“Mengucap syukurlah
dalam segal hal, sebab itulah yg dikehendaki Allah dalam Yesus Kristus”. (1
Tesalonika 5:18)
Selalu bersyukur akan
membuat kita bahagia. Berikut ini ada beberapa kisah untuk menggambarkannya.
Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"
Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai atau inginkan, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".
Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur kepada Tuhan. Syukur merupakan kualitas hati kita terhadap Tuhan, Allah pencipta kita dalam Yesus Kristus. Dengan bersyukur kepadaNya kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia, misalnya cuacanya kurang bagus, banyak hujan, mendung, jalanan jadi macet sebab ada banjir di beberapa tempat dll.
Ada dua hal yang sering membuat kita tidak dapat bersyukur kepada Tuhan.
Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"
Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai atau inginkan, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".
Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur kepada Tuhan. Syukur merupakan kualitas hati kita terhadap Tuhan, Allah pencipta kita dalam Yesus Kristus. Dengan bersyukur kepadaNya kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia, misalnya cuacanya kurang bagus, banyak hujan, mendung, jalanan jadi macet sebab ada banjir di beberapa tempat dll.
Ada dua hal yang sering membuat kita tidak dapat bersyukur kepada Tuhan.
Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Contoh: Kita sudah
memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan hidup yang
baik. Tapi kita tetap masih merasa kurang. Sebab pikiran kita dipenuhi oleh berbagai angan-angan
dan keinginan, katakanlah antara lain, kita begitu terobsesi & ingin
memiliki rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang
mendatangkan lebih banyak uang. Kalau tidak mendapatkannya kita terus
memikirkannya sampai sulit tidur. Tapi anehnya, ketika sudah mendapatkannya, maka
kita hanya menikmati kesenangan sesaat saja. Namun kita tetap tidak puas, kita
ingin yang lebih lagi. Sebab cinta akan uang tidak akan puas dg uang, dan cinta
kekayaan tidak akan puas dg penghasilannya. Betapapun banyaknya uang &
kekayaan yang kita miliki, kita tidak pernah menjadikan kita puas, sebaliknya
membuat kita jadi selalu ingin lebih kaya dan lebih lagi. (Pengkhotbah 5:9)
Sehingga hal itu akan membuat kita tidak pernah dapat bersyukur kepada Tuhan
atas semua apa yg kita miliki sesuai dg bagian kita.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih sukses, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih sukses, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.
Ada cerita menarik
mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung
sambil menggumam, "Lulu, Lulu." Seorang pengunjung yang keheranan
menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini
jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung
manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya
terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu,
Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?" tanyanya
keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah
dengan Lulu, namun tidak bahagia sebab Lulu mengkhianatinya & pergi dg
orang lain."
Hidup akan lebih
bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki dan tidak
membanding-bandingkan diri kita dg orang lain. Untuk itu, lebih baik kita selalu
mengikuti firman/ajaran Tuhan dalam nas diatas yaitu Mengucap syukurlah dalam
segala hal, sehingga dengan demikian kita akan dapat menikmati hidup yg Tuhan
sediakan bagi kita.
Doa kami:
Tuhan Yesus, kami mau
belajar dan menuruti firmanMu untuk dapat selalu bersyukur dalam segala hal kepadaMu.
Amin