Sepintas lalu, perintah Yesus ini terdengar sulit untuk dilaksanakan. Apakah setiap murid Yesus harus menjadi guru dan mengabarkan Injil kepada setiap orang? Itu adalah salah satu pilihan. Tapi kita dapat mewartakan Injil dengan cara, kondisi & kemampuan kita masing-masing.

Misalnya: Jika kita ingin mengusir kegelapan dalam suatu ruangan, maka kita dapat melakukannya dengan berbagai hal. Kita bisa memasang lampu membawa lentera, bahkan cahaya lilin yang kecil sekalipun dapat mengusir kegelapan dan cara lainnya disesuaikan dengan kondisi dalam ruangan tersebut.

Sebenarnya dimanapun kita berada atau dalam keadaan apapun, atau dimanapun dan terhadap siapapun, kita tetap dapat memberitakan Injil.Dengan menjadi terang dan garam bagi kehidupan di keluarga kita, lingkungan pergaulan kita dan lain-ain.

Misalnya: Melalui cara hidup kita yang baik dan berkenan di hadapan Tuhan & sesama kita. Jikalau kita tidak pernah segan-segan membantu orang-orang yang mengalami miskin & kesusahan, maka itupun sudah menjadi suatu tanda bahwa kita ingin memberikan sukacita dan kabar baik dari Tuhan bagi orang-orang yang mengalami kesusahan. 

Demikian juga ketika kita sering turut menjenguk, menemani, menghibur & mendoakan orang-orang yang sakit, maka itupun adalah salah satu awal bagi kita menginjili orang-orang sakit untuk dapat mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus. 

Selain itu, melalui perobahan sikap kita setelah kita menjadi pengikut Tuhan Yesus,maka hal itupun akan membuat kita mampu untuk mulai mengawali tugas pemberitaan Injil yang Tuhan perintahkan kepada kita semua pengikutNya.Katakanlah kita semula adalah seorang yang terkenal egois/selalu mementingkan diri sendiri, pelit/kikir terhadap teman ataupun terhadap saudara kita sendiri. Tetapi setelah kita menjadi orang kristen, kita dapat  merobah/membuang sikap kikir/pelit atau egois kita, lalu mulai menjadi orang yang suka memberi dan turut memperhatikan kepentingan orang lain ; maka itupun adalah salah satu awal kita melangkah untuk melakukan tugas penginjilan kita melalui perubahan sikap hidup kita ini.

Atau semula hidup kita kacau balau, selalu menuruti keinginan/hawa nafsu duniawi dan tidak bisa mengekangnya.Misalnya setiap hari sukanya hanya belanja saja, tetapi kemudian kita sanggup merobah cara hidup kita yang kerajingan shopping/berbelanja tersebut oleh bantuan Tuhan Yesus.Sehingga hidup kita sekarang berubah menjadi hidup yang lebih hemat dan bisa mengendalikan keinginan shopping/belanja kita yang berlebihan tersebut; maka tentunya sikap/perubahan cara hidup kita ini akan menarik perhatian suami/istri kita.Dan pada suatu saat, diapun akan tertarik untuk menanyakan kenapa kita bisa dapat mengendalikan kerajingan belanja kita dan berubah demikian. Disini kita bisa memulai tugas memberitakan injil kita terhadap pasangan hidup kita yang belum percaya kepada Tuhan. Bahwa dengan pertolongan dan kekuatan Tuhan yang ada dalam diri saya, maka kerajingan belanja kita bisa mulai dikendalikan.Itulah yang dinamakan menjadi terang dan garam bagi dunia.

Setiap kebaikan, baik itu kecil maupun besar yang kita lakukan dalam usaha, karya, pekerjaan, maupun pergaulan kita dengan sesama, maka itu akan dapat menjadi salah satu perwujudan dari perintah Yesus untuk memberitakan Injil kepada setiap orang.Selamat mencoba !!

Doa kami :

Tuhan Yesus, ubahlah kami dan mampukanlah kami untuk dapat menjadi terang dan garam serta membawa damai bagi kehidupan keluarga kami, lingkungan pergaulan kami dan sesama kami. Amin.