"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum". (Amsal 11:25)
Ada sebuah kisah yang ditulis dalam Alkitab yaitu pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan di bait Allah dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uangnya kedalam peti itu.
Banyak orang kaya memberi uang persembahan dalam jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan dia memasukkan dua perser kedalam peti persembahan. Ketika melihat hal itu Tuhan memanggil murid-muridNya dan berkata kepada mereka bahwa janda miskin ini memberi jauh lebih banyak daripada semua orang kaya yang memasukkan uang kedalam peti persembahan.
Sebab meskipun mereka memberi uang dalam jumlah yang besar nilainya, tetapi orang-orang kaya tersebut memberi dari kelimpahan mereka. Yaitu bahwa orang-orang kaya tersebut hanya memberi sebagian kecil saja dari uang yang mereka miliki. Dalam saku mereka dan dalam tabungan/depositonya, mereka masih mempunyai jauh lebih banyak uang yersedia.
Tetapi sebaliknya Tuhan katakan bahwa janda miskin ini memberi dari kekurangannya yaitu uang hasil seluruh nafkahnya pada hari itu. Janda tersebut telah memberi semua uang yang ada padanya yang dia terima sebagai upah kerja hariannya selama hari itu. Yaitu dalam kantong janda miskin tersebut & dalam uang tabungannya di rumah, hanya masih ada tersisa sedikit saja uang untuk dia dan anak-anaknya makan minum sehari-hari dan lain-lain. (Markus 12:41-44)
Ternyata Tuhan menilai persembahan atau pemberian kita bukan dari jumlah uangnya atau dari seberapa besar jumlah/nilai uang yang kita berikan, melainkan dari besarnya pengorbanan yang kita berikan. Selain itu Tuhan juga tidak menilai pemberian kita dari banyaknya jumlah/nilai pemberian kita, melainkan dari apa yang kita miliki & dari ketulusan hati kita dalam memberi
Apakah kita memberi dengan tulus yaitu tidak ada maksud lain selain memberikan yang terbaik untuk Tuhan atau sesama? Maksud firman Tuhan adalah “Bukan supaya dipuji oleh orang banyak, atau ada unsur keterpaksaan/tidak rela yaitu supaya beroleh lebih banyak imbalan dari Tuhan”.Jikalau demikian maksudnya maka hal itu sama sekali tidak akan diterimaNya atau dihargaiNya. (2 Korintus 8:12)
Contoh: Ada suatu kesaksian yang diceritakan oleh seorang hamba Tuhan, bahwa ada jemaatnya yang mengeluh kepadanya, Jemaatnya ini sudah memberi uang persembahan kepada Tuhan dari segala kekurangannya sesuai dengan contoh yang telah dilakukan oleh janda miskin itu. Bahkan dia juga sampai pinjam uang dari bank dan memberikan semua uangnya + uang pinjaman dari bank tersebut kedalam kotak persembahan di gereja. Tetapi ternyata dia tidak menerima imbalan/berkat apa-apa dari Tuhan, oleh sebab Tuhan tidak menerima dan menghargai pemberiannya itu. .Malahan sekarang hutangnya jadi tambah banyak, sebab dia harus membayar bunga-nya kepada bank.
Kalau kita dengan sukacita sering melakukan pemberian yang seperti demikian yaitu dengan hati yang tulus dan dengan apa yang ada pada kita dalam segala keterbatasan/kemampuan kita. Bisa saja pemberian kita itu hanya berupa hal-hal yang kecil, ataupun berupa perhatian, doa, bantuan tenaga ataupun berupa materi dan lain-lain bagi sesama yang membutuhkan. Maka sesuai dengan firman dalam kitab Amsal tersebut diatas, kita pasti akan diberi imbalan yang berlimpah dari Tuhan.
Doa:
Yesus, penuhilah kami dengan kasihMu & berilah kemampuan pada kami untuk mau terus memberi/membantu mereka jemaatMu ataupun sesama kami yang sedang dalam kesukaran.Amin.