“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang". (Matius 24:42)
Kita tahu, bahwa semua
manusia sejak dilahirkan, pada dasarnya adalah sedang menunggu giliran untuk
bertemu dengan kematian. Hari ini si B, kemarin si A, besok entah siapa lagi. Entah
kapan, tetapi pasti pada suatu saat akan
tiba giliran kita.Yang jelas Tuhan akan datang kembali (Kisah Para Rasul 1:11) dan kita harus berjaga-jaga. Berjaga-jaga dalam setiap arah langkah kita, agar kita jangan sampai mengambil "jalan yg salah" dalam menjalani hidup ini.Kenapa demikian ? Sebab Tuhan ingin
bahwa kita semua umatNya beroleh kehidupan. Yaitu hidup yg sehat, panjang umur
bahagia dan berkelimpahan didalam hidup ini maupun dalam hidup yg akan datang.
Tuhan ingin semua umatNya memilih kehidupan & berkat, dan tidak memilih
kematian/kesengsaraan & kutuk. (Ulangan 30:19-20)
Tuhan memberikan kepada manusia suatu
kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing. Tetapi
Tuhan juga sudah memberi petunjuk bahwa dalam kehidupan didunia ini hanya ada dua jalan.Yaitu ada jalan yg luas tetapi ujungnya menuju maut, dan ada juga jalan yg sempit tetapi ujungnya menuju kepada kehidupan.
Tuhan juga sudah memberi petunjuk bahwa dalam kehidupan didunia ini hanya ada dua jalan.Yaitu ada jalan yg luas tetapi ujungnya menuju maut, dan ada juga jalan yg sempit tetapi ujungnya menuju kepada kehidupan.
Dan firman Tuhan juga
mengingatkan bahwa hanya ada sedikit orang yg dapat memasuki jalan yg sempit,
yg ujungnya menuju kepada kehidupan. Sebab untuk memasuki jalan yg sempit itu, pintu
masuknya juga sesak. Sebaliknya, ada
banyak orang yg memilih jalan yg luas dan lurus, dan pintu masuknya juga lebar, meskipun ujungnya menuju kepada
kebinasaan/maut. (Matius 7:13-14)
Nah, selama kita
masih menunggu giliran kita apakah yg akan kita lakukan ?
Tuhan ingin agar kita sebagai orang-orang yg percaya kepadaNya, kita jangan memilih jalan untuk menjadi seperti orang kaya yg bodoh ? (Lukas
12:16-21)
Dimana pada suatu ketika
orang kaya bodoh itu berkata : Hai jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun
untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makan minumlah dan dan bersenang-senanglah ! Tetapi
firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu atau
hidupmu diambil daripadamu, dan apa yg telah kau sediakan, untuk siapakah itu
nanti? Demikianlah jadinya dg orang yg mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, tetapi dia tidak kaya dihadapan Allah.
Orang kaya bodoh itu
diberi Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, tetapi tidak diberi kuasa
oleh Allah untuk menikmatinya. Firman Tuhan berkata bahwa bagi orang kaya bodoh
itu, semuanya ini adalah suatu kemalangan, kesia-sia-an dan penderitaan yg
pahit. (Pengkhotbah 9:6:1-4)
Tetapi herannya meskipun
demikian, pada kenyataaannya sampai sekarang, tetap masih saja ada banyak
manusia yg tetap memilih jalan yg luas dan lurus tetapi ujungnya menuju maut seperti
orang kaya bodoh itu!
Karena mereka
berpikir bahwa pada menjelang akhir hidupnya, mereka masih dapat atau masih sempat untuk bertobat
dan kembali kepada Tuhan, agar mereka bisa memilih kehidupan.
Padahal mereka tidak
sadar, bahwa semakin mereka kaya, banyak
uang & mulia ; maka mereka semakin tidak akan pernah puas dg uang dan kekayaannya dan penghasilan mereka.
Mereka terus ingin
punya lebih banyak uang lagi dan lebih besar lagi penghasilannya, sebab ada
lebih banyak lagi orang yg menghabiskannya. (Pengkhotbah 5:9-10) Dan hal ini akan
terus berlangsung dan tanpa diketahuinya, tiba-tiba datanglah saatnya untuk mereka
mati, yaitu nyawa/hidup mereka diambil oleh Tuhan.
Tuhan katakan
janganlah memilih jalan seperti orang kaya yg bodoh itu, tetapi pilihlah jalan
seperti Abraham, Ishak dan Yakub dan juga seperti jalan yg dipilih oleh para
rasul Tuhan, misalnya Paulus.Yaitu kita terus berjuang & berjaga-jaga memelihara iman kita kepada Tuhan dengan selalu
hidup mengasihi Tuhan, mendengarkan suaraNya dan berpaut kepadaNya sepanjang umur hidup kita. Sehingga kita menjadi kaya dihadapan Tuhan, Allah kita dan pada
saat itu bagi kita-pun telah tersedia mahkota kebenaran yg akan diberikan
Tuhan kepada kita. (Ulangan 30:20 dan 2 Timotius 4:7-8)
Doa kami:
Tuhan Yesus, ajar
kami terus untuk dapat menghitung hari-hari kami, dan mampukanlah kami dapat terus berjaga-jaga memelihara iman kami kepadaMu dalam hidup ini sampai akhirnya. Amin
Pertanyaan ini baik menjadi bahan intropeksi kita, untuk menilai sejauh mana kita sudah mengemban misi kita.