Pada tahun 1495 ada seorang anak dilahirkan, dia berasal dari keluarga miskin di negri Potugis, tetapi mereka adalah merupakan keluarga Kristen yg taat. Walaupun dia berasal dari keluarga Kristen yg taat, tetapi saat dia dewasa, dia bukanlah seorang yg religius. Dia dan teman-temannya tidak menyadari kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Namun ketika usianya mencapai empat-puluh tahun, barusan dia mulai merasa hampa & sedih, sebab merasa sudah menyia-nyiakan hidupnya, tanpa tujuan yg berguna/berarti bagi Tuhan ataupun sesama.

 

 

Pada suatu ketika di gereja dia mendengarkan suatu khotbah yg disampaikan oleh seorang misionaris. Rupanya firman Tuhan tsb diatas yg telah dikhotbahkan oleh misionaris itu dan telah memberikan suatu pengaruh yg kuat kepadanya. Dan pemuda ini mulai menangis menyesali semua kesia-siaan hidup yg telah dijalankannya. Hari-hari selanjutnya, misionaris itu membantunya untuk memulai hidupnya kembali dengan harapan, keberanian dan iman kepada Tuhan. Setelah itu pemuda itu mengubah cara hidupnya secara drastis. Setiap hari dia berdoa serta melatih dirinya untuk menolak keinginan & hawa nafsu kedagingannya. Dia mengubah hidupnya yg sebelumnya hanya mementingkan diri sendiri & berperangai buruk terhadap keluarganya dan sesamanya, kini menjadi orang yg terus hidup dalam pertobatan & berubah menjadi manusia yg baru dari Tuhan.

 

Perlahan-lahan dia mulai menyadari betapa hidup rakyat sekelilingnya yg penuh dg kemiskinan & penderitaan. Dia mulai menggunakan waktunya untuk merawat mereka yg sakit dirumah-rumah sakit dan ditempat-tempat penampungan. Tetapi kemudian dia menjadi sadar akan betapa banyaknya orang-orang yg terlalu miskin untuk dapat memperoleh perawatan di rumah sakit. Siapakah yg mau merawat mereka ? Untuk itu dia bertekad untuk mulai melakukannya demi cintanya kepada Tuhan. Lima tahun kemudian, dia mendapatkan sebuah rumah untuk merawat para fakir miskin yg sakit. Rumah itu kemudian menjadi semacam suatu rumah sakit kecil, dimana setiap orang yg sangat miskin, hina, terlantar, sakit, membutuhkan tumpangan & pertolongan akan diterima dg baik. Lalu ada orang-orang di gerejanya yg juga mulai turut membantunya.

 

Pada suatu ketika, ada seorang bangsawan menyamar sebagai seorang pengemis. Pengemis itu mengetuk pintunya utk meminta-minta, lalu dia juga dengan suka hati memberikan semua yg dia miliki, yang jumlahnya hanya beberapa dolar saja. Bangsawan itu tidak membuka rahasianya saat itu, melainkan segera pergi dg kesan yg mendalam. Keesokkan harinya, seorang pesuruh tiba didepan pintunya dengan sepucuk surat penjelasan beserta uang dermanya yg kemarin dikembalikan kepadanya. Selain itu sang bangsawan itu menyertakan 150 keping uang emas dan dia juga mengirimkan roti, daging, telur setiap hari kerumah sakit dan cukup untuk memberi makan semua pasien yg ada disana termasuk juga para pekerja rumah sakit. Setelah sepuluh tahun berkerja keras bagi rumah sakitnya, dia sendiri akhirnya yg jatuh sakit dan mati pada tahun 1550. Dia disebut oleh orang-orang sebagai “Manusia yg dari Tuhan”.

 

 

Jadi yang dikehendaki oleh Tuhan daripada kita semua, sebagai orang-orang-orang yg percaya kepadaNya, adalah belas kasihan kepada sesama, bukan persembahan. Kalau kita tidak menghakimi tetapi mau berbelas kasihan terhadap mereka yg berdosa & terhilang dari Tuhan, sehingga mereka mau kembali & percaya kepada Tuhan serta bertobat, maka akan ada sukacita di sorga lebih daripada sukacita karena 99 orang yg benar yg tidak memerlukan pertobatan. Dan Tuhan pun akan mengundang kita dan bersukacita bersamaNya kelak di sorga.(Lukas 15:5-7)

 

Doa kami:

Tuhan Yesus, penuhilah kami dg belas kasihanMu agar kamipun dapat berbelas kasihan kepada sesama. Amin