"Siapakah diantara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya
? Jawab mereka yang terakhir. Jawab Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan
mendahului kamu masuk ke dalam kerajaan Allah". (Matius 21:31)
Perikop diatas sebuah perumpamaan tentang sebuah keluarga yang memiliki
dua anak dan disuruh bekerja melakukan sesuatu. Reaksi anak pertama berkata:
"Ya", tetapi dia tidak melakukannya; sedangkan anak yang kedua
berkata: "Tidak mau", tetapi akhirnya dia melakukannya juga. Maka
timbullah pertanyaan, siapakah yang melakukan kehendak ayahnya ? Jawabannya
adalah anak yang terakhir; meskipun dia berkata "tidak", tetapi dia
menyesal dan sadar bahwa yang menyuruhnya adalah ayahnya yang mengasihinya,
yang perlu dihormati dan ditaati. Dia tidak ingin ayahnya menjadi sedih, namun
sebaliknya dia ingin menyenangkan hati ayahnya.
Tema hari ini kita membahas tentang "Melakukan kehendak
Allah". Dalam kehidupan kekristenan kunci kebahagiaan dan keberhasilan
adalah tergantung pada kesiapan hati kita sebagai pengikut Tuhan, untuk
melakukan kehendak Allah. Melakukan kehendak Allah, bukanlah sebuah beban yang
membuat kita menderita, melainkan justru ketaatan dan kesetiaan kita untuk
melakukan kehendak Allah akan memungkin kita hidup dalam menikmati kuasa dan
mujizat Tuhan.
Apakah itu "kehendak Allah" ? Melakukan kehendak Allah sama
dengan melakukan firman Allah atas pimpinan dan pertolongan Roh Kudus. Sadar
atau tidak sadar, setiap saat hati kita digerakan oleh Roh Kudus untuk
melakukan kehendak Allah lewat firmanNya yang sudah kita baca dan mengerti.
Melakukan "kehendak Allah", bukan hanya sekedar kata-kata
atau merupakan sebuah tekad, melainkan sebuah tindakan. (Matius 21:28-30)
Tindakan yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah kita harus berdoa
untuk mencari tahu apa yang Allah kehendaki. Kita harus giat beribadah kepada
Tuhan, serta bertekun membaca dan melakukan firman Tuhan dengan setia dalam
kehidupan sehari-hari. Melakukan kehendak Allah harus dengan kerendahan hati,
dengan hati yang menyesal, bertobat dan dengan hati yang ingin menyenangkan
hati Tuhan. Kita harus mengaku kepada Tuhan atas semua kesalahan/dosa kita,
bahwa kita seringkali gagal melakukan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari,
karena lupa/lalai, atau karena memang kita dengan sengaja melanggarnya, atau
karena alasan-alasan lainnya.
Seseorang yang bersungguh-sungguh ingin melakukan kehendak Allah, maka
dapat dipastikan bahwa dia adalah seorang yang rendah hati dihadapan Allah, mau
bertobat dan senantiasa rela dibentuk, dididik dan dihajar oleh Tuhan. Orang
itu sadar bahwa dia hanyalah tanah liat ciptaan Tuhan saja, dan sadar bahwa dia
itu adalah milik Tuhan yang sudah diselamatkan Tuhan, dan dibayar lunas dosanya
oleh pengorbanan nyawa Tuhan Yesus disalib. Orang itu selalu berterima kasih
atas semua anugerah dan kebaikkan Tuhan dalam hidupnya, dan dia terus berusaha
menyenangkan hati Tuhan seumur hidupnya, dan menyatakannya dengan hidup taat
dan setia kepadaNya.
Sedangkan bagi mereka yang sombong dan tinggi hati, tidak
sungguh-sungguh mengikut Tuhan, terus hidup dalam dosa dan lupa Tuhan; maka
mustahil bagi mereka untuk dapat melakukan firman Tuhan dan kehendakNya,
menurut ukuran yang dimaksudkan Tuhan.
Oleh sebab itu, agar menjadi pelaku kehendak Allah yang menyenangkan
hatiNya, maka kita harus selalu bertekun dalam doa dan membaca Alkitab, giat
dalam beribadah, dan taat dan setia melakukan firman Tuhan. Hal-hal inilah yang
akan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, mengerti kehendak Tuhan dan
akhirnya akan membuat kita termotivasi menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan
seumur hidup kita.
Doa kami :
Tuhan Yesus, jadikanlah kami sebagai pribadi yang taat dan setia
melakukan kehendakMu dan menyenangkanMu dalam hidup ini. Amin

Persekutuan Doa Air Hidup: Pertobatan dan Pemulihan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar mereka bisa menjadi berkat bagi gerejanya dan memberitakan Keselamatan dari Tuhan bagi mereka yang belum percaya kepadaNya.