“Tetapi jikalau kamu
memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata bahwa kamu
melakukan pelanggaran”. (Yakobus 2:9)
Konon katanya ada
suatu cerita/rumor tentang kerendahan hati dari pendiri Universitas Stanford di
Palo Alto, California; salah satu
universitas favorit kelas atas dan terkenal di Amerika Serikat bahkan diseluruh
dunia. Namanya adalah Mr Leland & Mrs Jane Stanford. Mereka adalah sepasang
suami istri ini adalah umat Tuhan yg rendah hati, lemah lembut, sederhana, suka
memberi; namun sangat diberkati Tuhan dan menjadi seorang konglomerat di
industri Kereta Api.
Suatu ketika dg
mengenakan pakaian yg sederhana, keduanya pergi dari kampung halamannya ke
Boston utk menemui pimpinan Harvard University. Dengan rendah hati, sopan dan
lemah lembut, si suami memohon agar bisa bertemu dg pimpinan universitas itu. Namun
mereka tidak diacuhkan oleh sekretarisnya maupun bosnya, dan dia mengatakan
bahwa bosnya sedang sibuk. Sepasang suami istri ini mau menunggu, walaupun
harus menunggu berjam-jam lamanya. Namun akhirnya, pimpinan universitas itu, yg juga adalah
seorang umat Tuhan, menghela nafas dengan kesal dan setuju utk bertemu dg
sepasang suami istri itu.
Kemudian ny Stanford
berkata pada pemimpin universitas itu, "Kami memiliki seorang putra yang
kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di
sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena terkena penyakit
tipus/typhoid. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di
kampus ini, bolehkan?" tanyanya, dengan penuh harap. Si pemimpin universitas
itu tampak terkejut. "Nyonya," katanya "Kita tidak bisa
mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita
lakukan itu, maka tempat ini sudah akan seperti kuburan."
"Oh, bukan itu maksudnya," nyonya Stanford menjelaskan: "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard." Kemudian si pemimpin universitas menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan, dengan sinis dia berkata :"Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Universitas kami memerlukan lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."
Untuk beberapa saat sang wanita itu terdiam. Kemudian ny Stanford menoleh kepada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu, biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Kemudian setelah pamit, mereka bangkit dan berjalan pergi, meninggalkan pemimpin universitas itu yg melongo kebingungan.
"Oh, bukan itu maksudnya," nyonya Stanford menjelaskan: "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard." Kemudian si pemimpin universitas menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan, dengan sinis dia berkata :"Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Universitas kami memerlukan lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."
Untuk beberapa saat sang wanita itu terdiam. Kemudian ny Stanford menoleh kepada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu, biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Kemudian setelah pamit, mereka bangkit dan berjalan pergi, meninggalkan pemimpin universitas itu yg melongo kebingungan.
Kembali pulang ke
Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang
menyandang nama mereka, dan disana ada sebuah gedung & museum peringatan
untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Dan universitas yg
mereka dirikan itu adalah Stanford University.
Sebagai manusia, kita
juga seringkali memandang muka, seperti yg dilakukan oleh pimpinan Hardvard
itu. Menilai seseorang berdasarkan penampilannya, baju atau perhiasan, atau
mobil yg dipakainya, dan lalai memperhatikan sikap hati kita. Terlebih dari itu, dari nas firman Tuhan tsb
diatas kita tahu bahwa dengan memandang muka , maka sebagai umatnya, kita
telah berbuat dosa. Mengapa demikian ?
Sebab kita telah bertindak sebagai hakim dg pikiran yg jahat. (Yakobus 2:1-4)
Padahal kita tahu
bahwa penampilan, baju & perhiasan yg dipakai, baju yg digunakan hanyalah
bungkusnya saja. Sebab mungkin saja mobil mewah yg dikendarainya adalah mobil
sewaan atau baju dan perhiasan yg dipakainya adalah pinjaman dari temannya yg
meminjamkannya. Kita tidak tahu nilai apa yang sebenarnya disembunyikannya, seringkali
semuanya itu bisa menipu penilaian kita terhadap seseorang.
Jadi berhati-hatilah
dan marilah mulai ubah cara penilaian kita akan diri seseorang, siapapun itu;
agar kita jangan jatuh dalam dosa.
Doa kami:
Tuhan Yesus, ampuni
kami umatMu, yg kadang-kadang juga memandang muka dalam menilai seseorang
menurut penampilannya. Amin