“Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki2 dan
perempuan, sebab itu laki2 akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dg
istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi
dua melainkan satu”. (Markus 10:6-8)
Ada suatu artikel dalam harian Kompas pada tgl 04 Juli 2015, bahwa
setiap tahun ada 2,5 jt perkawinan di Indonesia, tetapi sayangnya sekitar 10-15
persen berakhir dg perceraian. Pemicu utama perceraian adalah ketidak
harmonisan, masalah ekonomi dan hadirnya pihak ketiga. Dan kebanyakan dari
gugatan cerai sebanyak 70 persen diajukan oleh istri.
Ini adalah suatu
peringatan bagi kita semua sebagai orang-orang yg percaya kepada Tuhan Yesus.
Untuk itu marilah kita bersama-sama merenungkannya. Sejak awal dunia Allah
menjadikan manusia laki2 dan perempuan. Pertama supaya manusia tidak sendirian.
Kedua supaya ada penolong yg sepadan baginya dalam menjalani hidupnya. Ketiga
supaya mereka berdua sebagai suami istri, beranak cucu dan berkuasa atas semua binatang
yg ada di bumi. (Kejadian 2:18 dan 1:28) Jadi memang sudah biasa/selayaknya,
kalau sejak dahulu sampai sekarang, selalu ada pernikahan antara laki2 dan
perempuan dalam hidup ini. Meskipun seringkali selalu terjadi perceraian dalam pernikahan,
tetapi pernikahan antara laki2 dan perempuan pasti akan selalu terjadi dan
tidak akan pernah berhenti.
Dengan menikah dan menjadi dua orang menjadi satu daging,
maka mereka tidak akan sendirian atau kesepian dalam menjalani hidup ini.
Selain itu, mereka juga akan dapat saling tolong menolong dalam mengatasi beban
hidup mereka. Dan dengan mereka berdua menjadi satu, maka mereka bisa beranak
cucu dan akan membuat mereka lebih mampu untuk bisa berhasil / sukses dalam mencari
nafkah hidupnya. Namun sayangnya dalam perjalanan hidup pernikahan, seringkali
atau bahkan hampir selalu dapat terjadi bentrokkan dan ketidak harmonisan, yang
akhirnya menyebabkan terjadinya perceraian. Hal ini disebabkan antara lain oleh
karena kedua orang itu masing2 berbeda umur, latar belakang pendidikan, lingkungan,
budaya, agama, bahasa atau ekonomi. Sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan karakter
masing2. Namun kalau mereka menyadari bahwa oleh pernikahan mereka bukan lagi
dua melainkan satu, maka semua ketidak harmonisan itu seharusnya bisa mereka segera
selesaikan. Kenapa ? Sebab kalau ada salah satu anggota pasangan suami istri,
misalnya istrinya sakit atau suaminya sedih/susah ; maka hal itu pasti akan
dirasakan pula oleh pasangan mereka. Katakanlah kalau tangan kita sakit, maka
seluruh tubuh kita pasti akan ikut merasa sakit juga. Seperti juga, kalau
kepala kita sakit, maka seluruh tubuh kita juga akan terasa sakit. Untuk itu,
maka mereka perlu saling tolong menolong menanggung beban masing2.
Dan juga, kalau gaji si suami hanya cukup untuk bayar
ongkos kontrak rumah & biaya hidup sehari2, maka si istri harus mencukupkan
dirinya dg apa yg ada padanya. Jadi selama belum memungkinkan kendalikan dulu
keinginan untuk beli baju baru, tas baru atau sepatu baru. Kalau perlu si istri
juga turut membantu suaminya bekerja part time atau meminta bantuan sementara dari
keluarganya. Demikian juga halnya, kalau si istri suka diperhatikan dan tidak
diperlakukan kasar oleh suaminya, maka si suami harus berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat memperhatikan dan bersikap lembut terhadap istrinya. Atau sebaliknya
kalau si suami tidak suka makan makanan yg pedas2, maka si istri juga harus
membiasakan dirinya untuk tidak membuat masakan yg pedas2…..dll.
Selain itu, kedua pihak harus sungguh2 menahan gejolak hawa
nafsu daging mereka, terutama hawa nafsu sex yg bergejolak pada saat mereka
masih muda. Mereka harus belajar mengendalikan hati , keinginan dan anggota
tubuh mereka. Contoh : Kalau si suami memandang seorang perempuan serta
menginginkannya, maka artinya si suami sudah berzinah dg perempuan itu dalam
hatinya. Dan untuk itu firman Tuhan katakan supaya kita mencongkel mata kita
itu dan membuangnya. (Matius 5:28-30)
Kalau hal2 tersebut diatas ini bisa dilakukan oleh kita
sebagai pasangan suami istri, maka otomatis kita akan menjadi mampu & kuat
untuk menjadi berhasil/sukses dalam mencari nafkah hidup kita, dan mereka
berdua bisa berdoa bersama-sama memohon kepada Tuhan agar diberi keturunan. Maka
dengan demikian perkawinan kita akan menjadi langgeng sesuai firman Tuhan yaitu Apa yg
telah dipersatukan Tuhan , tidak boleh diceraikan manusia. (Markus 10:9)
Doa kami:
Tuhan Yesus, tolonglah kami agar kami dapat menjadi pasangan
suami istri yg langgeng. Amin