“Ajarlah kami
menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yg bijaksana”. (Mazmur
90:12)
Mengapa demikian?
Sebab di zaman sekarang ini, sejak kita masih muda dulu, lalu sekolah sampai lulus, kita sudah dididik untuk menggunakan waktu kita dg sebaik-baiknya agar kita kelak tidak menjadi orang yg susah & menderita, melainkan menjadi orang yg bahagia, mampu bersaing, pandai & berhasil dalam studi, maupun kelak dalam karir atau usaha. Secara tidak langsung, kita telah dididik bahwa “time is money” atau “waktu adalah uang”. Hal itu akan membuat kita menjadi orang yg lebih berorientasi pada kesuksesan, uang, kekayaan ; daripada menjadi bijaksana seperti yg diinginkan Tuhan.
Sehingga, sebagai anak Tuhan, tanpa disadari kita telah menjadi umatNya yg selalu meminta/menuntut semua keinginan kita kepada Tuhan, agar bisa mengabulkannya sesuai dg standar waktu kita.
Kalau Tuhan terlambat mengabulkan permohonan doa & keinginan kita, yakni tidak sesuai dg waktu yg kita inginkan; maka kita akan menjadi kuatir, takut atau mengeluh kepada Tuhan, atau marah-marah & mengomel kepadaNya bahwa seolah-olah Tuhan tidak mau menolong kita, tidak adil, ingin membiarkan kita merugi dll.
Atau lebih dari itu bahkan kita bisa menjadi bimbang kepadaNya dan kurang percaya kepadaNya lagi.
Padahal Tuhan sudah katakan bahwa untuk segala sesuatu ada masanya atau musimnya, dan untuk apapun dibawah langit ini ada waktunya. (Pengkhotbah 3: 1-8) Ada waktunya tertawa dan ada waktunya untuk menangis, ada waktunya untuk berdiam diri dan ada waktunya utk berbicara, ada waktunya untuk lahir dan ada waktunya untuk meninggal,...dll. Jadi katakanlah pada malam hari, waktunya kita tidur, maka berisirahatlah & tidur. Pada pagi hari, waktunya kita bangun, maka bangunlah dan awali-lah hari kita dg doa kemudian bekerjalah dg sebaik-baiknya seperti untuk Tuhan.
Pertanyaannya bagi kita sebagai umat Tuhan: Sudah berapa lamakah kita mengikut Tuhan? Dalam hidup ini, apakah kita lebih banyak kita taat & setia percaya kepada Tuhan dan melakukan firmanNya, atau sering bimbang kepadaNya dan tidak hidup menuruti firmanNya ? Kalau kita masih sering bimbang kepada Tuhan dan tidak hidup menuruti firmanNya, maka sekarang selagi masih ada waktu & selagi kita masih bernafas; marilah kita merubah cara hidup kita yang lama yg selalu tergesa-gesa mengejar waktu/mengejar uang. Cobalah belajar dari Tuhan untuk menghitung hari-hari hidup kita, bahwa untuk segala sesuatunya ada waktunya. Sehingga dalam hidup ini kita bisa menjadi pelaku firman Tuhan dan mengandalkan Tuhan.
Contoh :
Ada suatu kesaksian dari Vivien, pada tanggal 7 november 2011 dalam Kompasiana.com. Dia adalah seorang gadis biasa, yang tinggal dan dibesarkan ditengah-tengah keluarga sederhana, jauh dari kemewahan dan keglamoran hidup ibukota Jakarta. Sejak kecil dia terbiasa mandiri, mengerjakan segala sesuatu sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Karena terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri, maka dia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Hari-hari dalam hidupnya dihabiskannya untuk bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Dia bekerja keras setiap harinya dengan harapan bisa mendapat kehidupan yang lebih baik, bukan keinginan untuk menjadi kaya, namun keinginan agar dia tetap dapat bertahan hidup ditengah-tengah kehidupan ibukota yang serba sulit.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun namun kehidupannya tak kunjung berubah, hidupnya biasa saja dan tetap menjadi biasa, padalah dia bekerja mulai dari pagi hari sampai malam hari, mulai dari hari senin sampai hari minggu. Namun apakah yang dia dapat? Kekayaankah, kemakmuran atau kenyamanan hidupkah? Jawabannya: "Tidak", sama sekali 'Tidak". Dia tidak menjadi kaya dalam harta, makmur, apalagi merasa nyaman dalam menjalani kehidupannya; sebab dia sering bimbang kepada Tuhan, tidak mengandalkanNya dan tidak hidup menuruti firmanNya. (Mazmur 12:2 dan Keluaran 20:9,11) Tetapi sekarang hidupnya telah diubahkan Tuhan, dia berbalik kepada Tuhan, percaya & mengandalkanNya, dia menyadari semua kesalahannya dan bertobat.
Untuk itu, sebagai manusia dan juga sebagai orang-orang yg percaya kepadaNya, kita harus menghargai waktu yg Tuhan telah sediakan, dg belajar kepadaNya untuk menghitung hari-hari hidup kita. Agar kita beroleh hati yg bijaksana, yaitu “Dalam menghadapi atau mengalami apapun juga, kita dapat berpikir & bertindak dg tenang & tidak tergesa-gesa (Amsal 19:2), toleran, tidak egois, memperhatikan kepentingan yg lain, tidak memaksakan kehendak/waktu kita kepada Tuhan atau sesama; tetapi sungguh-sungguh percaya kepadaNya, mengandalkanNya dan hidup menuruti firmanNya”.
Maka bagi kita, Tuhan akan menjadikan semuanya indah pada waktunya.(Pengkhotbah 3:11)
Doa kami:
Ajar kami Tuhan Yesus untuk menghitung hari-hari kami sedemikian,agar kami beroleh hati yg bijaksana. Amin