“Karena itu,
saudara-saudara demi kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mepersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yg hidup, yang kudus dan yg berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yg sejati”. (Roma 12:1)
Menurut suatu dongeng di Afrika: Ada empat jari tangan yg langsing & tinggi, mereka tinggal/berada bersama-sama di satu tangan, dan di tangan itu juga ada jari jempol yg gemuk & pendek, tapi tidak tinggal/tidak berada bersama-sama keempat jari lainnya. Mereka adalah sekumpulan teman yg tidak dapat dipisahkan.
Pada suatu hari mereka melihat ada satu cincin emas berada didekat mereka dan bersekongkol untuk mencurinya/mengambilnya. Tetapi sang jempol berkata: Jangan mencuri cincin, sebab itu salah. Tetapi keempat jari itu berkata & menyebut si jempol : Ah...., kamu ini sok-benar sendiri, padahal kamu adalah pengecut dan tidak mau menjadi teman kami. Tetapi si jempol tidak menghiraukan perkataan dari mereka itu, dan tidak mau ikut campur dg segala perbuatan teman teman yg salah itu. Menurut dongeng Afrika tsb, itulah sebabnya maka si jempol tingal/berada terpisah dari jari-jari tangan lainnya di suatu tangan.
Demikian juga, sebagai orang-orang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan mau hidup menuruti firman Tuhan hari demi hari, kita pasti sudah tahu melalui firman Tuhan dalam Alkitab tentang “mana yg benar dan mana yg salah”. Yang mau kita lakukan adalah kita tidak mau menjadi serupa dg dunia ini, dan tidak mau ikut campur lagi dg perbuatan-perbuatan teman-teman kita yg lama yg masih hidup dalam dosa. Tetapi menjadi berubah oleh pembaharuan akal budi kita, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yg baik , yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
Kita tentunya tidak mau lagi hidup dalam kehidupan kita yg lama yg penuh dg dosa, yakni penuh dg pelanggaran terhadap firman Tuhan atau hukum Allah. (1 Yohanes 3:4) Misalnya kita sudah tahu dalam sepuluh perintah Allah dikatakan, antara lain: Jangan ada Allah lain dihadapan Tuhan, jangan mencuri, jangan berzinah bagi yg sudah menikah atau berbuat cabul bagi yg belum menikah, jangan membunuh, hormati ayah dan ibu, jangan bersaksi dusta.. dll.
Dan selain itu masih ada banyak lagi firman Tuhan/kebenaran yg memberikan petunjuk bagi kita tentang apa saja yg kita pikirkan, apa yg kita lakukan dan apa yg kita perkatakan, agar kita bisa hidup kudus dan berkena kepadaNya.
Contoh: Pikirkanlah semua yg benar, yg mulia, yg adil, yg suci, yg manis , yg sedap didengar, semua yg disebut kebajikkan & patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8) Buanglah dusta/bohong dan berkatalah benar seorang terhadap yg lain, dan hendaklah kata-kata kita senantiasa penuh kasih & menyenangkan. Kalau “ya” hendaklah kita katakan “ya”, kalau “tidak” hendaklah kita katakan “tidak”. Dan lakukanlah segala sesuatu yg baik & benar dan yg sesuai dengan firman/perintah Tuhan. (Efesus 4:25 dan Kolose 4:6 dan Matius 5:37 dan Matius 28:20) Janganlah kita menginginkan hal-hal jahat seperti yg telah diperbuat oleh orang-orang jahat. (1 Korintus 10:6)
Tetapi seandainya dalam praktek hidup kita sehari-hari, kita masih ikut-ikutan teman lama kita yg suka berzinah, cabul, atau tidak hormat kepada orang tua, dan masih suka mencuri-curi waktu, curi-curi kesempatan atau bahkan korupsi, maka itu artinya kita masih belum hidup menuruti firman Tuhan atau masih belum hidup dalam pertobatan. Maka dengan demikian, kita belumlah bisa disebut & menjadi si jempol.
Sebaliknya kalau kita mau disebut & menjadi si jempol, maka janganlah kita ikuti lagi hidup duniawi kita yg lama yg penuh dosa ; melainkan buang saja semuanya dan jangan mau tahu lagi tentang segala perbuatan kita yg yg lama & salah itu. Biarlah kita disebut pengecut atau di-cap sebagai orang yg sok benar sendiri/sok suci dan tidak mau berteman dg teman-teman kita yg duniawi lagi.Tetapi kita tetap konsekwen hidup dalam pertobatan seumur hidup kita, yakni sekali bertobat, tetaplah bertobat sampai akhir hidup kita !
Dengan demikian sesuai nas tersebut diatas, kita sudah mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yg hidup, yang kudus dan yg berkenan kepada Allah: itu adalah ibadah kita yg sejati.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami agar kami dapat mempersembahkan ibadah kami yg sejati, yang menyenangkan hatimu. Amin