“Kamu adalah surat pujian kami yg tertulis dalam hati kami dan
yg dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang”. (2 Korintus 3:2)
Ada seorang anak Tuhan
di Jakarta, yg hidupnya senantiasa menjadi pelaku firman, antara lain : lemah lembut, hormatilah
orang tuamu, kalahkan kejahatan dg kebaikkan. (Matius 11:29 dan Lukas 18:20 dan Roma 12:21). Salah satu hal
sangat sulit yg pernah dialaminya sebagai anak Tuhan adalah ketika dia menghadapi
& bergaul dg mertua perempuannya yg cerewet dan memang sentimen/tidak suka kepadanya
sejak dia menikah dg putera pertamanya. Mertua perempuannya ini sangat memanjakan
dan menyayangi puteranya pertamanya ini. Kalau terjadi sesuatu dg anaknya, maka
dia akan segera memarahinya dan menyalahkannya, padahal sebenarnya hal itu
adalah karena kesalahan anaknya sendiri. Seringkali sikapnya & kata2nya itu sangat
menyakiti hatinya sebagai menantu perempuan. Tetapi dia tetap berlaku hormat dan
bersikap baik terhadap mertua perempuannya ini dg tulus. Sampai pada suatu ketika
mertua perempuannya yg sudah mulai tua ini menderita gangguan penyakit keropos
tulang dan menyebabkan dia harus seringkali datang berobat & dirawat di
Jakarta, sebab mertuanya tinggal di luar kota. Untuk itu mertuanya tinggal
dirumahnya untuk beberapa hari hari, tapi tak jarang juga sampai seminggu lebih. Tetapi karena anak
Tuhan ini selalu bersikap lemah lembut dan hormat terhadap mertua perempuannya
dg tulus dan juga dg sungguh2 memperhatikannya /merawatnya ketika dia sedang sakit atau
menemaninya ke dokter…. dll, maka setelah tahun demi tahun berlalu, akhirnya
sang mertua inipun mulai berubah sikapnya terhadap dia. Mertuanya ini tidak
lagi sentimen kepadanya, melainkan mau semakin menurut dan mendengar apa yg dinasihati
dan percaya kepadanya. Tadinya mertuanya selalu mengejek dan menjelek2kannya
sebagai umat dari gereja yg beraliran karismatik, sebab mertuanya ini berasal
dari gereja non karismatik. Tetapi sekarang malah mertuanya itu mau ikut kalau diajak
beribadah bersamanya di gerejanya.
Seluruh isi hati daripada anak Tuhan ini adalah seperti surat Kristus yg terbuka dan dapat dibaca oleh mertua perempuannya melalui sikapnya, tutur katanya, perhatiannya, pemikirannya, tindakannya sehari-hari. Sehingga mertua perempuannya sadar bahwa menantu perempuannya ini adalah sungguh-sungguh seorang menantu yg baik hati dan seorang pengikut Tuhan yg setia.
Seluruh isi hati daripada anak Tuhan ini adalah seperti surat Kristus yg terbuka dan dapat dibaca oleh mertua perempuannya melalui sikapnya, tutur katanya, perhatiannya, pemikirannya, tindakannya sehari-hari. Sehingga mertua perempuannya sadar bahwa menantu perempuannya ini adalah sungguh-sungguh seorang menantu yg baik hati dan seorang pengikut Tuhan yg setia.
Dalam nas tersebut diatas, pada zaman para rasul, Paulus pun
menyebut jemaat Korintus adalah surat pujian yang dapat dibaca oleh semua
orang. Mereka adalah surat2 Kristus! Maksudnya adalah jemaat di Korintus adalah
pelaku2 firman Tuhan Yesus Kristus.
Demikian juga hal itupun berlaku bagi kita orang-orang percaya
kepada Tuhan di zaman sekarang ini. Semua pemberitaan tentang Yesus Kristus kepada
orang2 yg hidup disekeliling kita tidaklah akan banyak berarti jikalau kita
tidak menunjukkannya yg sesuai dg firmanNya dengan teladan hidup kita sehari-hari. Sebab kalau Yesus Kristus
ada dalam hidup kita, maka tentunya sifat dan karakter Yesus Kristus akan nyata
terlihat melalui perbuatan-perbuatan kita, dan bukan hanya di mulut kita saja. Dan dimanapun
kita berada, setiap orang, terutama yg berada disekeliling kita akan dapat melihat
& menilai segala sesuatu yang kita lakukan. Apakah perbuatan kita itu
sesuai dg pemberitaan kita tentang Yesus atau tidak ? Melalui hidup kita
sehari-hari, kita akan dapat menjadi suatu pemberitaan yg terbaik tentang Yesus
Kristus bagi setiap orang. Dengan demikian hidup kita
akan menjadi surat-surat Kristus, dan setiap orang akan dapat membacanya dari
pemikiran, kata2 dan perbuatan kita sehari-hari.
Doa kami :
Tuhan Yesus, tolonglah kami agar dapat lebih sungguh lagi
menjadi pelaku firmanMu. Amin