2:18)
Kejadian seperti tsb
dalam nas tsb diatas terjadi kepada tetangga saya. Dia & istrinya berasal
dari Ambon, dan usia mereka sudah sekitar 80 tahunan. Dan sejak lama dia sudah
berjanji dg istrinya bahwa kalau nanti salah satu dari mereka sakit keras, maka
mereka sepakat tidak mau dimasukkan di ICU dan dimasukkan dg berbagai peralatan
seperti alat/selang untuk memasukkan
cairan & makanan kedalam tubuh ataupun utk menyedot reak/lendir dari paru2
atau saluran pernafasan, ataupun dimasukkan berbagai macam suntikan
infus obat2an atau transfusi darah dan alat bantu pernafasan.
Mereka sepakat, bahwa kalau
sudah waktunya nanti dipanggil Tuhan, mereka siap menerimanya. Sebab mereka
percaya penuh kepada Tuhan bahwa hidup atau mati mereka ada ditangan Tuhan.
Tetapi mereka lupa katakan tentang perjanjian mereka itu kepada saudara/i si istri
ataupun saudara/i si suami.
Mereka dan semua anggota keluarganya
baik dari pihak istri maupun pihak suami adalah orang kristen sejak mereka
kecil. Tetapi kedua orang tua mereka sudah meninggal. Jadi hanya saudara/i
mereka saja yg masih hidup. Ketika suatu saat pada tahun lalu, istrinya sakit
parah, dan dari mulutnya keluar darah. Kemudian dibawa ke rumah sakit kristen
dekat rumahnya. Ternyata tanpa sepengetahuannya, si istri sudah dibawa masuk ke
ICU oleh dokter ahli disana, sebab setelah diperiksa dg berbagai peralatan
ternyata usus istrinya luka & berdarah, dan dimasukkan berbagai peralatan
spt tsb diatas. Kemudian dia dipanggil oleh dokter bahwa istrinya sudah ada di
ruangan ICU.
Ketika melihat istrinya
dalam keadaan yg demikian di ruang ICU lalu dia berkata kepada dokter ahli tsb,
tolong segera dicabut semua peralatan dan suntikan infus obat2an, termasuk juga
infus utk transfusi darah. Lalu dia
minta agar istrinya dirawat diruang rawat biasa. Akhirnya si istri berada di
ruang perawatan biasa dalam keadaan sadar meskipun terbaring dalam keadaan sangat
lemah. Ketika saudara/i sitrinya melihat
hal itu, sudaranya ada yg marah & sampai ada mengancam mau membunuhnya
kalau nanti kakaknya mati. Begitu pula kebanyakan dari saudara/i yg lain tidak
setuju dg pendapatnya. Termasuk juga dokter ahlinya berkata bahwa dokter ahli
itu & rumah sakitnya tidak bertanggung jawab atas tindakannya itu dan harus
tanda tangani formulir dll.
Lalu dia katakan kepada
mereka semua bahwa dia & istrinya sudah berjanji tidak mau dirawat/dibawa
ke ruang ICU dalam keadaan sakit separah apapun. Dan dia juga katakan kepada
mereka semua, bahwa bukankah mereka semua, termasuk juga dokter ahlinya adalah
orang-orang yg percaya kepada Tuhan ? Sudahlah jangan banyak bicara yg tidak
keruan demikian, sekarang kita berdoa saja kepada Tuhan, dan percayalah bahwa
Tuhan pasti akan sanggup menyembuhkannya, kalau memang belum waktunya istrinya itu
dipanggil Tuhan.
Dan ternyata keesokkan
harinya istrinya sudah bisa mulai bangkit duduk diatas tempat tidurnya di rumah
sakit, dan lusanya istrinya sudah bisa bercakap-cakap seperti biasa lagi dg
semua orang yg menjenguknya termasuk juga saudara/i-nya & teman-temannya
dan para warga di wilayahnya, sebab dia adalah seorang kepala RW di tempat
tinggalnya dekat rumah sakit itu.
Tetangga saya ini telah
menujukkan imannya kepada dokter ahlinya, perawat2 dirumah sakit itu dan
terutama kepada saudara/i istrinya dg perbuatannya. Dan mereka semua merasa
malu, sebab dalam keadaan yg demikian, mereka tidak bisa menunjukkan iman
mereka kepada Tuhan tanpa perbuatan.
Demikian juga dalam Alkitab
juga ada banyak contoh iman yg demikian, seperti iman Nuh kepada Tuhan, iman Abraham kepada Tuhan, iman Daniel kepada Tuhan dan
iman para rasul kepada Tuhan, antara lain Stefanus, Petrus, Yohanes dll.
Sekarang bagaimana halnya
dg iman kita para pembaca renungan pdairhidup kepada Tuhan ? Janganlah iman kita kepada Tuhan menjadi kendor
atau iman kita kepadaNya jadi suam-suam kuku. (Wahyu 3:16)
Doa kami:
Tuhan Yesus, teguhkanlah
iman kami kepadaMu senantiasa, supaya kami dapat menunjukkan iman kami dari
perbuatan-perbuatan kami. Amin