“Karena itu, sebagai
orang-orang pilihan Allah yg dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas
kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran”. (Kolose
3:12)
Marilah kita bahas bersama
renungan hari ini yg dikirim oleh salah seorang saudari kita seiman yg tinggal
di luar negeri. Semoga bermanfaat bagi
kita semua.
Ada banyak orang
berpendapat bahwa pakaian itu mengekspresikan kepribadian seseorang. Bahwa
hanya perempuan atau pria yang berpakaian rapih adalah pribadi yang rapih dalam
bekerja juga. Sebaliknya kalau mereka tidak rapih mengenakan pakaian mereka,
lalu kita cenderung utk menilainya sebagai orang yg sembarangan dan juga kurang
rapih dalam pekerjaan juga.
Atau ada juga yg menilai
bahwa mobil yg bagus & mahal atau pakaian sebagai simbol prestise sosial.
Maksudnya kalau kita mengendarai mobil bagus & terkenal atau memakai
pakaian yg bermerk & terkenal, maka orang-orang cenderung akan menilai
bahwa kita adalah orang-orang dari kalangan “berkelas dan the have atau
kaya”. Maka tidak heran kalau mobil bagus
& terkenal, pakaian bermerek, modis dan mahal merasuki masyarakat kelas
atas.
Rasul Paulus juga termasuk salah seorang yang memperhatikan pakaian. Sebab itu, dia menganalogikan sikap kita, seperti berpakaian. Kepada jemaat di Kolose, dia berpesan agar orang-orang pilihan Allah mengenakan belas kasihan, kemurahan, kelemahlembutan dan kesabaran, termasuk "mengenakan kerendahan hati".
Seperti pakaian yang membalut tubuh, demikianlah kerendahan hati membalut kehormatan, kebanggaan dan harga diri. Sebab tanpa kerendahan hati, maka harga diri akan segera menjelma menjadi keangkuhan, kesombongan dan kecongkakan.
Mengenakan kerendahan hati, artinya kita peduli terhadap kebutuhan, perasaan dan kelemahan orang lain. Kita melalukannya bukan karena pamrih, tetapi melakukannya dg tulus tanpa mengharapkan sesuatu apapun sebagai upah. Kita juga bisa menahan diri untuk tidak cepat menghakimi kesalahan orang lain.
Kita juga tidak mudah marah, dendam atau sakit hati ketika diusik, diperlakukan kasar atau tak senonoh.
Itu adalah semua tindakan yang dibalut oleh kerendahan hati.
Rasul Paulus juga termasuk salah seorang yang memperhatikan pakaian. Sebab itu, dia menganalogikan sikap kita, seperti berpakaian. Kepada jemaat di Kolose, dia berpesan agar orang-orang pilihan Allah mengenakan belas kasihan, kemurahan, kelemahlembutan dan kesabaran, termasuk "mengenakan kerendahan hati".
Seperti pakaian yang membalut tubuh, demikianlah kerendahan hati membalut kehormatan, kebanggaan dan harga diri. Sebab tanpa kerendahan hati, maka harga diri akan segera menjelma menjadi keangkuhan, kesombongan dan kecongkakan.
Mengenakan kerendahan hati, artinya kita peduli terhadap kebutuhan, perasaan dan kelemahan orang lain. Kita melalukannya bukan karena pamrih, tetapi melakukannya dg tulus tanpa mengharapkan sesuatu apapun sebagai upah. Kita juga bisa menahan diri untuk tidak cepat menghakimi kesalahan orang lain.
Kita juga tidak mudah marah, dendam atau sakit hati ketika diusik, diperlakukan kasar atau tak senonoh.
Itu adalah semua tindakan yang dibalut oleh kerendahan hati.
Contohnya : Walaupun
Yesus adalah Anak Allah yg maha tinggi, namun Ia memilih untuk lahir di kandang
yang hina. Lalu Ia juga memilih untuk dilahirkan sebagai anak tukang kayu, yang
mana bukanlah suatu pekerjaan bergengsi atau pekerjaan yg menghasilkan banyak
uang & pujian. Selama 30 tahun, Ia juga bekerja sebagai tukang kayu
walaupun sebenarnya Ia bisa saja melayani sejak remaja, sebab kemampuan dan
hikmatNya sudah memungkinkan untuk itu. Namun dengan sabar Yesus menunggu dalam
kerendahan hati sampai waktunya telah tiba bagi Dia untuk melayani sebagai Anak
Allah. Salah satu pengertian dari kerendahan hati adalah kerelaan untuk
mengalami hinaan, diremehkan/tidak dianggap. (Matius 13:55-57)
Dan menjelang akhir
hidupNya di dunia ini, Yesus membasuh kaki murid-muridNya sebagai teladan
kerelaanNya untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Yesus mengatakan
kepada para muridNya bahwa sebagaimana Aku membasuh kakimu maka kamu wajib
saling membasuh kaki. Artinya kita sebagai murid-muridNya wajib untuk saling
melayani dan merendahkan diri. Selain berarti kerelaan untuk tidak dikenal,
kerendahan hati juga berarti kerelaan untuk melayani dan menjadi hamba bagi
orang lain.
Jadi, kalau kita bekerja,
maka bekerjalah sebaik-baiknya seperti untuk Tuhan. Sebaliknya, kalau menjadi
pemimpin, atasan atau bos, jadilah atasan atau bos yg memperhatikan dan
memperlakukan staffnya/bawahannya, sebagai sesamanya dan dg bijaksana dll.
Tuhan ingin agar kita
semua murid-muridNya selalu mengenakan sikap rendah hati, karena Ia adalah rendah
hati & lemah lembut. (Matius 11:29) Sebab segala keangkuhan &
kesombongan adalah dosa dihadapan Tuhan. (Amsal 21:4) Untuk itu, mulai sekarang
sebagai murid-murid Tuhan, mau-kah kita belajar untuk “mengenakan kerendahan
hati”?
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah
kami untuk dapat senantiasa mengenakan kerendahan hati dan belajar daripadaMu
untuk menjadi lemah lembut dan penuh belas kasihan. Amin