"Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikutiNya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun diantara orang Israel". (Matius 8:10)
Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita perlu merenungkan seberapa besar iman kita. Apakah iman kita adalah sebesar yang dikatakan Tuhan Yesus yaitu iman seperti yang dimiliki oleh seorang perwira di Kapernaum itu ?
Dalam renungan kita hari ini, kita membaca sebuah pernyataan Tuhan Yesus yang sangat menarik, dimana Yesus heran atas iman yang dimiliki oleh perwira tersebut. Kira-kira apa yang membuat Yesus terheran, iman seperti apa yang membuat Yesus heran….?
Pertama adalah iman yang peduli dengan orang lain. (Matius 8:5-6) Tuhan Yesus sangat tertarik kepada seseorang yang miliki iman yang peduli kepada sesamanya. Artinya kepedulian yang kita tunjukan kepada orang lain adalah sebagai bukti bahwa kita beriman kepada Tuhan. Orang kristen yang tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain, maka sesungguhnya dia adalah seorang yang egois dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja. Orang yang dengan tipe iman seperti itu, pastilah bukan orang yang memiliki iman kepada Tuhan, maka mereka tidak pernah mengalami mujizat. Kalaupun ada mujizat dalam hidupnya, maka dia akan berkata bahwa semua itu adalah kebetulan saja, atau karena kejadian alam, atau karena kehebatan saya atau karena kehebatan pengetahuan & teknologi manusia.
Kedua adalah iman yang memiliki rasa pengorbanan. Dalam konteks perwira itu yang berasal dari bangsa yang tidak menyembah Tuhan, dia telah rela berkorban masalah waktu, pikiran, tenaga dan juga harga dirinya, dan mengasihi bangsa Israel serta menanggung semua biaya untuk pembangunan rumah ibadat bangsa Israel, demikian juga demi kesembuhan hambanya yang terbaring sakit keras dan hampir mati. (Lukas 7:1-5) Jadi bagi kita yang beriman kepada Tuhan, maka suatu pengorbanan bukanlah merupakan sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan. Jikalau kita memiliki iman yang seperti itu, maka kita pasti akan mengalami mujizat Tuhan. (Lukas 7:10)
Ketiga adalah iman yang disertai kerendahan hati. Orang yang sombong pasti tidak pernah akan bertemu Tuhan dengan sungguh-sungguh. Alasannya karena Tuhan sangat menentang orang yang congkak dan sombong (1 Petrus 5:5). Untuk itu, jikalau kita mau menikmati lawatan Tuhan, maka kita perlu menjadi seorang pribadi yang rendah hati.
Keempat adalah iman yang disertai dengan keyakinan penuh. Jikalau ketika kita berdoa agar Tuhan melakukan mujizatNya, namun setelah itu kita ragu-ragu menindak lanjutinya dengan tindakan/perbuatan kita ; maka kita sebenarnya sedang melecehkan kuasa Tuhan. Sebab iman tanpa disertai perbuatan, maka iman kita itu pada hakekatnya adalah mati atau sama saja dengan tidak beriman/percaya kepada Tuhan. (Yakobus 2:7)
Doa kami :
Tuhan Yesus, sebagaimana perwira itu kami juga merindukan menikmati mujizat-mujizatMu. Oleh sebab itu tambahkanlah iman kami ya Tuhan. Amin.