“Jadi akhirnya,
saudara-saudara, semua yg benar, semua yg mulia, semua yg adil, semua yg suci, semua
yg manis, semua yg sedap didengar, semua yg disebut kebajikkan dan patut dipuji; pikirkanlah semuanya itu”. (Filip 4:8)
Ada seorang Singapore
yg sangat menyukai makan “telur roti prata”, atau semacam “martabak telur” di
Indonesia. Tetapi dia mulai tergugah minatnya, ketika dia membaca &
mengetahui bahwa “1 telur roti prata” adalah ekuivalen dg 240 kalori. Dan untuk dapat membakar 240 kalori tsb, maka seseorang
dg berat badan 57 kg seperti dirinya,
maka dia harus berlari sejauh 8 km/ jam,
agar kalori dalam makanan tsb dapat terbakar.
Sejak saat itu, dia
mulai rajin berlatih olah raga di fitness center. Angka kalori itu sekarang telah
menjadi sesuatu yg “arti yg baru” untuk dia. Sebelum memakan makanan yg enak & lezat,
maka dia terlebih dulu bertanya dalam hatinya : Apakah makanan itu layak &
seimbang dg sejumlah kalori yg harus dibakarnya dalam fitness atau olah raga
nanti ? Pikirannya itu terbentuk, dari
apa yg telah dia baca sebelumnya dan yg telah masuk kedalam pikirannya. Memang di satu pihak,
hal itu adalah sesuatu yg bijaksana untuk memperhatikan jumlah kalori dari
makanan yg kita makan, tetapi yg lebih penting sebenarnya adalah memperhatikan jumlah
konsumsi media kita setiap harinya.
Para peneliti telah menunjukkan diatas bahwa apa yg kita baca & masuk kedalam pikiran kita itu, akan tinggal dalam pikiran kita untuk waktu yg lama dan mempengaruhi kelakuan kita. Dan hal itu mempunyai “efek menempel yg lekat”, dan terus melekat seperti lemak yg menempel dalam tubuh kita, yg sulit untuk dihilangkan.
Dengan banyaknya macam
& jumlah media: radio, tv, surat kabar, majalah, buku dan berbagai bacaan
lain yg beredar memenuhi hidup kita sekarang ini ; maka kita harus pandai-pandai
memilah-milah berita atau pokok atau media apa, yg akan kita lihat atau baca hari
demi hari.
Namun bagi kita,
sebagai orang kristen, bukan berarti kita hanya membaca literatur kristiani
saja atau melihat film-film yg berkaitan dg iman kita saja. Tetapi kita perlu
berhati-hati tentang apa yg akan kita izinkan, mata kita untuk membaca atau menonton/melihat.
Untuk itu kita dapat bertanya dalam hati kita : Apakah hal ini layak kita baca
atau berguna/seimbang dg waktu kita, atau apakah layak kita tonton ?
Dalam kitab Filipi
4:8, oleh hikmat Tuhan, rasul Paulus telah menasihatkan kepada kita orang-orang
yg percaya kepada Tuhan, bahwa pada dasarnya adalah : Pikirkan semua yg benar,
yg mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, dan semua yg disebut kebajikkan
& patut dipuji. Ini adalah merupakan suatu diet yg layak atau seimbang, dg
apa yg telah Tuhan Yesus Kristus lakukan bagi kita dan didalam kita.
Apakah kebiasaan kita
membaca/melihat media tsb, telah memperkaya/memperluas wawasan hidup kita, atau
apa yg kita baca/lihat itu, atau sebaliknya menjauhkan kita daripada apa yg
sebenarnya berguna dan perlu kita ketahui ?
Untuk itu, kita perlu
meminta pertolongan Tuhan setiap hari, agar kita dapat memilihnya dengan bijaksana.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolongah
kami dan ajarlah kami untuk dapat memilah-milah dg bijaksana, apa yg akan kami
baca, lihat atau tonton atau pelajari setiap harinya. Amin