“Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu”. (Matius 7:1-2)
Dalam suatu perjalanan bersama keluar negri, rombongan kami kembali dari suatu acara ke guest house atau hotel tempat kami bermalam, dan bersiap-siap serta berkemas untuk perjalanan kembali ke Indonesia keesokan harinya.
Ketika keesokan harinya kami tiba di airport keberangkatan, ternyata ada satu orang dari grup kami yang melaporkan bahwa dia kelupaan tasnya yang tertinggal dalam acara kemarin. Ketika dia pergi ke tempat acara kemarin untuk mengambil tasnya yang ketinggalan itu, sang pemimpin perjalanan atau tour leader kami mengkritik/menghakimi dia dengan perkataan yang pedas dan menyakitkan dihadapan kami, semua tanpa kehadirannya.
Ke-esokan harinya, ketika kami semua tiba di airport di Jakarta, tour leader kami, barusan menyadari bahwa kopernya juga tertinggal di guesthouse/hotel tempat kami bermalam di luar negri.
Hal itu akan membuatnya jauh terlebih sulit dan jauh lebih mahal untuk mendapatkan kembali kopernya dari sana. Lalu dengan sangat malu dan dengan sangat menyesal tour leader kami mengakui kesalahannya dan berkata-kata didepan kami semua termasuk orang yang ketinggalan kopernya kemarin : Saya meminta maaf kepada kamu dan juga kalian semua dan juga berjanji bahwa saya tidak akan pernah lagi berkata-kata menghakimi seperti itu lagi. Saya kapok dan saya berjanji dihadapan kalian semua dan juga dihadapan Tuhan.
Sungguh kita selalu perlu menyadari bahwa semua kita umat Tuhan, juga mempunyai kesalahan dan kelemahan. Oleh karena itu kita perlu saling memberikan toleransi dan saling memaafkan dan saling mengampuni, ketika terjadi sesuatu hal yang salah atau tidak benar. (Kolose 3:13)
Mungkin kita perlu memberi kritikan, tetapi berilah kritikan yang membangun dan menyampaikannya dalam kebaikan dan kasih Tuhan. Kita harus terus mengenakan : belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran dalam pergaulan kita dengan sesama, terutama dengan keluarga kita dan orang-orang disekitar kita. (Kolose 3:12).Sehingga dengan demikian kita bisa menjadi pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus. (1 Korintus 11:1)
Doa kami:
Tuhan Yesus, mampukanlah kami untuk bisa saling memaafkan, saling mengampuni dan saling mengasihi dengan sesama kami, terutama dengan keluarga kami dan orang-orang disekitar kami. Amin.