“Kemudian Yesus
bertemu dengan dia dalam Bait Allah,
lalu berkata kepadanya : Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya
padamu jangan terjadi yg lebih buruk”. (Yohanes 5:14)
Seandainya ada seorang pemimpin
gereja, misalnya pastor atau pendeta kita, memergoki sejumlah jemaat gereja
sedang berjudi di halaman gereja, lalu dia memarahi dan menjungkir balikkan
meja judi tsb sehingga kartu, dadu dan sejumlah uang judi berserakkan di
halaman gereja. Apakah pendapat kita
sebagi umat Tuhan, tentang cara bertindak pemimpin gereja tsb ? Mungkin kita
akan berkata : Saya menyetujui maksudnya, tetapi caranya agak berlebihan. Marah
ya boleh, tetapi tidak perlu sampai menjungkir balikkan meja judi tsb, bukan ?
Tetapi kalau seandainya sekarang
Yesus yg menjugkir-balikkan meja judi tsb, sehingga semuanya jadi berantakan
kemana-mana bahkan juga Ia membuat cambuk dari tali dan menyuruh mereka untuk
mengambil uang, kartu dan dadu yg berserakkan lalu mengusir mereka semua dari
halaman gereja, maka apa komentar kita
sekarang ? Kita sebagi umat Tuhan mungkin akan berkata: Ah.., masa iya Yesus
mau berbuat begitu ? Bukankah Ia adalah Tuhan kita yg baik ?
Tetapi yg perlu kita tahu
bahwa semua hal itu, sungguh-sungguh pernah terjadi, ketika Yesus
menyucikan/membersihkan bait Allah. (Yohanes 2:14-16)
Nah, bukankah sekarang,
setelah kita menjadi percaya kepadaNya, dibaptis dalam namaNya dan
menjadikanNya sebagai Tuhan, Mesias dan Raja kita (Kisah Para Rasul :36); maka tubuh kita ini adalah bait Allah dan
bahwa Roh Allah diam/berdiam atau tinggal didalam kita ? (1 Korintus 3:16)
Dan seperti ada tertulis
dalam Alkitab bahwa “cinta untuk rumahMu, menghanguskan aku”. (Yohanes 2:17 dan
Mazmur 69:10), demikian juga sekarang
oleh hikmat Tuhan, rasul Paulus menulis: Jika ada orang yg membinasakan bait
Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah atau rumah Allah
adalah kamu. (1 Korintus 3:17) Kenapa harus dibinasakan? Karena bait Allah
adalah kudus atau suci dan Tuhan tidak bisa mengizinkan satu anggota tubuh kita
dirusakkan tanpa konsekwensi apapun, jadi Ia pasti akan mematikannya.
Bagaimanakah kalau
seandainya yg merusak bait Allah adalah hawa nafsu kedagingan kita sendiri ?
Contohnya: Walaupun sudah
percaya kepada Tuhan dan dibaptis dalam namaNya, tapi kebiasaan buruk kita yg
lama, membuat tubuh kita menjadi cemar. Katakanlah, “keterikatan kita pada kebiasaan
melakukan sex bebas”; sehingga walaupun kita sudah beristri, tetapi masih saja
kita berselingkuh dg wanita lain. Nah Tuhan katakan bahwa terhadap keinginan
daging kita tsb, Ia akan mematikannya/membinasakannya.
Memang kita sendiri tidak
akan mampu untuk mematikan keinginan daging kita tsb, tetapi Tuhan Yesus
Kristus mampu untuk melepaskan kita dari tubuh maut ini, sehingga kita tidak
menjadi “manusia celaka” lagi. (Roma 7:21-25)
Untuk itu, kita harus meminta
tolong kepada Tuhan Yesus Kristus untuk melepaskan kita dari keinginan daging
kita tsb, dengan jalan mengakui semua dosa/pelanggaran kita kepadaNya, berbalik
& meminta ampun kepada Tuhan. Maka Ia adalah Tuhan yg setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa/pelanggaran kita itu dan
menyucikannya/membersihkannya dari segala kejahatan. (1 Yohanes 1:9)
Dan setelah kita mengakui
dosa kita & minta ampun kepadaNya, janganlah kita berbuat dosa lagi, supaya
pada kita jangan terjadi hal yg lebih buruk. (Yohanes 5:14) Dengan demikian
sedikit demi sedikit segala hawa nafsu kedagingan kita yg lama, yg jahat akan
habis terbuang dari tubuh kita ini oleh kuasa Tuhan yg tinggal dalam kita. Sebab cinta akan rumah Allah, menghanguskanNya. Bagi Tuhan yg maha kudus dan demikian juga bagi kita baitNya, jangan ada kompromi dg dosa. Buanglah semua dosa yg masih ada dalam diri kita.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami
mengakui semua dosa kami kepadaMu, ampunilah kami dan sucikanlah/bersihkanlah
kami dari segala kejahatan kami itu.Amin