“Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan” ! (Roma 12:21)

Ada seorang wanita, dia adalah seorang umat Tuhan. Dia bercerita tentang kisahnya, ketika dalam suatu acara reuni sekolah, dia bertemu dengan salah seorang wanita bekas teman sekelasnya.

Bekas teman sekolahnya ini, tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang.Ketika umat Tuhan ini menoleh, dia tidak dapat segera mengenali wanita ini ,sebab sudah puluhan tahun berselang. Kemudian umat Tuhan ini melihat nama bekas teman sekelasnya itu di kartu tanda pengenal yang ditempelkan di baju masing-masing peserta reuni.

Pikiran umat Tuhan ini menerawang ke masa lalu, dan mengingat-ingat siapakah wanita ini ? Tiba-tiba dia teringat kembali bahwa wanita yang menepuk pundaknya ini adalah salah  seorang bekas teman sekelasnya yang menaruh di mejanya, suatu kertas memo yang penuh dengan kata-kata jahat yang mengejeknya dan menghinanya. Sehingga pada saat itu membuat umat Tuhan itu menjadi sakit hati dan hancur hatinya. Dan ketika itu, dia juga pernah berpikir dan berdoa kepada Tuhan supaya orang ini dihukum oleh Tuhan dan mengajarinya bagaimana untuk bersikap baik terhadap orang lain. 

Sekarang meskipun umat Tuhan ini sebenarnya ingin sekali membalas dendam/sakit hatinya kepada bekas teman sekelasnya itu ; namun dia tetap berusaha untuk menguasai dirinya. Dan dengan sedikit dipaksakan, umat Tuhan ini tetap berusaha tersenyum kepada bekas teman sekelasnya itu, dan mengeluarkan kata-kata sapaan yang tidak dengan tulus hati kepadanya. 

Kemudian merekapun mulai-lah berbincang-bincang. Suatu cerita yang sangat menyedihkan keluar dari mulut bekas teman sekelasnya yaitu mengenai kisah kehidupan rumah tangganya yang sulit dan tidak berbahagia serta berakhir dengan perceraian. 

Sebenarnya umat Tuhan ini dalam hatinya, mensyukuri kehidupan rumah tangga temannya yang menyedihkan itu, sebab memang itulah yang dipikirkan dan dirasakannya. Selama puluhan tahun ini, rupanya umat Tuhan ini masih menyimpan sakit hati, dendam dan akar kepahitan dalam hatinya, serta ingin membalas dendam kepada bekas teman sekelasnya itu.  

Untung saja, tiba-tiba umat Tuhan ini teringat akan firman Tuhan yang mengatakan ….Janganlah sampai ada akar kepahitan/sakit hati/dendam yang muncul dan menyebabkan pertengkaran serta mencemarkan serta mengotorkan reputasi dan nama baikmu. (Ibrani 12:15) Dan Tuhan juga mengingatkannya sesuai dengan nas tersebut diatas yaitu : Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan ! 

Mereka-pun melanjutkan pembicaraannya dan bahkan bisa saling bertangis-tangisan. Dan tidak ada satupun dari antara mereka yang pernah mengucapkan atau mengingatkan kembali tentang kejadian yang menyakitkan hati di masa lampau itu. Tuhan telah memampukan dan mengajari umat Tuhan ini suatu pelajaran yang sangat berharga, yaitu pelajaran tentang mengampuni dan membuang semua dendam, sakit hati dan kepahitan dalam hidupnya.

Kalau kita masih ada menyimpan rasa sakit hati, dendam atau akar pahit dalam hati/hidup kita, maka mulai sekarang mintalah bantuan Tuhan oleh Roh Kudus agar memampukan kita untuk bisa membuang semua kepahitan itu dan meminta kepadaNya supaya memampukan kita untuk bisa mengampuni mereka semua yang pernah menyakiti kita.

Sebab pembalasan dendam hanya akan memenjarakan atau membelenggu kita dengan sakit hati dan dendam seumur hidup kita. Dan hanya oleh pengampunanNya- lah, kita bisa dibebaskan dari belenggu/penjara itu, serta membuang semua dendam dan kepahitan dalam hidup kita.

Doa kami:

Tuhan Yesus, kami tidak mampu untuk mengampuni orang yang menyakiti atau berbuat jahat kepada kami. Karena itu tolonglah kami oleh Roh Kudus untuk dapat mengampuni semua orang yang berbuat jahat dan menyakiti kami dan membuang semua dendam dan kepahitan kami. Amin.