"Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku". (Mazmur 19:15)
Dalam buku yang berjudul The Screwtape Letters yang ditulis oleh C.S.Lewis penulis buku rohani dari Inggris, dikisahkan ada seorang setan senior yang menyuruh salah satu anak buahnya untuk membelokkan pikiran orang kristen supaya menjauh dari Tuhan dan membuat orang kristen itu agar lebih memfokuskan diri pada kesalahan orang-orang sekitarnya yang berada di gereja. (Amsal 8:13)
Misalnya: Jika ada orang yang nyanyinya sumbang atau jelek, atau ada wanita yang berdandan berlebihan/berpakaian seronok, maka orang kristen itu akan lebih memperhatikannya daripada mendengarkan firman Tuhan yang dikhotbahkan. Sehingga dia mendapat suatu bahan gosip yang baru untuk dipercakapkan dengan teman-temannya nanti.
Demikian juga dunia ini dipenuhi oleh media sosial & profesional yang terus menerus menghadapkan kita pada berita-berita tentang kehidupan pribadi seseorang yang sebenarnya tidak boleh diungkapkan kepada publik. Dimana akkhirnya berita-berita tersebut, akan dapat dijadikan bahan dasar pembicaraan untuk kita bergosip atau berkata sia-sia, kotor, jahat. Bukan hanya bergosip tentang orang-orang kaya, orang-orang terkenal, pejabat atau para celebritis dan lain-lain, tetapi gosip itu dengan mudahnya akan dapat berlanjut dengan bergosip mengenai keluarga, rekan kantor, gereja dan tetangga kita. Semuanya ini akan menjadi target daripada tajamnya lidah dan semuanya ini dapat menyakitkan hati mereka yang digosipkan atau bahkan dapat juga menyusahkan hidup mereka.
Bagaimanakah caranya agar kita dapat menghindar dari kecenderungan bergosip atau berkata sia-sia tentang orang lain yang seringkali dapat menyakitkan hati mereka ?
Untuk itu, kita perlu sungguh-sungguh sadari bahwa "Pendengar Utama" daripada "semua kata-kata gosip atau kata-kata sia-sia/kata-kata kotor" kita adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri. Setiap kata-kata kita ucapkan itu, haruslah kita pertanggung-jawabkan nanti pada hari penghakiman. Sebab menurut ucapan kita, maka kita akan dibenarkan ; dan menurut ucapan kita pula, maka kita akan dihukum. (Matius 12:36-37)
Sebab itu kita perlu merenungkan apa yang dikatakan dalam nas tersebut diatas yaitu Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku.Kita perlu sungguh-sungguh berhati-hati sekali dalam setiap perkataan yang kita ucapkan. Kalau kita sedang marah, maka sebaiknya kemarahan kita itu janganlah diucapkan dengan kata-kata kita, tetapi berkata-katalah saja dalam hati kita ditempat tidur, supaya kita jangan berbuat dosa. (Mazmur 4:5) Sebab biasanya hanyalah perkataan yang sia-sia, kotor & kutuk saja yang akan keluar dari mulut kita, jikalau kita sedang dilanda amarah. Dan kata-kata sia-sia, kotor dan kutuk itu pada waktunya nanti haruslah kita pertanggung-jawabkan pada hari penghakiman.
Ada satu pepatah dalam bahasa inggris yang mengatakan bahwa Pikiran yang besar/luas membicarakan tentang gagasan-gagasan atau ide-ide. Pikiran yang rata-rata dari kebanyakan orang adalah membicarakan tentang kejadian-kejadian. Tetapi pikiran yang sempit/picik adalah membicarakan tentang sesama manusia atau bergosip. Meskipun kadang-kadang kita juga membicarakan tentang hal-hal yang baik mengenai orang lain, tetapi kebanyakan manusia lebih tertarik & lebih cenderung untuk membicarakan tentang sesuatu yang lebih sensasional, lebih pribadi atau hal-hal yang kurang baik daripada orang lain.
Jadi berjaga-jagalah dengan mulut & lidah kita, dan untuk itu firman Tuhan telah katakan : Ingatlah akan hal ini yaitu hendaklah kita cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah. (Yakobus 1:19)
Doa kami :
Tuhan Yesus yang baik, kami mau menjadi pelaku firmanMu ini agar Engkau berkenan
akan ucapan mulut kami dan renungan hati kami ya Tuhan. Amin.