“Janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah segala keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dg ucapan syukur”. (Filipi 4:6)
Apa yg kita lakukan ketika kita berada dalam suatu tekanan/keadaan/pergumulan yg sulit & kritis ? Misalnya ketika sedang ada suatu program pengurangan masal tenaga karyawan di perusahaan tempat kita bekerja, dan kita menantikan pengumuman tenaga karyawan di bagian apa yg akan diberhentikan. Atau ketika keutuhan pernikahan kita sedang diambang perpecahan karena kehadiran orang ketiga. Atau ketika usaha/bisnis kita sedang diambang kehancuran/kebangkrutan....dll.
Apakah kita menjadi kuatir dan takut, dan langsung mulai mencoba melamar berbagai lowongan pekerjaaan di perusahaan-perusahaan lain, atau kita datang berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan dan jalan keluarnya? Apakah kita akan datang & berseru kepada Tuhan Yesus agar menyelamatkan kehidupan pernikahan kita? atau supaya usaha/bisnis kita bisa diselamatkan?
Dalam menghadapi hal yg demikian, maka kepada kita sudah diberikan suatu contoh, bagaimana cara untuk menghadapinya, ketika sebagai umat Tuhan, kita menghadapi suatu masalah/tekanan/pergumulan berat.
Contohnya yaitu: Ketika itu Hizkia, raja Yehuda mendengar kabar dari Tirhaka raja Etiopia yg sudah dikalahkan oleh Sanherib, raja Asyur dan pasukkannya. Melalui Tirhaka, raja Asyur mengirimkan utusan kepada Hizkia untuk menyampaikan pesan: Ia telah keluar berperang melawan engkau. Dan menulis kepada Hizkia raja Yehuda : Janganlah mempercayai Tuhan Allahmu yg menjanjikan engkau bahwa Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur. Sebab tidak ada negri bangsa-bangsa lain yg dapat bertahan, mereka semuanya sudah ditumpas/dimusnahkan olehku dan nenek moyangku. (Yesaya 37:9-13) Pada saat Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya, kemudian pergilah dia kerumah Tuhan dan membentangkan surat itu dihadapan Tuhan, lalu dia segera berdoa meminta pertolongan dari Tuhan Allah yg maha kuasa : “........Tuhan Engkau lihat dan dengar segala perkataan Sanherib yg mencela Engkau, Allah yg hidup......, maka sekarang ya Tuhan Allah kami, selamatkanlah kami dari tangannya supaya segala kerajaan di bumi mengetahui bahwa hanya Engkau sendirilah Tuhan”. (Yesaya 37:14-20)
Setelah Hizkia berdoa demikian kepada Tuhan, tidak lama kemudian nabi Yesaya mendapat firman Tuhan untuk disampaikan kepada Hizkia : “Karena kamu berdoa” kepada Tuhan Allah yg hidup, tentang Sanherib, raja Asyur yg mau menghancurkan Yerusalem, inilah firman Tuhan terhadapnya. (Yesaya 37:21-29 sesuai terjemahan dalam bhs inggrisnya versi NKJV, NLT, NASB, Amplified) ) Dan Tuhan pun menjawab doa Hizkia dan menolongnya.
Alkitab menulis bahwa Tuhan menjawab doa Hizkia pada malam itu juga, dan Tuhan telah bertindak dg ajaib mengirimkan malaikat Tuhan untuk membunuh 185 ribu orang tentara Sanherib didalam perkemahan tentara Asyur yg mengepung Yerusalem. Keesokkan harinya pagi-pagi, tampaklah bangkai orang-orang Asyur yg mati. Pasukkan Sanherib tidak ada satupun bisa/sempat masuk ke Yerusalem dan tidak ada satupun bisa/sempat menembakkan panah kesana, sebab Tuhan yg memagari Yerusalem untuk menyelamatkannya (Yesaya 37: 33-36) Dan Sanherib-pun tidak pernah kembali lagi ke Yerusalem, sebab dia dibunuh oleh para anak buahnya sendiri di Niniwe dalam kuil Nisrokh allahnya. (Yesaya 37:37-38)
Jadi kata-kata pertama yg disampaikan Tuhan melalui nabi Yesaya kepada Hizkia adalah Karena di saat yg sangat sulit & kritis itu, “Hizkia berdoa kepada Tuhan yg maha kuasa, Allah yg hidup” untuk menyelamatkannya dari ancaman/serbuan raja Sanhebrib & pasukkannya ; sehingga Tuhan-pun langsung menjawab doanya. Dalam keadaan yg se-sulit & se-kritis itu, ternyata Hizkia tidak mau mengandalkan pemikirannya atau kekuatannya sendiri atau menyerah & bernegosiasi dg raja Sanherib dg menyerahkan semua harta benda milik kerajaan Yehuda, agar Sanherib tidak menghancurkan Yerusalem. Tetapi sebaliknya Hizikia segera datang kepada Tuhan dan berdoa kepadaNya minta pertolongan.
Bagaimana halnya dg kita sebagai umat Tuhan, ketika berada di saat-saat yg sulit & kritis menghadapi semua tekanan/keadaan/kesulitan, apakah kita mau bertindak seperti raja Hizkia yaitu “berdoa meminta pertolongan” kepada Yesus Kristus, Tuhan, Allah yg selalu menyertai kita, Allah kita yg hidup kekal, Allah yg empunya kuasa di sorga, dilangit & dibumi ? (Efesus 2:20 dan Matius 28:18,20) Atau sebaliknya kita tidak berdoa kepada Tuhan bahkan lupa kepadaNya,dan sebaliknya berusaha mencari solusinya/jalan keluarnya dg kekuatan & pemikiran sendiri, atau meminta pertolongan kepada relasi kita/orang lain ? (Yeremia 17:5-6)
Jikalau dalam menghadapi suatu keadaan/kesulitan/tekanan yg sulit & kritis, kita sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan, “mau berdoa kepada Tuhan” seperti yg telah dilakukan oleh raja Hizkia, maka kita-pun akan menemukan bahwa Tuhan Allah yg kita sembah & percayai dalam nama Yesus Kristus adalah Allah kita setia & maha kuasa yg menjawab semua doa-doa kita dengan caraNya yg ajaib.
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami agar dapat menyerahkan semua kekuatiran & ketakutan kami kepadaMu dalam doa, permohonan dengan ucapan syukur. Amin